Delapan belas - dress

862 50 3
                                    

"hmm kak, aku boleh tanya?"

tidak ada jawaban dari arka. pandangan laki laki itu terfokus pada jalanan di hadapannya

setelah menghilangkan rasa takutnya, zevana memberanikan diri mengangkat suara kembali

"maaf kak. kenapa kakak bilang aku murahan terus?"

arka melirik zevana melalui ekor matanya tanpa minat. "emang lo murahan"

"ish kak aku butuh alasan tau. kakak gak sadar? aku selalu sakit hati dengernya kakak bisa gak lebi--

setetes air mata zevana jatuh dari mata indahnya. ada rasa gusar di hati arka melihat air mata zevana

"dimana letak gak murahannya lo, lo ngejer gua tapi berduaan sama cowok lain?"

otak zevana berpikir keras. kapan dirinya bertemu laki laki lain sebagai 'ashilla'

"taman"

ahh zevana paham sekarang. waktu di taman bukan hanya zevana yang menyadari kehadiran arka tetapi arka juga menyadari kehadirannya

"aku cuma ngobrol doang kak"

"cubit pipi?"

helaan nafas keluar dari mulut zevana. ia bimbang, apakah ia harus menceritakan soal levator. zevana takut nantinya Wolveranger dan levator akan adu kekuatan

tapi sepertinya itu tidak akan terjadi. siapa dia sampai sampai arka akan membalas perbuatan levator, walaupun itu sendiri membuat levator menyesal.

"oke aku cerita tapi kak ar--

"gausah pake kak"

"tapi arka jangan potong ucapan illa dulu ya?"

lucu, ucap arka dalam hati. ia suka mendengar ashilla menyebutkan namanya sendiri

"arka inget kan waktu itu arka ninggalin illa di sekolah terus pergi sama kak syeila?"

jujur saja arka lupa, tidak penting. walaupun ia tak ingat arka tetap menganggukan kepalanya

"waktu arka udah pergi, illa kan pulangnya jalan kaki. terus ada yang minta tolong"

"hm"

"yang minta tolong itu, laki laki yang arka liat sama illa. illa cari tau asal suaranya. terus illa liat kak bagas lagi di keroyok. ya illa bantuin. pas di taman itu, kak bagas jelasin mereka siapa"

"siapa?"

"arka kayaknya tau deh. levator"

deg

"lo di apain?"

"engga di apa apainn, mereka baik banget arka"

"boong"

"illa serius" zevana mengangguk mantap, meyakinkan arka.

"lo di apain" suara arka mulai meninggi

"d-di tampar, ta-tapi gak sakit"

arka mencengkram erat stir mobil. ia memberhentikan mobilnya di pinggiran jalan lalu mengetikan sesuatu di handphone. zevana diam sambil menatap bingung arka

arkaalfianno
levator
arkaalfianno
12 mlm
arkaalfianno
gdng tua barat
arka afianno
@alaskazerga

setelah merasa zerga akan paham tentang pesannya, arka mengendarai kembali mobilnya dengan kecepatan tinggi. tak lama mereka sampai di butik milik vinka

Zevana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang