Empat belas - syeila

877 52 8
                                    

seorang laki laki dengan gips di tangannya dan beberapa plaster di dagu dan tangan satunya berjalan mendekati zevana yang sedang tertawa tanpa beban bersama teman temannya

"hai"

sapaan itu menghentikan kegiatan zevana dan teman temannya. mereka menatap laki laki yang baru saja sampai di meja mereka

zevana mengenalinya. korban levator kemarin.

"gua bagas. lo yang kemaren kan?" laki laki yang di ketahui bernama bagas itu mengulurkan tangannya ke arah zevana

"maaf kak, kemaren apa ya?"

"levator"

keempat teman zevana membulatkan matanya. menatap zevana meminta penjelasan

"ha?"

"ck lo lemot juga ya. ikut gua" bagas menarik tangan zevana keluar dari kantin

"lo tunggu sini gua mau ambil sesuatu" zevana diam menatap bagas yang kian menjauh. apa lagi ini?

zevana memutuskan untuk duduk di salah satu kursi taman. jauh di sana zevana melihat arka... bersama seorang cewek

arka yang diam menikmati alunan lagu dan gadis yang tertidur dengan kepala di bahu arka. sakit. kenapa dia bisa sedekat itu sedangkan zevana tidak bisa

'gapapa zevana, kan nanti ujung ujungnya arka di jodohinnya sama vana'

zevana melamun memandang arka dan gadis itu. ia hanya diam dan pikirannya bercabang

"nih"

bagas mengulurkan sekantung paperbag ke depan wajah zevana. ia tersadar lalu mengedipkan matanya lucu.

bagas terkekeh pelan. ia menaruh paperbag di sebelah zevana dan ikut duduk. "buat lo?"

"dalam rangka apa kak?"

"lo udah nolongin gua" kata bagas. "oiya gua belom tau nama lo" lanjutnya

"ashilla"

"nama yang bagus" zevana bisa mendengar helaan nafas dari laki laki di sampingnya. ia menatap bagas yang pandangannya lurus ke depan

"kenapa?" tanya zevana

"kemaren gua pikir gua bakal gak bisa jalan lagi kali ya. paling paling koma sih kayak korban korban sebelomnya. tapi ternyata lo hebat juga ya? lo selamat dan kondisi gua gak parah. kemaren gua hampir kehilangan kesadaran gua. gua minta maaf gak bisa bantu lo. gua cuma liat lo di kerubungin anak anak levator terus gua di bawa sama mereka. bukan gua liat sih, lebih tepatnya cuma itu yang gua inget" jelas bagas panjang lebar.

"bentar kak, berarti levator sering ngelakuin ini?"

"lo anak baru ya? ini udah lama kejadian. semua anak SMA Dhirgantara ga akan ada yang bisa selamat, gak di apa apain sama mereka, kalo ketemu sama mereka"

Zevana mengangguk ngangguk lucu. bagas mengalihkan pandangannya menghadap zevana. ia tak tahan. ia mencubit gemas salah satu pipi zevana

AWW

"ehh kenapa? sorry sorry sorry" bagas dengan wajah panik mengusap lembut pipi zevana

"gapapa kak" zevana menjauhkan tangan bagas dari pipinya. ia tak nyaman

"lo kemaren di apain sama mereka? tampar?" tebak bagas. yang di balas anggukan kecil zevana

"anjing. ini sih harus di bilang ke Wolveranger"

"ehh kenapa kak. biarin aja"

di lain sisi. seseorang menatap mereka dengan tatapan tajam. tangannya mengepal kuat. ia tak paham dengan perasaannya

"murahan"

~~~

"shill, lo ambil ekskul apa?"

"kayaknya aku ambil ekskul musik deh sa"

kini ashilla dan khansa sedang berjalan di koridor sekolah untuk berpindah ruangan.

brukk

"eh maaf kak" khansa memegang keningnya yang tertabrak oleh dada bidang agam. ia sedikit terkejut melihat sosok yang ia tabrak

"iyaa santai aja maniezz, harusnya jatuh tuh biar abang peluk" canda agam

"idih gak mau"

"MAMPUS" seru inti Zervanos yang lainnya

di antara mereka ashilla baru menyadari ada seorang gadis yang bersama arka kemarin.

"eh, kamu yang kemaren kan?"

suara lembut gadis itu membuat zevana mengedipkan matanya lucu

"kita belom kenalan loh kemaren" lanjut gadis itu sambil mengulurkan tangannya. arka yang verada di sana hanya melirik sebentar lalu melanjutkan kegiatannya, bermain handphone.

zevana dengan spontan menerima uluran tangannya. "eh iya kak, kenalin nama saya zevana"

gadis iru terkekeh pelan. ya tuhan sama suaranya aja vana udah insecure...

"santai aja gausah baku baku banget kok. aku syeila. pacar arka"

zevana dan khansa memasang wajah terkejut. pandangan zevana beralih melihat arka yang sama sekali tidak mengelak atas pernyataan syeila. Zevana tersenyum canggung lalu melepaskan tangannya

"bangsat"

khansa langsung menarik tangan zevana untuk pergi menjauh dari sana

"khansa pelan pelan aja jalannya" ucap zevana memperingati

khansa menghentikan langkahnya lalu menatap zevana intens. "berenti. deketin. arka."

"HAHHAHAHAHHA kenapa gitu sa?"

"lo ga denger dia punya pacar tadi?" khansa balik bertanya kepada zevana

"baru pacar kan?" hati zevana sesak. tapi otaknya selalu berkata 'ini baru awal zevana. masa udah sakit?'

mau gimana lagi

khansa menggelengkan kepalanya. zevana sudah banyak di beri penolakan. dasar zevana suka pada arka juga tidak jelas. tetapi kenapa gadis iru sangat berusaha?

"serah lo deh, awas aja lo nangis dateng ke gua"

"HAHHAHAHAHA iyaa saaa tenang aja"

Zevana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang