22. Takdir Winda 🍒

126 5 0
                                    

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒

"Takdir tidak dapat dicari, tak dapat ditolak, tapi harus diterima, hadapi, dan syukuri."

#Mengaguminya Dalam Taat

🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒

"Hah... Dari siapa?" Oke sabar ya Izah mbak mu kali ini tidak dapat menerima dengan jelas apa yang kamu katakan. Kwkwkw

"Dapet salam dari mas Syaid," teriak Izah.

"Nanti mbak telfon lagi. Assalamu'alaikum." Putus Rahma. Ketika di depannya ia melihat seseorang yang ia kenal sedang berbincang dengan sang murabbi.

Tanpa disangka dan diduga namanya terlatup dari bibir sang murabbi menandakan ia harus terlebih dahulu singgah sejenak disana.

"Assalamu'alaikum," sapa nya kepada mereka.

"Wa'alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh," jawab mereka dengan lengkap dan kompak.

"Kamu, ada jam?" Tanya beliau.

"Ada umi, nanti selesai jam 11.00 in syaa Allah."

"Bisa minta waktunya sebentar nanti setelah jam kuliah ?" Tanya sang murabbi tak lupa dengan sorot mata yang lembut.

"In syaa Allah um," ia menjawab dengan sopan.

✨🍁✨🍁✨🍁

Setiap kejadian bukan merupakan hal yang kita atur, tak terduga, tak terkira, dan begitu luar bisa. Semenjak kejadian bertemunya ia dengan sang sosok yang dikagumi, kini tak henti-hentinya mengukirkan senyuman terpahat manis di wajahnya. Wajah yang setiap hari kini nampak berseri-seri, terkadang sosok itu mampir ke toko untuk membeli kue dengan berbagai warna dan rasa untuk buah tangan. Hal tersebut sangat membuatnya senang bukan main, sama halnya seperti sekarang ini.

"Afwan, saya pesan yang ini ya dek!" Ucapnya seraya memindai satu-persatu kue dihadapannya.

"Eh, iya mas mau paketan apa satuan?" Tanya seraya menyebutkan perasaan yang membuncah dan terus bergejolak di dalam hatinya.

"Paketan aja, campur sama yang kue kering."

"Oke, berapa paket mas?" Tanyanya kembali.

"Ehmmm... 6 paket, 4 paket campur dan 2 paket kue kering." Balasnya dan terkadang menatap lawan bicaranya, tak lama tapi tak juga mengabaikannya.

"Eh, kok banyak banget mas? Mau dibawa kemana?" Ia terkejut sekaligus penasaran, tak biasanya ia membeli sebanyak itu.

"Iya, mau saya bawa pulang mudik sekalian buat oleh-oleh nanti balik ke Bandung." Jawbanmya kemudian gantian bertanya "Jadi, total semua berapa?"

"Oh... 425.000 mas, mohon tunggu sebentar." Sahutnya seraya memikirkan, itu artinya ia sudah tidak akan melihatnya berkunjung seperti minggu-minggu sebelumnya, karena sepertinya masa liburnya akan segera berakhir dan ia harus kembali ketempat menimba ilmu.

Mengaguminya Dalam TaatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang