Tiga puluh - cemburu

914 44 0
                                    

zerga duduk dengan tenang, padangannya mengarah pada TV di hadapannya, walaupun begitu pandangan zerga terlihat kosong. kepalanya menyender pada pundak zevana, dan tangannya menggenggam erat gadis itu. laki laki yang di kenal cuek di sekolah, sekarang tampak tidak ingin pisah dengan adiknya.

sedangkan lion, ia mengurusi pemakaman hariz yang akan di laksanakan secepatnya.

TING!

arka mengirimkan pesan kepada zevana. hal itu membuat zevana menggerutu dalam hati.

arkazvn
shilla

tunggu, sejak kapan arka mengganti username dari sosial medianya itu. bisa bisanya laki laki itu menggunakan namanya. zevana tersenyum. semua itu tidak lepas dari tatapan mata berwarna abu abu milik zerga.

arkazvn
plng
arkazvn
gua tnggu 20 mnt

Karena melihat waktu yang di berikan arka, zevana langsung bangkit dan membuat zerga terkejut. "mau kemana?" tanyanya dengan suara serak

"ka--

" zerga aja, kita saudara van."

batin zevana menghangat.

"zerga, vana pulang yaa."

zerga menggeleng kuat. ia harus egois sekarang. ia tidak bisa sendiri, ia butuh zevana di sisi sisinya. "udah malem vana. lo, gua larang pulang. gua mau lo tetep disini," pada akhiran kalimat, suara zerga memelan. semakin berat zevana meninggalkan laki laki itu sendiri. mau bagaimana lagi, besok ia akan menerima kosekuensi arka.

gadis itu memeluk abangnya. walaupun sedikit canggung tangan zerga bergerak untuk membalasnya. "zerga tau? yang suruh vana pulang itu arka."

zerga mengelus rambut panjang zevana. ia tahu sekarang jawaban dari perasaan perasaan yang muncul ketika bersama zevana. "maksudnya gimana hm?"

"sebenernya vana mau kasih tau ini besok. sekalian lengkapnya. tapi arka malah bangun terus vana pulang," kekeh vana.

"arka suami vana. "

~•~

arka terbangun dari tidurnya karena merasa kan haus pada tenggorokannya. tapi kenapa zevana tidak ada di kamarnya maupun di kamar gadis itu sendiri.

arka berlari cepat menuju pos para bodyguard. kata mereka sekitar pukul 12 kurang, gadisnya pergi meninggalkan rumah. gadisnya itu gadis baik baik kan, tidak mungkin seorang zevana mengenali dunia malam.

arka membuka handphonenya. posisi zevana tidak terdeteksi. laki laki itu mendecak sebal.

arkazvn
shilla

jelang 1 menit zevana tidak juga membalasnya. padahal posisi chatnya sudah di baca oleh gadis itu. ia tidak akan marah jika alasan gadis itu masuk di akalnya.

arkazvn
plng
arkazvn
gua tnggu 20 mnt

yup arka tahu itu waktu yang singkat. tapi arka tetaplah arka, zevana harus menuruti itu. bisa saja yang tadinya arka tidak berniat marah, malah akan marah nantinya.

"kemana sih"

~•~

barita soal kematian hariz sudah mulai menyebar. tentunya hari ini seleruh anggota wolveranger akan ikut dalam pemakaman hariz. tadi pagi, masalah zevana sudah selesai dengan arka.

bagusnya laki laki itu mengerti. walaupun ia bingung dari sekian banyak orang yang zerga kenal, kenapa dia malah menghubungi zevana yang jelas jelas baru di kenal ya. dan zevana sangat tahu jika keduanya berteman, kenapa gadis ya tidak mengajaknya tadi malam.

pemakaman berjalan lancar. zerga sedari tadi tidak bergeming. ia hanya akan menjawab atau hanya mendengarkan perkataan zevana.

"zerga, kita pulang ya. vana anterin zerga pulang terus vana lanjut sekolah dulu. masih ada beberapa menit."

"gua gamau pulang vana."

arka melihat interaksi keduanya dalam diam. ada gejolak cemburu di hatinya. tentu ia tidak akan bilang.

saat ia melihat zerga akan memeluk gadisnya, dengan sigap arka langsung berpindah tempat berada di antara ke duanya.

"jangan sentuh"

melihat arka yang menghalanginya zerga teringat perkataan zevana kamarin. "gua mau lu putusin syeila hari ini. atau gua bisa bikin lo pisah sama zevana"

bughh

arka monjok pipi zerga. hal itu membuat zevana memekik pelan. ia menghampiri zerga dan membantunya berdiri dengan tegak. "hari ini. gua tunggu kabarnya."

zerga menggiring zevana pergi dari sana. menjauh dari arka. mereka masuk kedalam mobil alphard yang sudah di sediakan oleh anak buah lion.

"gua ga mau pulang ke rumah. gua ikut lo sekolah."

"ish jangan gitu lahh kak, kakak pulang yaa. istirahat dulu. nanti pulang sekolah vana kesini. malemnya kita kan ada acara sama mama papa."

"pokoknya gua ga mau pulang."

"ululululu ini adeknyaa yang mana sii," ucap zevana sambil memainkan pipi zerga.

"yaudaa, vana tau zerga haruss kemana. tapi ini agak jauh arka jadi kita pisahh yaa. nanti di sanaaa zerga cari yang namanya alfa, teruss zergaa bisa main main sama alfa."

"kemana?"

"ini tempatnya aman kok. zerga percaya kan sama vana."

zerga mengangguk mengiyakan.

"pak, anter ke markas ya."

markas? zerga menatap bingung zevana yang baru saja keluar dari mobil. ikuti saja lah. ia percaya dengan adiknya itu.

zevana berlari kecil menghampiri arka yang ternyata masih disana. tampaknya laki laki itu baru saja akan meninggalkan pemakaman bersama teman temannya.

"arka," panggilnya.

laki laki itu menoleh ke arah zevana. ia langsung melemparkan jaketnya karna tahu gadis itu akan ikut bersamanya.

teman teman arka yang melihat itu terheran. arka melepaskan jaket kebanggannya untuk zevana? yang benar saja. bahkan memberikan jaket itu kepada inti Wolveranger saja sudah ogah ogah. bisa di lihat di sana, wajah nendra yang paling menunjukan ketidak sukaan.

"makasi arka"

arka mengulurkan tangannya untuk menjadi tumpuan zevana. ia itu pengertian. istrinya itu sangat mungil. ia akan kesusahan untuk manaiki motor besarnya.

dalam perjalanan hanya ada suara mesin motor yang saling bersautan. hingga akhirnya arka membuka suaranya.

"ada hubungan apa lo sama zerga?"

Zevana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang