Tiga - Ayo Sekolah!

1.3K 65 43
                                    

"PAGI YANG CERAH WAKTUNYA VANA KESEKOLAH"

"VANA JANGAN TERIAK TERIAK"

"MAMA JUGA TERIAK

"KALIAN BERDUA JANGAN TERIAK TERIAK"

"PAPA JUGA TERIAK," memang salah jika Adam ikut dalam perdebatan dua wanita kesayangannya itu. Ia pasti akan menjadi pihak yang kalah karena kalah suara.

Zevana berjalan menuju ruang makan lengkap dengan seragam yang sedikit lebih longgar dari yang biasanya ia pakai, softlens hitam, kaca mata non minus, warna kulit yang sudah ia buat menjadi lebih coklat, dan rambut yang di kepang dua longgar

Zevana berjalan menuju ruang makan lengkap dengan seragam yang sedikit lebih longgar dari yang biasanya ia pakai, softlens hitam, kaca mata non minus, warna kulit yang sudah ia buat menjadi lebih coklat, dan rambut yang di kepang dua longgar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"pagi mah, pah"

"ayo langsung sarapan, biar bisa berangkat lebih cepet" Asyra pun mengambilkan makanan untuk Zevana ketika gadis itu telah duduk di tempatnya

"kamu tetep cantik sayang" puji Adam sambil menilai penampilan Zevana

"kan putri papa Adam sama mama Asyra"

Percakapan keluarga kecil itu pun berhenti sampai di situ. Mereka memulai sarapan dengan suasana yang hikmat. Selesai dengan sarapan, Zevana pun langsung berangkat menuju sekolahnya, SMA Dirgantara, di antar oleh Adam.

"pah, inget ya jangan bilang bilang kalo vana anak papah"

"iya sayang, serahin sama papah" Adam memukul pelan dada kirinya menggunakan tangan yang terkepal sambil menunjukan wajah songongnya

"yaudah vana sekolah dulu ya pah" setelah menyalimi tangan Adam, Zevana segera turun dari mobil sang papa dan bergerak menuju TU untuk meminta informasi mengenai kegiatan hari ini dan kelasnya

Ia pun menerima arahan dari salah satu guru di sana yang bernama Bu Dewi. Ia mencari kelas X IPA 2 yang akan menjadi kelasnya.

"ini kenapa sekolahnya gede banget sih"

Disisi lain, Zerga Alexander Pratama, atau yang kerap di panggil zerga itu memandang seorang gadis yang sedang kebingungan itu. Dari gerak geriknya, Zerga sudah bisa menebak jika Zevana adalah salah satu murid yang baru masuk pada tahun ajaran ini. Akhirnya ia memutuskan untuk menghampiri Zevana

"hey"

"lo anak kelas 10 kan?" tanya zerga, fyi, Zerga adalah wakil ketua osis di SMA Dirgantara walaupun penampilannya sangat tidak mendukung hal tersebut.

"eh, iya kak, kemarin saya berhalangan hadir jadi hari ini saya sedikit bingung"

"lo dapet kelas X berapa?"

"X IPA 2"

"yaudah kalo gitu gua anter aja"

Zevana dan zerga pun berjalan berdampingan. Selama perjalanan Zevana merasakan jika dirinya menjadi pusat perhatian beberapa siswi. Dengan segera ia mengecek penampilannya

Zevana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang