30. Semua berakhir

1K 67 13
                                    

⌗⌗⌗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⌗⌗⌗

"Tolong sekali ini aja, dan aku akan jauhin dia kalo kita bisa sama-sama berjuang lagi dari nol," lirih Gerald.

Hati Ezara sedikit tersentuh dengan perkataan Gerald, namun dia segera mengontrol dirinya, dia tak boleh baper hanya dengan kalimat Gerald yang tak ada artinya sama sekali.

Perlahan Ezara melepaskan tangannya dari Gerald, tanpa menatap wajahnya, Ezara berkata, "Selama ini kamu seneng kok, bahagia banget malah sama Friska, kalo memang hati kamu ada sedikit ruang untuk Friska, pasti perlahan kamu juga bakal sayang banget sama dia kaya dulu kamu sayang ke aku."

"Lagi pula, Friska kan cewek yang udah kamu kejar dulu waktu SMP, lantas kenapa sekarang malah gak bisa sayang dia? Dan jelas-jelas kamu bahagia sama dia," lanjut Ezara tanpa sedikitpun menatap Gerald.

"Zar..." Suara Gerald terdengar pelan ditelinga Ezara, mereka berdua saling menahan rasa sakit dihati.

"Pada akhirnya, aku bukan untuk kamu Ger. Jalan kita masih panjang, dan aku juga gak mau kamu durhaka sama ibu kamu," ucap Ezara lagi.

"Tapi kamu gak lagi baik-baik aja Zar, aku gak bisa ning-"

Ezara melirik padanya, "Aku udah bilang, kita sama-sama gak bisa ngertiin satu sama lain. Kamu bukan untuk aku, dan begitupun dengan aku yang bukan untuk kamu. Takdir kita berbeda Ger!"

Gerald hanya menatap kedua mata Ezara, bendungan air yang berada di kelopak matanya, mengalir begitu saja, ada rasa ingin sekali menghapus air mata itu, tetapi Gerald segera mengurungi niatnya.

"Kita bisa bujuk mama kok, kita bisa perbaiki ini semua, kita bi-"

"Bisa apa? Bisa kalo kamu juga jauhin aku? Dari kemarin kemana aja? Aku ada, aku nunggu kamu, tapi kamu asik sama dia sampai aku yang berada disamping kamu aja gak kamu anggap. It hurts Ger, I'm already disappointed."

Melihat Ezara emosi kepadanya, Gerald langsung berlari memeluk tubuh kecilnya, meski Ezara berusaha melepaskannya, Gerald masih tetap mendekapnya erat.

"Ger lepasin," suruhnya dengan suara yang melengking dihiasi oleh suara senggukkannya.

"Give me a minute to hug you like this, I miss you."

Aneh. Lagi-lagi hati Ezara dibuat nurut dan luluh olehnya, hanya untuk sekejap Ezara mendekap tubuhnya juga, dia menangis dalam diam dipelukannya.

Gerald tau jika Ezara sedang menangis saat ini, bajunya yang basah membuktikan Ezara sedang terisak.

"Nangis aja sepuas kamu asal itu bisa bikin kamu tenang, kalo bisa jangan diam-diam, aku gak suka suara tangis yang disembunyikan. Karena kata orang, tangisan yang paling menyakitkan adalah tangisan yang menangis secara diam-diam," ujar Gerald seraya mengelus rambutnya pelan.

⌗⌗⌗

Setelah lama hampir 15 menit, akhirnya Ezara berhenti menangis, begitupun dengan Gerald yang sudah melepaskan pelukannya dari Ezara.

GEZARA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang