Tujuh belas - me time

900 49 3
                                    

pukul 12.00, zevana berhasil sampai di rumah keluarga mirykle setelah berdebat dengan zerga. zerga yang ngotot ingin mengantarkan zevana, membuat suasana pagi hari menjadi ramai oleh celotehan zerga dan zevana

adam yang terlebih dahulu menyadari kedatangan zevana, langsung menghampiri putri tercintanya. "gimana kamaren malem?"

tidak mungkin dong zevana mengatakan yang sejujurnya

"seruu banget pahh, kemaren arka ajak vana ke taman buat ngobrol gituu. teruss arka juga ajak vana ke apartemennyaa. vana nonton film bareng pah disana sama arka" zevana bercerita dengan antusiasnya.

penampilan gadis itu sudah kembali menjadi 'ashilla'. setelah selesai berdebat dengan zerga, zevana menghubungi aero yang nomornya sudah ia hafal di luar kepala. ia meminta untuk membelikan segala keperluannya

adam terkekeh mendengar cerita zevana. tak terasa anaknya itu sudah besar

"yaudah kamu mandi dulu gih. bau banget"

dengan spontan zevana langsung mencoba mencium bau badannya. bau parfum zerga. jelas itu karna zevana sedang menggunakan hoodie laki laki itu atas permintaan zerga sendiri

"mana ada, papa adam yang bauuu"

adam menjulurkan lidahnya sebagai respon dari ucapan zevana tadi. merasa di ledekin zevana mengambil bantal sofa lalu melemparnya ke arah adam. saat adam terlihat akan membalas, zevana berlari ke kamarnya

"huahhhh"

zevana merebahkan tubuhnya membentuk bintang di atas kasur. tangannya mengulur untuk mengambil handphone cadangan yang berada di nangkasnya

dengan lincah zevana memencet kontak lion. "malam abang" sapa zevana ketika ia sudah terhubung dengan lion

"sore"

zevana terkekeh kecil. tidak kah abangnya melihat kalau ini sudah siang?

"kenapa?"

"abang vana minta tolong, buat kerjasama antara ZRV crop sama perusahaan om hariz, papa nya kak zerga"

"di bidang apa?"

"terserah abang, nanti pas pertemuan vana sendiri yang bakal dateng"

"yakin?"

"iyaaaa ini perjuangan vana antara hidup dan mati loh bang"

"ya terserah"

"satu lagi, tolong abang pantau kesehatan om hariz juga"

"nama rumah sakit?"

"rumah sakit punyanya ZRV kok bang, jadi engga bakal ribet"

"oke, ada lagi?

"udah bangg lion itu ajaa. babayy vana mo mandi"

zevana menaruh kembali handphonenya. ia mengambil bath bomh kesukaannya. tampaknya ia harus benar benar merelekskan badannya

~~~

"okeyy vanaa, kitaa me time duluuu" dengan semangat zevana mengambil masker dan menggunakan bandana. ia membuat suasana kamarnya menjadi gelap

"oiya tasnya vana kayaknya masih di mama"

zevana melompat dari tempat asalnya. dengan heboh zevana menuruni tangga menghampiri asyra

sesudah mendapatkan apa yang ia mau, zevana kembali berlari ke kamarnya.

TING!

TING!

TING!

salah satu handphonenya berbunyi tanda ada pesan yang masuk.

"ah entar dulu ah, vana pake masker dulu"

zevana mencampurkan masker organiknya dengan face mist. di aduk aduk campuran dua bahan itu dengan perlahan. merasa sudah cukup zevana mengolesi masker tersebut ke mukanya

alaskazerga
woy bocil
alaskazerga
anjing sombong banget
alaskazerga
lagi ngapain sih lo?
alaskazerga
10 menit gak jawab
alaskazerga
lo gua jemput
alaskazerga
temenin ke makam

kenapa kakak kelasnya ini jadi cerewet sekali. ada sedikit penyesalan dalam dirinya, kenapa ia memberikan ID Line nya tadi

tangan mungil zevana pun menari nari di atas keyboard handphonenya

zevana mirykle
ish kakk
zevana mirykle
vana lagi maskeran ini
zevana mirykle
masa mau ke kuburan kayak gini
zevana mirykle
sore aja kak
zevana mirykle
jam 4 an

alaskazerga
liat coba cil

incoming video call
alaskazerga

angkat gak ya? pikir zevana. kalau ia angkat me timenya terganggu. dengan cepat zevana menyalakan laptopnya lalu mengangkat panggilan vidio dari zerga tersebut

"pipi ga usah di kembungin"

kalimat pertama yang di ucapkan zerga membuat zevana semakin mengembungkan pipinya.

"udah liat kan? vana tutup ah kak"

"eh jangan lah, inget utang budi gua bantuin kemaren"

zevana mendecak sebal. dimana letak cuek dari kakak kelasnya ini?

"iw-ni muk-a v-ana ud-dwah mulai kakwu"

di seberang sana zerga terlihat tidak peduli. ia tampak memainkan handphonenya dengan sesekali tertawa kecil. melihat itu zevana memutar bola matanya lucu. ia bangkit dari duduknya dan menyalakan lilin aroma terapi vanillanya

"van van van van, liat yang gua kirim"

zevana langsung menurut. ia membuka vidio yang di kirimkan oleh zerga. sialnya, itu adalah vidio lucu. pecah sudah masker zevana

"KAK ZER---

"VANA AYO TURUN, ARKA ADA DIBAWAH"

"IYAAA MAHH"

"wait, tadi siapa? arka?" mendapat pertanyaan tersebut dari zerga membuat zevana kikuk. ah gak ada waktu

"byee kakk, nanti sore vana kabarin ya"

selesai itu vana langsung berlari ke kamar mandi. ia membersihkan masker di wajahnya dengan cepat. menggunakan bedak yang sedikit berbeda dengan warna kulitnya. dan menggunakan softlens hitamnya

"jangan lari"

suara berat menghentikan langkahnya di anak tangga ke lima. arka di bawah sana sedikit terkejut, kenapa ia peduli?

"eh iya kak" zevana mengangguk kecil lalu melangkah ke anak tangga berikutnya dengan pelan

sesampainya di bawah zevana langsung duduk di hadapan arka.

"kita ke butik bunda"

zevana mengangguk lagi. "tunggu sebentar kak, aku ganti pakaian dulu"

saat ingin bangkit arka menahan tangan zevana, dan membisikan sesuatu. "gak usah, mau gimana juga lo keliatan murahan"

Zevana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang