Dua puluh dua - remaja labil

864 47 1
                                    

"terus lo berpakaian kayak ini di sarang musuh?"

"anjing gak mencerminkan cantiknya levator bangettt"

Zevana mengembungkan pipinya. sulit memang menerima langsung perkataan perkataan anggota levator. memangnya kenapa kalau ia berpakaian seperti ini

revan yang melihat perubahan raut wajah zevana pun terulur menghelus rambut gadi itu. "bukan gitu cantik. zevana pasti punya maksud sendiri kan nyamar kayak gini?"

"lo... mau jadi mata mata?" tanya zerga ragu.

"diem lo. kalo bukan gara gara zevana lo udah abis sama kita disini" bagaimana pun mereka tetap musuhnya. tidak bisa jika damai secepat itu. walaupun zerga sendiri mulai menghilang kan rasa was wasnya karena melihat bagaimana levator memperlakukan zevana

zevana menampilkan cengirannya. "vana iseng aja"

raut wajah serius anggota levator hilang seketika dan tergantikan dengan wajah jahil mereka

"serang?" tanya alex kepada teman temannya.

'serang? mereka mau nyerang gua?' batin zerga

"gass lahh"

mereka langsung bergerak mengerubungi zevana. takut zevana kenapa napa zerga pun berdiri dengan refleks.

ternyata hanya prangsaka buruk zerga saja. anak anak levator menggelitiki zevana hingga tawa gadis itu terdengar keras.

tawa zevana menimbulkan senyuman tipis di wajah cuek zerga

~~~

"jadi, lo mau ceritain kapan?" tanya zerga saat mereka sudah kembali ke parkiran motor zerga

"dua minggu lagi"

tangan zerga berhenti menggunakan helmnya. ia sedikit menoleh ke arah zevana yang ada di belakang. "yang bener aja lo? gua keburu jenggotan"

"kak zerga mau jenggotan 2 minggu lagi?"

sudah lah. zerga malas berdebat dengan zevana.

setelah sudah menggunakan helm nya dengan benar, zerga menyalakan motornya untuk meninggalkan rumah sakit

"van lo inget ya, lo pegang kepercayaan gua. jangan bikin kecewa"

"iyaaa kak zerga vana ngerti"

hening, tidak ada yang berbicara. sesampainya di rumah zevana, ia di kejutkan dengan adanya mobil arka di rumahnya. bukannya laki laki itu akan pergi bersama syeila?

dengan panik zevana turun dan langsung menyuruh zerga pergi. terlambat arka sempat melihat zerga sebentar. untuk menutupi kegugupannya zevana memberikan arka senyumannya.

"siapa?"

bukannya menjawab, zevana malah memberikan pertanyaan balik. "haii, arka kok disini? bukannya mau jalan sama kak syeila?"

"batal. gausah ngomongin dia"

apakah ada sesuatu yang terjadi antara arka dengan syeila? tampaknya tidak. soalnya sepertinya mood arka tidak buruk, atau mungkin laki laki itu yang mudah untuk menyembunyikan nya

"design"

"design apa?"

"kamar lo"

"oohhh buat yang di rumah kemaren?"

"hm"

"ish kalo buat itu kenapa arka gak minta aku tadi aja, kirim ke line arka"
zevana meyalakan handphonenya dan langsung berniat mengirimkan design model apa yang di itu inginkannya itu

"ga punya"

"apanya sih yang gak punya" belum saja zevana mengirimkannya ke arka, fokusnya kembali ke laki laki yang berdiri di hadapannya

"line"

"ila punya kok kak"

"kenapa gak di chat?"

"ha?"

seperti tersadar, arka meninggalkan zevana yang memasang wajah bingung. zevana pun mengikuti arka di sampingnya

"gimana arka maksudnya?"

"bawel"

"ish makanya ngomongnya tuh yang jelas"

"lupain"

zevana diam sebentar. "terus arka engga pulang? kan designnya udah"

arka menoleh ke arah zevana. ia menatap tajam gadis itu. perkataan zevana seperti mengusirnya.

"ganti baju. kita pergi"

"kemana ar?"

"banyak tanya"

dari pada semakin memakan banyak waktu, zevana pergi ke kamarnya dan mandi lalu berganti baju

dari pada semakin memakan banyak waktu, zevana pergi ke kamarnya dan mandi lalu berganti baju

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"arka, kenapa kalo kita pergi arka selalu bawa mobil?" tanya zevana memecahkan keheningan.

zevana bingung bukannya arka lebih suka dan selalu kemana mana menggunakan motor? tapi kenapa ketika mereka pergi bersama arka selalu menggunakan mobil

'biar lo nyaman' batin arka

tentu saja arka pasti tidak akan menjawab seperti itu. ia memilih diam, tidak menjawab.

setelah kejadian pulang sekolah tadi, hatinya tidak tenang. ia pun membatalkan janjinya untuk pergi bermana syeila. ia meninggalkan gadis itu sendiri.

arka seperti remaja labil. sampai sampai saat perjalanan ke rumah zevana ia berfikir mengenai hatinya

apakah perasaannya kepada syeila hanya sebatas perasaan sesat karna ia rindu pada gadis yang telah meninggalkannya itu?

tapi saat bersama zevana, hatinya seakan menerima kehadiran gadis itu. sedangkan otaknya tidak

melihat arka yang diam dan tampaknya tidak ingin berbicara, zevana ikut diam. sayangnya rasa kantuk cepat menghampiri nya

arka mengendus kesal ketika melihat zevana yang tertidur lengkap dengan dengkuran halus

ia tidak tega dan tidak sejahat itu untuk membangunkan zevana. arka lebih memilih memberhentikan mobilnya di pinggir jalan.

di mundurkannya sandaran kursi zevana agar gadis itu lebih nyaman. matanya terpaku saat melihat wajah zevana dari dekat.

arka menggeleng pelan. arka tersenyum. mengeluarkan senyuman yang beberapa tahun ini yang tidak pernah ia keluarkan. arka terkekeh atas pemikiran yang barusan terlintas di otaknya

"masa gua pikir dia cantik"

Zevana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang