Empat Puluh tiga - balas dendam

1K 40 30
                                    

Dengan langkah gontai Arka memasuki kamar apartemennya. Ya, sebut saja dia sudah kehilangan akal. Arka menerima kembali syeila menjadi pacarnya.

ARGHHH

Prangg

Hiasan meja memecahkan cermin. Arka mendekati cermin tersebut lalu menatap bayangannya.

Brakk

Cermin tersebut semakin hancur. Darah segar mengalir dari jari jarinya. Ia tidak berani menghadiri pemakaman ibundanya hari ini.

Badannya meluruh hingga duduk. Apakah zevana akan sakit hati mengetahui dirinya kembali menjalin hubungan dengan syeila? Arka terkekeh.

TING!

Arka meraih handphonenya dengan terburu buru. Pesan dari nomor yabg tidak di kenali.

085625xxxx

So sweetMenurut lo cocok?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

So sweet
Menurut lo cocok?

Brakk

Kini hp Arka yang hancur. Arka mengenali kedua orang tersebut. Zevana dan Zerga.

Arka tahu, pernikahan mereka atas keterpaksaan bundanya. Tetapi apa pantas, vinka baru saja di makamkan dan sekarang gadis itu sudah bersama laki laki lain?

~•~

Tidak bisa di pungkiri hati Zevana terasa tenang berada di tempat ini. Setelah pemakaman vinka berlangsung, Zevana dan inti Zervanos langsung meninggalkan tempat atas perintah Aksara. Mereka di tugaskan untuk membangun kerja sama dengan Bima, ayah Syeila sekaligus musuh mereka.

Bukan atas nama ZRV CROP melainkan perusahaan milik teman baik Aksara. Pertemuan ini hanya melibatkan Ken, Erza, dan Aero. Sedangkan yang lainnya memantau segala pergerakan.

Zerga dan Zevana menikmati pemandangan di pinggir laut. Jika tidak mengenal mereka, mungkin mereka akan di kira pasangan.

"Lo seneng?"

"Kira kira... Arka gimana ya sekarang? Tadi di pemakaman bunda, Arka ga ada," Zevana memejamkan matanya menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya.

Ya walaupun sekarang hubungannya dengan Arka sudah tidak baik, Zerga tetap mengkhawatirkan laki laki itu seperti Zevana."Udah jangan di pikirin," Zerga memegang kedua lengan zevana agar gadis itu menghadapnya.

"Nanti jadi gila."

Zevana terkekeh mendengarnya. Benar yang di katakan Zerga, ia harus lebih fokus kepada pembalasan dendam ini.

~•~

Jaket jeans abu abu dengan logo queen, tank top, celana pendek, dan masker hitam, melekat pada tubuh Zevana.

"Siap?"

Zevana menarik nafas dalam. Ia mengangguk.

Bunyi deru motor membuat jalanan terasa ramai. Zevana memilih manggunakan motor untuk sambil menenangkan diri dari pada mengikuti rombongan yang menggunakan mobil.

Mereka sampai di depan sebuah gedung tempat Damar berserta anak buahnya berada.

"ingat, sisakan Damar untuk saya."

Perintah itu menjadi awal mula penyerangan.

Zevana memimpin kolompok yang akan menyusup dan menyerang setelah kelompok yang di pimpin oleh Ken.

Shit.

Umpatan keluar dari Zevana. Jarang sekali ia mengumpan, namun sekarang tak tertahankan karena ternyata lawannya adalah kaki tangan dari Damar.

Laki laki dengan wajah tegas dan tubuh yang kekar.

Cara yang paling memungkinkan untuk melawannya adalah menggunakan alat bantu. Ia memilih pisau.

Pisaunya memberikan goresan kecil di pipi laki laki itu.

Tak lama setelah itu pisau yang di genggam Zevana terjatuh. Di susul oleh badannya karena mendapat serangan yang cukup kuat dari lawannya itu.

Zevana mencoba bangun. Samar samar Zevana mendengar bisikan. "maafkan saya."

Bughh

Satu tonjokan mendarat di pipinya. Darah mulai terasa keluar dari sudut bibirnya.

Laki laki itu menegapkan badan zevana dengan hati hati lalu bergerak membuka masker Zevana. "saya tau kamu siapa," ujarnya pelan.

Otak Zevana berputar mencari maksud dari laki lali itu. Matanya membulat ketika matanya bertubrukan dengan mata lawannya.

Altherio.

"a-Al?"

Sttt

Laki laki yang di panggil Al oleh Zevana itu meletakan telunjuknya di bibir Zevana. "Saya minta maaf," ujarnya.

"Kamu cepat pergi dari sini. Saya tau saya akan kalah hari ini. Tapi kamu sudah jadi target orang lain," Al mengelap darah Zevana dengan ibu jarinya.

"Pintu kiri kosong. Rencana kalian berhasil. Kamu bisa keluar lewat sana. Jaket kamu jangan sekali kalinya kamu lepas."

Al tersenyum lalu menepuk pelan kepala Zevana. "See you."

Selama Zevana mengenal Al, laki laki itu tidak pernah bohong padanya. Apa ia harus percaya?

Situasi memang sudah di kendalikan oleh Araster dan juga Zervanos.

Oke ia memutuskan untuk mengikuti arahan Al.

Sampai sini Zevana percaya pada Al. Pintu kiri memang kosong.

Tetapi ia bingung harus kemana.

Walaupun bingung ia tetap mengandarai motornya dengan kecepatan yang lumayan kencang. Saat di belokan pertama. Beberapa mobil tampak mengejarnya.

"apa ini yang di maksud Al?" gumamnya.

Suara ban motor zevana berbunyi kencang.

BRAK

Zevana terjatuh. Seketika ada mobil lain yang menghadang dari depan. Gadis itu bisa merasakan ada yang salah dengan kakinya setelah terjatuh dari motor. Tidak mau putus asa begitu saja, ia memaksakan diri untuk bangun. Sayangnya usahanya gagal.

"JANGAN MENDEKAT."

"hey, kalo lo gak memberontak kita bisa bawa lo dengan baik baik."

DOR

akhhh

Zevana tepat menembak perut salah satu dari mereka. Pasrah? Tidak akan.

Akhirnya ia bisa berdiri dengan tegap. Ia hanya bertumpu pada salah satu kakinya.

"Sialan."

Zevana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang