Delapan - awal

994 59 8
                                    

asyra memeluk putrinya erat. ia tidak tidur hingga jam 3 dini hari untuk menunggu zevana. "vanna maafin mama ya?"

zevana mengangguk pelan. jujur ia hanya ingin segera mengistirahatkan badannya sekarang.

"ma-mama bisa bilang sahabat mama buat batalin per--

" vana terima mah"

~~~

zevana memainkan kotak bekel yang ada di atas mejanya. di otaknya berputar percakapannya dengan asyra tadi pagi

flashback on

"kamu gak di di jodohin secepatnya kok, kamu bisa deketin arka dulu mulai dari sekarang"

"mah, inget ya vanna terima perjodohannya tapi dengan penampilan vana ke sekolah"

"iya iya mama paham. pokoknya kamu mulai deketin arka biar dia gak kaget pas perjodohan" zevana bingung apakah ia harus bahagia? atau harus sedih?

"mah gimana kalau kak arka gak terima perjodohannya?"

"itu mah urusan nanti"

flashback off

"hmm mulai deketin ya?" gumam zevana

"deketin siapa shil?"

zevana menggejolak kaget. di lihatnya khansa yang sedang menaruh tas di meja.

"ah engga, sa kantin yok. masih ada 30 menit lagi nih"

"ayok aja. tapi ke kelas yang lain dulu"

zevana bangkit dari tempat duduknya. ia keluar dari kelas di ikuti oleh khansa. rencana zevana berhasil ia menjadi siswi yang 'tidak terlihat' di sekolahnya selama seminggu ini. tapi sepertinya hal tersebut akan berakhir karena perjodohannya dengan arka

setelah menghampiri kelas Diva, mitha, dan alea, ke lima gadis itu berjalan berbarengan menuju kantin.

"huahh pada mau pesen apa?" mitha melakukan stretching kecil ketika mereka sampai di kantin

"gua mau dimsum deh, minumnya nanti nyolong punya ashilla" zevana pun memukul lengan alea pelan

"yaudah aku puding sama jus mangga"

"gua nanti joinan aja. minumnya es teh hangat"

"gua bantuin lo pesen"

khansa dan mitha segera memesan makanan dan minuman mereka. namun belum jauh mereka berhenti lalu menoleh ke arah diva

"mana ada es teh hangat dongo" ucap khansa sedikit keras. diva pun hanya terkekeh pelan. "es teh, es teh" khansa mengangguk lalu melanjutkan jalannya untuk memesan

"hmm al, kamu tau gak inti WR biasanya dateng jam berapa?"

"mereka mah biasanya istirahat pertama baru masuk"

'enak ya kalo jadi anak pemilik sekolah' ucap zevana dalam hati. padahal zevana juga anak pemilik sekolah tetapi bukan SMA Dhirgantara tetapi SMA Salvitra, tempat levator bersekolah.

"emangnya kenapa shil?" tanya diva

"engga aku cuma heran aja kok pagi pagi aku gak pernah liat inti WR"

"shil kalo gua liat liat ya. lo cakep tau shil. kulit lo mulus banget lagi"

zevana yang mendengar perkataan diva pun sedikit panik. ia takut penyamarannya akan lebih cepat terbongkar dari apa yang ia harapkan

"ada ada aja kamu div. jangan gitu ah nanti aku malu"

akhirnya mitha dan khansa datang membawa pesanan mereka di atas nampan

Zevana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang