Dua puluh tujuh - manja

962 45 1
                                    

zevana berlari di ikuti oleh zerga di belakangnya. sesampainya di taman depan sekolah mereka hanya mendapatkan inti Wolveranger, satpam, dan juga beberapa petugas kebersihan. dari sana zevana bisa melihat arka menatapnya tajam.

"van ini ada apa?" tanya zerga ketika laki laki itu sudah tepat di samping zevana

"levator nyerang"

zerga terkejut. "HAH?! KOK GUA GA TAU"

"kak ish jangan teriak teriak. coba tanya temen temen kakak sana"

zerga mengangguk kecil. saat ingin pergi dari tempatnya, zevana menahannya terlebih dahulu.

"kak, nanti malem kita ketemu. ada yang penting"

"soal?"

"om hariz"

raut wajah zerga berubah. di antara semuanya, yang mengetahui tentang papanya itu hanya zevana. kalau zevana meminta seperti itu berarti ada sesuatu kan?

zerga memasang wajah datar. "ya"

di sisi lain arka terus menatap tajam gadis yang baru saja datang bersama sahabatnya. sebenarnya ada apa di antara zerga dan gadisnya. sampai mereka memiliki hubungan serius, tentu saja arka juga akan memberikan konsekuensi yang serius pula

walau pun zevana telah berjalan menjauh, mata arka tidak lepas dari punggungnya.

"ar, tadi gua liat lo kayak emosi banget. ada apa?"

"ga" jawabnya cuek.

"yehh ni bocah ya. minta di tenggelemin" kata zaky geregetan

arka menatap balik zaky. ia menyeringai. "emang bisa?"

kali ini agam yang berbicara. "jangan gitu boss, dedek belom siapin pemakaman yang pas buat abang zaky"

zerga yang baru sampai mengendus pelan. kapan teman goblok nya itu bisa serius

"lo ngapain sama cewe centil ga?"

"papasan tadi"

ia tidak bohongkan? ia hanya menjawab seadanya saja

suara arka mengalihkan perhatian mereka. ucapan arka yang singkat namun tidak jelas suka sekali membuat teman temannya harus menahan emosi. "jauh jauh."

"lo tuh kalo ngomong yang jelas apa si ar" kesal gatran. sungguh jika ia melebih kuat dari arka, mungkin gatran sudah menjitak laki laki itu

"Ashilla"

semua memasang wajah bibgung kecuali zerga. ia masih dengan wajah datarnya

"maksud lo? lo berdua kenapa jadi selalu berhubungan sama cewe centil itu sih"

zerga dan arka refleks mengeluarkan tatapan tajamnya untuk nendra. kenapa laki laki itu tidak suka pada zevana? sebenarnya ada apa dengan nendra

"jaga mulut" ujar zerga singkat. jujur ia tak tahu mengenai perasaannya kepada zevana. yang jelas ia merasa harus menjaga zevana, ia juga merasa nyaman dengan zevana.

"jauh"

kini zerga beralih menatap tajam arka. "kenapa?"

"ga suka"

"apa hak lo bangsat ngatur ngatur?"

"punya gua"

"terserah lo deh. makin lama lo gak jelas. kalo mau syeila ya syeila aja, gausah ashilla. urus aja cewek yang nyebabin permusuhan Wolveranger sama levator, gausah urusin ashilla. punya otak kan lo?"

zerga langsung pergi tanpa memperdulikan tatapan heran teman temannya. pasalnya zerga sama seperti arka jarang ngomong. walaupun zerga tidak sekaku arka. ia masih bisa di ajak gila gilaan dan bercanda

~•~

arka menarik tangan gadis yang sedang berbicara dengan teman temannya itu. "pulang"

Zevana mengangguk mengerti. ia melambaikan tangannya kepada teman temannya. sebagai balasan teman teman zevana menatap aneh kejadian di hadapannya. sepertinya mereka harus mengintrogasi zevana nanti

arka melepas dan melemparkan jaketnya kepada zevana. ia menaiki dan menyalakan motor sportnya di ikuti oleh zevana yang memasang wajah bingung sambil menatap jaket kebanggaan arka. jaket yang menunjukan bahwa dirinya adalah pemimpin Wolveranger.

"tutup"

"apanya?"

"rok"

ooohh zevana paham sekarang.

tanpa mereka sadari, sebenarnya ada dua orang yang memantau kegiatan keduanya dari jauh

setelah di rasa zevana sudah siap arka melajukan motornya seperti kesetanan. mau tidak mau zevana memeluk arka karna takut jatuh. di balik helmnya arka tersenyum kecil

tak butuh waktu lama mereka sampai di depan rumah. arka memberhentikan motornya lalu memberikan kuncinya kepada bodyguard rumah mereka. biarkan bodyguard itu yang menaruh motornya di basement

mereka berjalan bersama hingga di depan kedua kamar masing masing. "makan" kata arka sebelum menghilang di belakang pintu.

karena sudah beberapa hari selalu bersama arka. zevana sudah mengerti maksudnya. arka ingin makan setelah laki laki itu membersihkan badannya.
artinya zevana harus segera memasak untuk mereka berdua.

zevana memutuskan tidak langsung mandi. ia hanya berganti baju. ia langsung menuju dapur.

ia berniat untuk memasak makanan yang selalu arka pesan di The Taste Coffee. tentu saja zevana bisa memasaknya sama persis. karena resep itu adalah buatan zevana

 karena resep itu adalah buatan zevana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

zevana mulai sibuk dengan kegiatannya. tanpa sadar arka sudah duduk di meja makan sambil memperhatikannya. saat sudah selesai, zevana berbalik dan terkejut melihat arka. gadis itu ter kekeh pelan melihat rambut arka yang berantakan.

ia meletakan satu piring di hadapan arka dan di sebrang arka. ia mengahmpiri arka dan mensejajarkan wajahnya dengan wajah arka yang sedang duduk. zevana tersenyum kecil. "rambut arka berantakan"

arka membalas tatapan zevana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

arka membalas tatapan zevana. niat untuk menintrogasi zevana tentang zerga pun hilang seketika. "rapiin" arka manja. beda sekali dengan nada arka yang selalu tajam dan datar

zevana terkekeh, arka tampak menggemaskan. "tangan ila bau masakan arka"

sepertinya arka belajar dari zevana. laki laki itu mengembungkan mulutnya kesal. "yaudah, GAUSAH" arka meraih rambutnya, bukan semakin rapi, rambutnya malah semakin berantakan

"ih kok arka ngegas"

Zevana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang