Dua puluh satu - senyuman zevana

894 49 1
                                    

zevana, ia menatap resah kedua orang di hadapannya. mereka adalah arka dan syeila.

sekarang sudah waktunya pulang sekolah, harusnya ia sudah dalam perjalanan ke rumah sakit untuk menjenguk revan. tapi ia seakan di hukum untuk menonton ke mesraan arka dan syeila

apa sebenarnya rencana syeila?

"hmm arka, kita pulang yuk. bunda tadi telfon"

"bunda?" tanya syeila dengan wajah bingung. "maksudnya tante vinka?"

arka menatap tajam zevana. ia sangat takut jika syeila terluka karna zevana menunjukan ke dekatannya dengan keluarga arka

"hm"

"kamu kenapa liatin sepupu kamu kayak gitu? aku gak suka ya walaupun dia sepupu kamu"

arka tidak peduli. ia terus menatap zevana, tatapannya membuat gadis itu kikuk sendiri

"freak" celetuk zerga. saat syeila menarik tangan zevana untuk mengikuti ke dua pasang remaja itu, zerga tak terima dan membuatnya kini ikut terjebak akan suasana yang di buat oleh syeila

pertanyaan di kepala zerga semakin banyak. sejak kapan arka memiliki saudara perempuan. ah sudah lah mungkin arka memang tidak menceritakannya pada dirinya dan teman temannya. tapi tetap saja aneh, jika mereka bersaudara kenapa zevana sangat mengejar ngejar arka saat sebelum syeila datang

"ikut" arka menarik tangan zevana dengan sedikit keras. refleks dalam diri zerga menbuat tangan laki laki itu bergerak menahan arka. entar mengapa zerga rasanya selalu ingin melindungi zevana

"lepas"

"lo yang jangan kasar arka"

"gausah ikut campur"

"laki bukan lo kasar kayak gitu"

arka menghentak tangan zevana, dan sepertinya mengakibatkan tangan zevana keseleo. dengan cepat arka melepaskan tangan zevana dan langsung memukul rahang zerga

"gua udah peringatin"

syeila memandang kejadian di hadapannya dengan senyum licik. akan lebih seru ternyata jika arka dan zerga bermusuhan. menarik

arka kembali menarik tangan zevana. kali ini dengan sedikit meremas

AWW

memang dasarnya arka kejam. mendengar zevana kesakitan bukannya melepas, ia malah semakin mengeratkan.

zevana bukan orang yang lemah ia tidak akan memohon untuk di lepaskan sambil menangis nangis. ia memilih menggigit bibirnya meredam rasa sakit

saat melihat zerga akan membelanya kembali, zevana dengan cepat menarik kemeja sekolah zerga dari belakang. zevana juga memberikan tatapan agar zerga diam saja

zerga membuang nafasnya kasar. "gua cabut"

arka diam. ia beralih menatap syeila yang sedari tadi diam. "lo tunggu di sini sebentar ya"

apa apaan itu, kenapa cara bicara arka langsung berubah?

ia membawa zevana ke tempat yang sepi. ia melepaskan zevana hingga gadis itu terjatuh.

"lo bisa gak sih sehari aja gak bikin gua muak?"

"arka" zevana memanggilnya dengan lembut. ia tidak berharap arka akan luluh.

"gak bisa sih ya, ngeliat muka lo aja gua udah muak"

zevana tersenyum. senyuman itu yang malah membuat emosi arka sedikit hilang. di saat arka sedang memperlakukan zevana dengan buruk, kenapa malah senyuman yang ada di wajah itu. kenapa bukan tangisan?

arka terdiam, ia menggelengkan kepalanya pelan lalu pergi dari sana

huhh

Zevana bernafas lega. kini fokusnya ia arahkan kepada tangannya yang hanya di gerakan sedikit saja sudah menimbulkan rasa sakit

"gua bantu"

~~~

zerga memasang wajah cumberut sambil mengolesi tangan zevana dengan obat yang baru saja ia beli di apotik yang tak jauh dari sana

zevana terkekeh, ia seperti melihat anak kecil yang ngambek karena tidak di belikan permen

"mana nih yang katanya cuek" ada rasa kesenangan tersendiri saat ia menggoda zerga

"lo bisa diem gak?"

"ih kak, tadi vana udah di marahin arka masa sekarang kakak mau marahin vana juga"

"maaf"

TING!

tangan bebas zevana menarih handphone yang ada di kantungnya

diktaa
van lo jadi kesini?
diktaa
revan nyariin lo, katanya lo janji hari ini mau ikut kumpul

astaga zevana sampai lupa dengan masalah revan

zevana mirykle
jadiii
zevana mirykle
bentar lagi vanaa otw
zevana mirykle
cendrawasih nomor 105 kan?

diktaa
iya
diktaa
perlu gw jemput?

zevana mirykle
enggaa usaaa

zevana dengan cepat menarik tangannya yang sedang di urut oleh zerga dan beralih membereskan barang barangnya

"tangan lo jangan banyak di pake dulu"

zerga bangkit dan mengambil alih barang barang zevana. "sini gua yang beresin"

"kak, vana gak bisa lama lama. vana udah di tungguin"

"mau kemana?"

"adaaa sesuatu tempat"

"gua anter"

"astagaa ga usahh kakk"

"gua maksa. ayo"

zerga membawakan tas ransel zevana di salah satu pundaknya sedangkan tasnya sendiri ia tenteng

zevana menghela nafas pasrah. jika hanya zerga tak apa bukan? zevana percaya pada laki laki itu

"oke. tapi sampe sana kakak janji jangan bikin ribut. simpen dulu semua pertanyaan kakak. setelah itu kakak mau jawab apa aja bakal zevana jawab"

~~~

canggung. kata itu sangat tepat untuk menggambarkan suasana di ruangan revan. hampir saja tadi zerga di keroyok dengan wajah terkejutnya. untung saja zevana bisa mengendalikan levator.

kenal dengan zevana sepertinya bisa membuat zerga gila. siapa sebenarnya gadis itu. kenapa banyak sekali hal membingungkan? seperti hidup gadis itu penuh dengan rahasia

"kak revan gimana kondisinya?" ujar zevana kepada laki laki di atas bangkar

"zevana jarak maksimal 2 meter"

"kak zerga diem dulu. mereka gak kayak yang kakak kira. kakak cukup diem aja. siapa suruh tadi kakak maksa ikut"

zerga mendecak sebal akan jawaban zevana. walaupun zevana dengan levator terlihat akrab, ia harus tetap was was, jujur ada ketakutan jika zevana menghianati kepercayaan zerga. karna tanpa sadar zerga telah memberikannya

"hubungan lo sama dia apa?"

"revann ishh jangan gitu nada nyaaaa. vanaa gak suka"

"jawab dulu cantiknya levator"

"kakak kakaknya vana gak sadar pas kejadian kemaren?"

"apa?" tanya rey

"vana siswi SMA Dhirgantara"

Zevana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang