⌗⌗⌗
Ezara terduduk dibangku halte sekolah bersama para siswi yang sedang menunggu jemputan. Beda dengan Ezara, ia menunggu kehadiran Gerald yang sedang mengambil motor diparkiran sekolah.
"Duluan ya, Zar." Salah satu siswi berpamitan pada Ezara membuatnya menoleh lalu tersenyum, walaupun Ezara sama sekali tak mengenalnya.
Ponselnya bergetar. Karena penasaran, Ezara menyalakan layar ponselnya dan melihat sebuah pesan dari Gerald.
Gerald
Maaf, kalo mendadak. Gua lupa, nggak sempet bilang ke lo, kalo hari ini gua nggak bisa antar lo pulang, karena gua punya jadwal latihan futsal, dan barusan gua disuruh ke lapangan sama pak Firman.
Ezara meremas ponselnya saat membaca pesan dari Gerald. Seingat Ezara, Gerald hari ini tak punya jadwal latihan futsal, tapi mengapa Gerald harus berbohong padanya? Pesan singkat Friska kembali membuat Ezara curiga pada Gerald. Melihat sekolah sudah terlihat sepi, Ezara mencari seseorang untuk ikut pulang bersama.
Kedua mata Ezara menangkap sosok Gion bersama teman-temannya sedang mengobrol di depan gerbang sekolah. Tak ingin kehilangan kesempatan, Ezara segera bangun dan menghampiri mereka.
Saat sampai di dekat mereka, Ezara menatap satu-persatu ke arah mereka, begitupun keempatnya menatap Ezara dengan wajah tampak heran.
"Belum pulang, Zar?" tanya Gion melihat Ezara hanya diam saat di depan mereka.
"Muka lo murung gitu kenapa?" tanya Glen—teman kelas Gion—menatap wajah Ezara terlihat sedih.
"Nggak usah nampakkin muka jelek gitu, Zar. Mau gimana pun, muka lo mah nggak pernah bisa jelek," goda Aska.
Ezara mendengus kesal mendengar ucapan teman-teman Gion. Ezara sangat menyesal telah datang kemari, namun jika ia tak menghampiri mereka, Ezara tak akan bisa pulang sampai sore.
"Lo sibuk nggak?" tanya Ezara pada Gion, tak menghiraukan mereka.
Gion menyipitkan matanya, menatap wajah Ezara yang terlihat ingin meminta sesuatu padanya. Dibalik mata Ezara, terlihat ada sesuatu niat tersembunyi, membuat Gion tersenyum jahil.
"Jawabannya terlihat jelas bahwa Gion sangat sibuk," sela Regan saat melihat Gion ingin menjawab perkataan Ezara.
"Sibuk ngapain?" tanya Ezara.
"Sibuk mikirin kamu," goda Aska lalu tertawa pelan. Ezara melihat Aska menggodanya, ia hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
"Jangan senyum. Nanti hati Gion berdebar," sahut Glen seraya terkekeh.
Mendengar namanya disebut, Gion menoyor kepala Glen, "Ngaco lo!"
"Kalo gua nggak sibuk, ada perlu apa?" tanya Gion beralih menatap Ezara.
"Tunggu, biar gua yang tebak ekspresi wajah Ezara. Sepertinya lo pasti mau minta pulang bareng 'kan sama Gion?" tebak Regan sambil mendekatkan wajahnya pada wajah Ezara.
Melihat wajah Regan terlihat sangat dekat, Ezara mendorongnya untuk menjauh. Lalu mengacungkan jempolnya, "Jawaban anda sangat tepat."
"Punten, ojek online-nya, neng," gurau Glen pada Ezara seraya memiringkan kepalanya.
"Imbalannya apa?" tanya Gion.
Ezara sedikit berfikir, "Harus ada imbalannya? Berarti lo nggak ikhlas dong?"
"Zaman sekarang, mana ada yang gratis, neng. Kalo lo nggak punya uang, lo bisa bayar pake hati," goda Aska sambil mendekat ke arah Ezara.
"Bego! Nanti dia nggak punya hati dong," protes Glen.
"Nggak gitu konsepnya oon," kesal Aska membuat Ezara terkekeh pelan melihat kelakuan keduanya.
"Nggak usah pikirin ucapan mereka. Tadi gua cuman bercanda, ayo naik," ujar Gion sambil menyalakan mesin motornya.
Setelah melihat Gion sudah memutarkan arah motornya, Ezara langsung naik ke atas motor Gion. Ezara kembali menoleh ke arah teman-teman Gion, tatapan mereka terlihat mesum dan ingin menggoda Gion.
"Anjay, cinta lama bertepuk sebelah tangan tumbuh lagi ya, Yon," ledek Regan membuat mereka tertawa.
"Awas kebablasan, nanti lo malah ngajak Ezara ke hotel lagi," sambung Glen.
"Hati-hati sama Gion, dia tukang modus, Zar." Aska meneriaki Gion agar dapat mendengarnya.
Mendengar mereka terus saja mengoceh, Gion mengangkat tangan kirinya, menunjukkan jari tengahnya pada mereka tanpa menoleh ke arah belakang. Membuat mereka bertiga semakin berteriak.
"Kayanya temen-temen lo udah nggak waras, deh," ucap Ezara saat motor Gion sudah keluar dari area sekolah.
"Kadang mereka emang suka tiba-tiba nggak waras," jawab Gion.
Selama merasa bersama Gion dan teman-temannya, perasaan Ezara kini kembali membaik. Mood-nya benar-benar kembali bersinar karena mereka, melupakan rasa kecewanya terhadap Gerald.
Ezara kini mengetahui alasan mengapa para siswi di SMA Egbert menyukai Gion dan teman-temannya. Itu semua karena sifat kehumorisan yang mereka miliki, yang bisa membuat orang menjadi merasa senang saat didekatnya.
⌗⌗⌗
Semoga kalian masih tetap betah disini, jangan lupa untuk tap ⭐ dan beri komentar sebanyak apapun asal positif.
Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEZARA ✔
Fanfiction[Follow dulu baru baca. Habis baca jangan lupa tap bintang] Memiliki suatu hubungan asmara yang sudah terjalin lama, tak menentukan kedua pihak saling mencintai. Pada faktanya, Ezara harus menanggung semua rasa sakit yang diberikan oleh Gerald. Diab...