31. Akad💐

302 15 2
                                    

"Jika memang dia sudah tergariskan untukmu, sejauh manapun kau terpisah, selama apapun waktu memisakan. Jika memang Allah sudah menakdirkannya maka pastilah ia akan menjadi tulang rusukmu yang selama ini hilang.

Indahnya mencintai karena satu alasan yaitu 'Allah'. Dekati Rabb-Nya baru ikhtiar kan ke hamba-Nya."

#MengaguminyaDalamTaat

✨✨✨✨✨✨

"Semua berjalan di atas kehendak-Nya, termasuk dalam hal hati dan jodoh sehidup semati. Yang terpenting adalah, bagaimana niat hati, untuk melangkah menggapai ridho Illahi, in syaa Allah akan di tuntun hingga mencapai kebahagiaan yang hakiki." Ucap Rahma dalam hati seraya menelisik keluar jendela dan mengusap sebuah logam keemasan di jari manisnya.

    Setelah pemberian simbol tersebut kemudian dari kedua keluarga membahas tanggal untuk akad dan walimahan nantinya alangkah baiknya dilaksanakan kapan. Semua nampak sangatlah hangat, perbincangan demi perbincangan telah di lalui dengan berbagai kesepakatan dan menemukan jalan tengahnya. Jadi, hari halalnya pun sudah siap di tetapkan dan siapa saja yang akan di undang nantinya sudah terbahaskan. Karena hari sudah semakin larut ternyata, sang rombongan pun akhirnya pamit untuk kembali pulang. Perihal persiapan pernikahan akan di komunikasikan lebih lanjut sambil berjalan nantinya.

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

    Jika memasuki jenjang yang lebih serius apalagi tujuannya menyempurnakan ibadahnya. Untuk mendapat predikat halal sepertinya perlu proses lagi yang harus di lalui. Setan akan sering mengusik mereka yang sebentar lagi akan melaksanakan akad, sebuah janji suci di hadapan Allah, cukup satu dan sehidup sesyurga. Ada saja yang menguji persiapan mereka, mulai dari sedikit ketidak setujuan antara Rahma dengan Farhan mengenai resepsi yang akan dilaksanakan di sebuah gedung nan megah. Maklum saja, Farhan merupakan anak satu-satunya, begitupula Farhan yang sepakat dengan orang tuanya mengadakan resepsi tersebut di gedung. Lain dengan Rahma yang inginnya resepsi lebih baik dilaksanakan di rumahnya saja.

"Gimana mbak Rahma? Mas Farhan sudah terlanjur memesan tempat di salah satu gedung, WO juga sudah ready mbak. DP sudah terlanjur di berikan."

    Rahma yang mendengar paparan dari sepupu calon suaminya itu merasakan agak pening di kepalanya, sebegitunya sang calon suami dan juga calon mertua mempersiapkan segala halnya. Bahkan iapun belum sempat untuk menyampaikan sanggahnya, sudah terlebih dahulu di skak. Orang tua Rahma? Mereka ternyata sudah tahu dan juga awalnya tidak setuju, namun jangan remehkan bagaimana Farhan dapat memikat dan meyakinkan orang lain. Baiklah mau bagaimana lagi, jika memang keputusannya sudah disepakati.

◻️◽▫️🍏🍎🍏▪️◾◼️

    Secerah langit menyangga bumi, seterang matahari tersenyum menyambut bumi, sungguh semesta cerah berseri sekali. Seorang perempuan tengah menatap keluar jendela, menelisik serta mengamati cerita apa yang sedang berlangsung disana. Sedangkan fikirannya, tak sepenuhnya berpijak di dunia, namun melanglang buana, entah kemana rimbanya. Bahkan suara gaduh memasuki tempatnya, ia masih belum mendaratkan kesadarannya.

"Aduh si Bu ketu yang sudah mau syahh, ngelamunin apa nih? Pasti asik tidur ada temannya, ke kondangan ada gandengannya ya?" Seseorang tersebut tiba-tiba spontan melontarkan celotehan tersebut kala melihat sang sahabat sedang termenung.

"Eh, ya Allah, masuk salam dulu dong..." Rahma yang menyadari langsung memeluk teman-teman nya itu.

"Mohon maap nih ya, salamnya udah berkali-kali sampai mau tak bawain laosnya juga sangking greget nggak di jawabnya. Ternyata si calon pengantin malah ngalamin, awas kesambet, belum halal kesambet kan horor." Balas Tiara. Ya, mereka yang datang adalah teman-teman karibnya semasa SMA hingga entah kapan, mungkin Jannah.

Mengaguminya Dalam TaatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang