بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
"Ketika yang diperjuangkan belum menjadi buah hasilnya, setidaknya stok sabar dan selalu upgrade diri agar tetap teguh dalam pilar keimanan."
#Mengaguminya Dalam Taat
Setelah kejadian tadi seperti sebuah pukulan hebat dalam diri sang kakak mengenai kejadian yang tengah dialaminya tadi. Setibanya di rumah ia memutuskan untuk mengurung diri di dalam kamar, sang sahabat yang awalnya kekeh untuk menemaninya kini telah meninggalkannya, karena tidaklah mungkin terus berada disana sedangkan hari semakin sore dan mereka tidak mungkin menginap di rumah sang sahabat. Rahma dalam diamnya terus-menerus menahan Isak tangisnya, saat ia sedang bersimpuh dan bermunajat kepada sang maha pemilik jiwa. Tidak akan mungkin menghindari, berada di satu ruangan (kamar) yang sama, menjadikan mereka tidak bisa saling menghindar. Pintu terbuka menampakan sosok yang kini terselimuti rasa tidak enak kepada sang kakak. Ditatap sang kakak yang kini tengah duduk di meja belajarnya, buku memang di bawahnya namun rasanya netranya nampak kosong dengan fikiran melanglang buana entah kemana."Mbak makan dulu!" Ujar sang adik dengan nada pelan, ia masih merasa sang kakak belum membaik hatinya. Bukan mendiamkan, sang kakak hanya akan menjawab seperlunya dan berbicara seadanya. Entahlah rasanya begitu menyesali sekaligus marah dengan dirinya sendiri, bukan kepada sang adik.
Malam begitu hening, keduanya berharap penuh jika semua itu hanya mimpi yang taakan pernah terjadi kembali. Tak terasa pagi tiba, namun terasa berbeda, awan kelabu ikut menghiasi pagi ini, mewakili dua saudara yang tengah berperang dengan diri sendiri. Seolah semakin buruk sudah hari itu, banyak yang menggunjing Rahma soal tersebarnya berita sang adik yang menjalin hubungan dalam ikatan tak halal. Bagaimanapun ia adalah aktifis dakwah, sering memberitahukan bahwa pacaran dalam Islam itu tidak diperbolehkan, kecuali mereka telah memiliki ikatan halal.
Entah apa yang membuat beberapa orang memusatkan kepada dua sosok akhwat saat melintas dihadapannya berboncengan mengendarai sepeda motor kesayangan itu. Saat keduanya tiba di parkiran sekolah belum sempat sang pengendara melepaskan helmnya, bisikan demi bisikan mulai terdengar, membicarakan bagaimana berita soal sosok yang tadi ia boncengkan, tepatnya ia adalah sang adik satu-satunya. Rasa bersalah dan menyesal kini menyelimuti sang adik, dengan kepala menunduk ia terus mengucapkan maaf kepada sang kakak perempuannya, namun apadaya itu hanya dapat didengar dirinya sendiri. Seolah tahu bagaimana kondisi sang adik, bagaimanapun juga ia adalah tetap saudara sedarahnya, dengan singkat berkata "Jangan dengarkan dan pergilah ke kelas." Ucapnya singkat yang sontak membuat sang adik mendongakkan kepalanya serta menatap kepergian sang kakak. Sekecewa apapun seorang kakak tetap akan selalu memikirkan sang adik.
"Ma, kamu baik-baik aja kan ? Kamu udah sarapan kan ? Tidurnya cukup kan ?" Suara gaduh tiba-tiba muncul dari depan pintu kelasnya menghampiri sosok yang tengah khidmat menatap buku di hadapannya, padahal fikirannya berkelana dengan perkataan orang-orang di sekitarnya dan juga....sang adik.
"Apaan sih Wa rusuh bener, bukan kaya Salwa yang kita kenal deh rasanya." Ucap Tiara dengan nada herannya.
"Diem.... Ma kamu baik-baik aja kan?" Tanyanya kepada sang sahabat.
"Alhamdulillah kok, in syaa Allah." Jawabnya di iringi senyuman tipis yang menghiasi wajahnya.
"Kita selalu ada untuk kamu apapun dan bagaimanapun kamu, jadi jangan khawatir kamu punya Allah dan kita. Ya nggak teman-teman?" Kali ini Tiara yang berujar dengan nada menenangkan dan memberikan sedikit semangat kepada sang teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengaguminya Dalam Taat
Diversos"Wahai dzat yang maha membolak-balikkan hati, tetapkan hatiku hanya pada-Mu" 💓💓💓💓💓💓💓 "Tanpa sedikitpun ada yang tau kecuali aku dan Rabbku, bahwa sesungguhnya hatiku yang kutitipkan pada Allah, kini Allah jatuh kan benih cinta padamu. Karena...