8. 🍫Manisnya Berhijrah

221 14 0
                                    

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh

"Sebisa mungkin ku menahan hati, nyatanya mengharap pada selain Allah memanglah menyakitkan hati. Tak apa kau banyak di sandingkan dengan yang lain saat ini, yang penting jika memang itu yang terbaik untuk kau jadikan pendamping. Kelak aku bisa belajar mengikhaskan diri mengokohkan hati."
#

Mengaguminya Dalam Taat

🎢🎢🎢🎢🎢🎢🎢🎢🎢🎢🎢🎢🎢🎢🎢🎢🎢🎢

"Belum ada jawaban dari Allah Nif. Masih istiqoroh terus. Lagian selain itu juga perlu ane rundingkan dengan orang tua juga kan ?!" jawab Farhan seraya menatap keluar pintu masjid yang nampak siswa maupun siswi ramai berlalu lalang karena memang watu bergulir cepat. Sehingga tak terasa jarum jam tinggal 5 menit lagi untuk mendetingkan suara bel masuk dan dimulainya pelajaran pertama.

"Iya sangat betul Han. Apapun keputusan dan jawaban dari Allah nanti untuk antum, semoga itu merupakan sekenario terbaik darinya." ujarnya seraya menepuk bahu Farhan beberapa kali seolah-olah mengisyaratkan kekuatan dan support darinya.

"Jazakallahu khairan katsiran atum selalu support dan selalu ada untuk ane, dari dulu sampai sekarang." ucap Farhan seraya merangkul sohib seperjuangannya itu.

"Waiyyaki, antum justru yang selalu ada dan selalu support ane. Pak ketua" candanya

"Mantan Nif, ane kan udah mantan ketua" ujarnya seraya beranjak dari duduknya.

"Hehehe iyain lah..." Hanif pun juga ikut beranjak dan akhirnya mereka pun bersama-sama melangkah keluar menuju kelasnya.

"Teman taat seperti antum mana bisa ane lepasin, karena antum yang bisa menjadikan ane seperti sekarang ini dan keluar dari masa kelam ane dulu. Ane selalu bersyukur karena Allah kirimkan malaikat baik seperti antum😊😊."

📃📃📃📃📃📃📃📃Flasback📃📃📃📃📃📃📃📃

"Heh... Kamu jadi orang nggak usah sok alim, sok pinter, dan sok jadi kesayangan guru ya." teriak seseorang kepada lawan bicaranya yang tengah berhenti tepat di hadapannya.

"Maaf saya tidak sok alim, sok pinter, dan sok jadi kesayangan guru. Tapi saya berusaha menjadi baik." jawabnya.

"Wehh.. Ngece ki bocah (wehh.. Ngledek ini anak)"
"Maju Nif." tambahnya. Seraya mengisyaratkan temannya yang lain untuk mengerjai sosok di hadapannya tadi.

Brukkk.. Semua buku yang di pengang terjun bebas kelantai tak beraturan. Akibat ulah seseorang dengan sengaja menyenggol bahu orang yang sejak tadi dengan sabar mengadapi orang di depannya itu.

"Ehh maaf ya Imam, bukunya jadi pada jatuh tuh.." ucap Hanif kepada orang yang ternyata sejak tadi diejek temannya itu bernama Imam teman satu kelasnya.

Imam dengan sabar berjongkok dan memunguti buku-buku tersebut yang telah berjatuhan ke lantai itu. Setelah dirasa semua buku sudah kembali ketumpukannya, ia kemudian beranjak untuk pergi ke kantor guru. Tapi sebelum ia melangkahkan kakinya Imam berkata.

"Saya tahu kamu sebenarnya orangnya baik, bahkan sangat baik, hanya saja pergaulanlah yang membuatmu terjebak dalam suramnya kebaikan. Semoga nanti ada orang yang akan menolongmu dari terpersoknya kamu di lubang yang salah. Bahkan saya tahu bahwa hati dan egomu sekarang sedang berperang tak bersesuaian. Saya tunggu kabar baik dari kamu Hanif" ucap imam pada Hanif, kemudian melanjutkan langkahnya tadi.

Mengaguminya Dalam TaatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang