36. Kita semua hebat

1.1K 35 5
                                    

Kehadiran Gerald minggu lalu mengubah semua kehidupan Ezara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kehadiran Gerald minggu lalu mengubah semua kehidupan Ezara. Ezara lebih semangat dari biasanya, dia lebih sering tersenyum pula, dan semakin semangat belajar.

Akan tetapi, kesenangan dihatinya pudar saat dia merasa kecewa dengan dirinya sendiri. Ezara gagal, dia gagal lolos masuk ke Universitas yang diinginkannya. Rasa kecewa, sedih, patah semangat semuanya jadi satu, banyak orang yang menyemangatinya namun yang namanya kegagalan pasti akan sangat menyakitkan.

"Lo boleh sedih, tapi jangan nyerah Zar. Gua tau rasanya dikecewain sama diri sendiri gimana, cuma ya lo harus sabar, masih ada kesempatan dilain waktu. Lo juga masih bisa kuliah di tempat swasta," ujar Barret seraya menenangkan Ezara.

"Gua kira gua udah cukup banyak berusaha dan akhir-akhir ini bahagia, malah jadi lupa kalo itu bukan kebahagiaan yang sebenarnya. Papa, Mama, pasti kecewa juga sama gua," lirih Ezara.

"Enggak Zar, kita bangga sama lo yang udah berusaha sebaik mungkin. Udah ya jangan terlalu larut sedihnya, nanti kita ikutan sedih," hibur Barret.

Gerald dari arah belakang menyodorkan satu buket bunga, "Bunga cantik untuk orang yang paling cantik di dunia ini."

Ezara dan Barret menoleh ke belakang. Tepat dihadapan kedua matanya, Ezara menatap lebih dekat wajah Gerald untuk sekian lama tak menatapnya lagi. Tatapan Gerald terlihat persis saat mereka pertama kali bertemu.

"Ekhem," dehem Barret menyadarkan mereka berdua.

Keduanya sama-sama tersadar, Gerald mengubah posisinya menjadi duduk dihadapan Ezara. Dia kembali memberikan buket bunga itu dengan diterima langsung oleh Ezara.

Jika dilihat selama dua minggu ini, Gerald kembali menjadi dirinya yang dulu, versi dimana Gerald menyukai Ezara. Bukan suka lagi, sepertinya saat ini Gerald jatuh cinta kepada Ezara untuk pertama kalinya.

"Bener kata Barret, kita bangga kok sama lo yang udah nunjukin kalo lo bisa, berusaha terus menjadi yang terbaik meski sekarang hasilnya masih belum bagus, siapa tau nanti ada dimana hari semua hasil itu jadi sempurna terbentuk dan lo bisa bahagia selamanya," seru Gerald tersenyum pada Ezara.

"Enggak sedih kok, cuma kecewa aja. Kesel dikit sama diri sendiri," keluh Ezara.

"Ya udah hilangin dikit-dikit keselnya, udah ada gua sama Barret disini, jadi jangan ngerasa benci sama diri sendiri ya? Lo perempuan hebat yang pernah ada di sekolah ini," puji Gerald.

"Tapi bagi gua nih ya, lo itu perempuan hebat yang pernah gua temuin di dunia ini," sela Barret.

Ezara tertawa pelan, "Apaan dah kok kalian malah ngeributin itu. Barret kelihatan banget modusnya, lo juga modus Ger!"

"Idih, padahal beneran," kesal Gerald.

"Bukannya bilang makasih udah dipuji, malah jawab apaan apaan," protes Barret.

"Ya udah makasih ya, berkat lo berdua perasaan gua udah mendingan, gak kesel lagi. Oh iya, yang lain mana?"

"Mereka masih ada di acara perpisahannya. Mau kesana lagi?" jawab Gerald.

GEZARA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang