بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
"Kala bahagia menyapa sedang perpisahan menanti di depan sana, masih adakah waktu memberi kesempatan mengulang ke tempat yang telah ia lalui tanpa tahu membekasnya sebuah kenangan tak terlupa."
🎼🎼🎼🎼🎼🎼🎼🎼🎼🎼🎼🎼🎼🎼🎼
Waktu berlalu tanpa mau singgah sejenak. Bulan ini, ya dimana sekolah-sekolah harus segera mempersiapkan dirinya untuk kembali merelakan siswa-siswinya meninggalkan sekolah lama. Siap tak siap siswa dan siswi itupun harus mempersiapkan banyaknya kemungkinan di depan sana. Pertemuan dan perpisahan memanglah suatu pasangan yang saling melengkapi, saling mengisi dan saling membekas di masing-masing hati."Barakallah le, sudah berhasil menyiapkan kursi di UNIV impianmu. Abi hanya bisa mendoakan semoga itu pilihan terbaik dari Allah." ucap seorang laki-laki paruh baya pada putra semata wayangnya itu.
"Alhamdulillah, berkat Abi dan Ummi saya bisa mencapai itu. Afwan belum bisa menjadi, memberikan, dan membalas jasa-jasa Ummi dan Abi." jawabnya seraya menunduk.
"Le, kamu sudah mau kuliah kok malah kaya gitu fikirannya. Tugas Ummi dan Abi sebagai orang tuakan memang merawat dan membesarkan anak-anaknya. Kamu itu seperti rembulan di redupnya malam yang gelap, dengan kamu menjadi sosok yang shalih seperti ini menjadikan anugerah yang sangat luar biasa buat kami." ucap seorang perempuan paruh baya yang tiba-tiba datang dan langsung duduk ikut bergabung dengan para pangeran tampannya.
"Betul apa yang dikatakan Ummi mu le. Yang penting kamu berhasil menjaga keistiqomahan mu itu sudah lebih dari cukup untuk kami." ucap sang Abi membumbui ucapan sang permaisurinya seraya mengeruput teh hangat di depannya.
Angin malam menerpa kulit mereka, tapi rasanya anginpun minder tak mampu mengubah suasana hangat keluarga itu menjadi dingin bak es di kutub utara. Perbincangan demi perbincangan berderai begitu saja, malam semakin larut sunyi dan sepi bersatu padu.
"Sudah malam le, tidur lah... Jagan sapai sakit, sebentar lagi kamu harus berjihad kembali." ucap sang Ummi seraya membelai rambutnya.
"Segera tidur Ummi dan Abi masuk duluan." ucap sang Abi berlalu masuk ke dalam rumah.
"Inggih Bi.." (Iya, Bi...) jawab sang putra.
Ya sejak tadi memang mereka berbicang hangat di teras rumahnya. Dengan di isi perbincangan ringan hingga berat. Gelak tawa tak jarang ikut disela-sela perbincangannya sekedar untuk mencairkan suasana.
"Huh... Saatnya mempersiapkan diri, kemukinan di depan tak ada yang tahu untuk menghapiri diri ini. Bismillahirrahmanirrahim, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang ada di bumi dan di langit. Ini sudah Allah takdirkan. Alhamdulillah, sesuatu yang harus bisa ku jalankan amanah dari-Nya." ucap orang itu pada dirinya.
🌄🌄🌄🌄🌄🌄🌄🌄🌄🌄🌄🌄🌄🌄🌄🌄🌄🌄🌄🌄
Pagi menyapa, mentari tersenyum cerah menatap dunia. Awan berdampingan dengan langit membiru di angkasa. Kicauan burung bersenandung dengan riangnya. Sungguh hari yang luar biasa. Nikmat dari sang Maha Kuasa pemberi Cinta.
"Zah, ini jangan lupa di bawa. Sekalian jalan dan lewat depan rumahnya bu Halima." ucap sang ibu seraya menyerahkan tumpukan kotak dari karton berwarna putih di kanan dan kiri tangan ibunya itu pada putrinya.
"Inggih bu (Iya bu).. Kalau begitu saya menyusul mbak Rahma di depan bu." ucapnya seraya mencium punggung tangan sang ibu. "Assalamu'alaikum" lanjutnya kemudian berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengaguminya Dalam Taat
Random"Wahai dzat yang maha membolak-balikkan hati, tetapkan hatiku hanya pada-Mu" 💓💓💓💓💓💓💓 "Tanpa sedikitpun ada yang tau kecuali aku dan Rabbku, bahwa sesungguhnya hatiku yang kutitipkan pada Allah, kini Allah jatuh kan benih cinta padamu. Karena...