arka meraih jaket dan kunci motornya. waktu menunjukan jam 1 lewat sedikit.
karena ia bosan di rumah, ia memutuskan untuk berangkat lebih awal. mungkin ia akan berkeliling terlebih dahulu.
motor besarnya melaju dengan kecepatan tinggi. entah apa yang membuatnya sampai kesini. arka sekarang berada di danau yang asri, tempat yang dulu paling ia sukai.
arka naik ke rumah pohon yang ada di sana. beberapa anak tangga sudah mulai rapuh karena tak terawat. laki laki itu duduk di pinggiran rumah pohon. matanya menatap danau yang luas. raganya disini, tetapi pikirannya sedang berkelana dalam kenangannya
flashback on
"KALO LO DATENG SAMA ANGKAT TELFON DIA, SEKARANG DIA MASIH HIDUP ARKA!"
arka menatap dingin laki laki di hadapannya. ia terima. ia memang salah. tetapi apakah laki laki itu tidak memikirkan dirinya yang juga merasakan kehilangan?
"serang gua kalo itu buat lo puas."
revan memberikan banyak tinjuan dan tendangan pada badan kekar arka. sama sekali tidak ada balasan yang di berikan oleh arka. ia benar benar memberikan revan tempat untuk melampiaskan segala emosinya.
"BARA PERGI! ITU SEMUA GARA GARA LO. LO PEMBUNUH."
bara, sahabat kecil revan dan juga arka kemarin baru saja menghembuskan nafas terakhirnya. laki laki itu berbeda dengan arka dan revan. ia tidak bisa berkelahi. sebab itu ia menjadi incaran musuh Wolveranger dan levator
Saat bara di habisi oleh musuh mereka, bara menelfon arka berharap laki laki itu akan membantunya. tetapi di waktu yang bersamaan vinka jatuh sakit. arka tidak sempat menerima telfon dari bara.
di lain sisi revan mendapat panggilan suara dari musuhnya mengenai kondisi bara yang menjadi tawanan mereka. jelas revan langsung menghampiri tempat kejadian. ia terlambat. ia hanya menemukan bara yang bersimbah darah dan handphone bara yang menampilkan contact arka.
revan benci ketika mengingatnya. ia terus melampiaskan emosinya pada arka, hingga suara yang meneriaki nama arka memberhentikan kegiatannya.
"APA MAKSUD LO HAH? LO MAU BUNUH PACAR GUA? JAWAB GUA REVAN!"
syeila. yup gadis itu.
'pacar?' tanya revan dalam hati. ia diam melihat arka yang di bantu syeila untuk duduk.
AKHHHH
teriak revan. laki laki itu sedikit menjongkok untuk menyamai tingginya dengan arka.
"oohh selain pembunuh lo juga tukang tikung yang hebat ya? lo gak pantes bahagia."
revan meninggalkan arka dan syeila yang mematung.
ada yang revan tidak ketahui. arka dan syeila sudah berpacaran sebelum revan memiliki ketertarikan terhadap syeila.
flashback off
arka menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan bayangan bayangan masa lalunya.
ternyata sudah cukup lama ia disini. arka bangkit dan pergi ke tempat yang sudah di tentukan oleh revan.
sesampainya ia disana, arka membuang nafasnya kasar. ia sendiri dan revan datang dengan teman temannya.
"kali ini bukan soal bara ataupun syeila." itu kalimat yang pertama kali revan katakan.
arka sedikit memiringkan kepalanya.
"zevana."
segala umpatan arka sebutkan dalam hatinya. apa rencana revan sehingga membawa bawa gadisnya.
"kalo gua menang, lo jauh jauh dari vana. kalo lo yang menang, gua lupain perasaan gua ke cantiknya levator. deal?"
"ya"
arka kembali menggunakan helmnya. suara motor besar arka dan revan saling bersautan menunjukan kekuatannya.
"GO!"
arka melajukan motornya dengan kencang. ia sengaja lebih lambat dari revan, antisipasi jika revan memiliki rencana lainnya.
~•~
Zevana menjalankan motornya tanpa menyalakan mesin dari motor tersebut.
sesampainya di luar rumah, ia baru berani menyalakannya. ia takut di ciduk dan berakhir tidak jadi menyusul arka.
gadis itu menikmati angin pagi yang menerpa kulitnya yang tidak tertutup jaket kulit soft pinknya
tadi zevana sudah meminta aero untuk melacak arka dan revan. jadi dengan mudah zevana bisa menyusul keduanya.
ketika ia sampai, pertandingan antara arka dan revan sudah di mulai. tentu kehadirannya membuat dikta, rey, dan alex terkejut.
YESS
sorak zevana bahagia dalam hati. arka menang.
laki laki itu memandang datar zevana. tapi zevana bisa melihat arka sedikit menarik sudut bibirnya. sebelum menghampiri zevana, arka membisikan sesuatu kepada revan.
"lupain perasaan lo ke istri gua."
arka merangkul dan menghirup wangi rambut zevana.
"pulang anak nakal."
~•~
"arka, vana balik ke kamar aja yaa," rengek zevana.
kini keduanya berada di kamar arka. sebagai hukuman zevana harus tidur bersama arka hari ini.
"ga."
zevana memasang wajah cemberutnya. gadis itu meraih guling dengan kasar dan meletakannya di antara dirinya dengan arka. "BATAS!"
arka diam tidak mengeluarkan suara. semakin dekat. arka membuang jauh guling tersebut dan memeluk zevana. ia mencari kenyamanan. zevana pasrah dan memejamkan matanya.
"kenapa nyusul hm?"
"mau aja."
"udah malem."
"arka salah, udah pagi."
"hm."
hening beberapa saat. arka maupun zevana tidak mengeluarkan suara. zevana kira arka sudah tidur. maka gadis itu ingin bangkit dan balik ke kamarnya.
di saat itu juga arka mengeratkan pelukannya.
"ganti panggilan."
"panggilan siapa sih arka? ga jelas."
"lo. mirip revan. gua ga suka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Zevana
Teen FictionAshilla Zevana Mirykle yang ceria dan di jodohkan dengan arka yang cuek. banyak hal yang di sembunyikan oleh gadis bermata biru itu. jelas arka menentang perjodohan itu karena adanya gadis lain. tetapi ketika arka mulai menerima zevana, rahasia raha...