Empat Puluh - kejadian

803 30 3
                                    

sesuai pesen arka pada thomas, sang kepala bodyguard, zevana tidur setelah di bangunkan untuk makan malam.

DOR

suara keras yang berasal dari lantai bawah membangunkan zevana kembali.

ia mengumpulkan tenaganya untuk bangkit.

pemandangan tidak mengenakan menyambutnya ketika membuka pintu. bodyguard keluarga arka sudah banyak yang tumbang.

thomas yang melihat zevana keluar dari kamar langsung menembak lawannya. "nona, nona harus keluar dari rumah sekarang."

"ini kenapa?"

"musuh bisnis dari bapak aksara menyerang."

Zevana menggeram kesal. ia kembali ke dalam kamar dan mengambil handphonenya yang tadi ia lihat di atas meja.

thomas sudah kembali beradu kekuatan dengan musuh yang terus berdatangan.

"BUNDA MAANA?"

"nyonya masih di kamar, nona. sedari tadi belum keluar."

thomas berteriak tertahan menahan rasa sakit karena lengannya tergores peluru dari lawannya.

tidak ingin mengulur waktu lagi, zevana berlari meninggalkan thomas berserta yang lainnya. bagian kiri rumah belum tersentuh musuh karena pergerakan mereka di hambat oleh para bodyguard.

sialnya kamar utama, tempat vinka berada, letaknya di tengah rumah. tidak bisa. apa pun yang terjadi, zevana harus bisa sampai disana.

zevana terus berlari. langkahnya terhenti di kala ada musuh yang menghadang.

DOR

refleks zevana menghindar dan menendang pistol yang mengarah padanya.

bughh

zevana memukul telak perut sang lawan.

"maaf ya pak," di ambilnya pistol yang tadi terjatuh lalu menembak kaki sang musuh.

ahhh kini jalan menuju tempat tujuannya semakin ramai, bodyguard milik keluarga arka semakin kualahan.

zevana menarik nafas dan memejamkan matanya. ia harap pistol yang ada di genggamannya ini cukup untuk membukaan jalan.

sebenarnya ini berbahaya. tapi mau bagaimana lagi. zevana naik ke railing pembatas. bodyguard yang lain membantu zevana dengan menjaganya agar tidak ada musuh yang menggangu.

DOR

DOR

DOR

zevana menghabiskan 3 peluru karena situasi yang mendesak. kalau ia tidak bertindak, maka pertahanan keluarga arka semakin kalah jumlah.

mata zevana membesar. pintu kamar vinka terkunci.

DOR

"maaf pak. saya minta tolong dobrak pintunya."

laki laki itu mengangguk lalu mengambil ancang ancang untuk mendobrak.

1 kali percobaan, 2 kali percobaan, untuk yang ke tiga kalinya berhasil.

"MAKASII."

dengan terburu buru zevana masuk. ah vinka tidak terlihat di sana. satu satunya ruangan yang belum zevana cek adalah toilet. zevana hanya berharap vinka tidak kenapa napa.

"BUNDAAAAA," teriak zevana. ini tidak sesuai harapannya. vinka tidak dasarkan diri dengan jejak darah di hidungnya.

zevana tidak boleh panik.

Zevana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang