بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
"Seseorang terkadang memang mudah untuk jatuh hati, tapi yang sulit adalah bagaimana cara orang itu menjaga hati, menguatkan diri, dan tak terlalu berharap kepada manusia, bukannya berharap pada sang pemiliknya yaitu (Illahi)."
#MengaguminyaDalamTaat
🔭🔭🔭🔭🔭🔭🔭🔭🔭🔭🔭🔭🔭🔭
"Ehmmm... Begini umi, afwan sebelumnya, saya sepertinya terjangkit sebuah virus." ucapnya.
"Inalilahi virus apa nduk?" tanya sang murabbi dengan nada terkejut.
"Virus merah jambu umi. Afwan. Saya belum bisa menjaga hati." ucapnya dengan nada pelan dengan air mata yang bergerombol di pelupuk mata.
"Jangan merasa bersalah nduk. Hati tidak bisa di paksa, rasa tidak bisa di matikan saat membara, hanya tameng yang kuat akan mengokohkan jiwa yaitu sebuah 'KEIMANAN'. Umi punya rumus tentang itu..." ucap sang murabbi.
🎡🎡🎡🎡🎡🎡🎡🎡🎡🎡🎡🎡🎡🎡🎡🎡
Sepekan setelah perbincangannya dengan sang murrabi, petuah itu selalu menyelimuti pikirannya. Ia memang merasa lega sekaligus tergampar dengan kata lembut nan menusuknya.
"Mbk ini caranya pripun ?"
Suara seseorang tiba-tiba mengagetkannya dari dunia lamunannya."Hemmm... apanya ?" tanyanya terperanjat kaget dengan wajah bingungnya.
" Yah... Mbk ngalamunin apa sih?" tanyanya dengan nada sedikit khawatir dengan kakak semata wayangnya itu.
"Enggak papa kok. Tadi tanya apa?" sahutnya mengalihkan pembahasan yang menyudutkan kepada kegiatan melamun nya tadi.
"Tanya nomer ini mbk, ini gimana rumusnya pakek apa ya ?" tanya sang adik dengan menunjuk ke arah soal yang bingung cara mengerjakannya.
"Oh ini kamu pakek nya cari daya nya." jawab sang kakak.
"Ok kak... Makasih."
"Mbak ada tamu." ucap sang ibu yang tiba-tiba datang menghampiri putri-putrinya di kamar mereka.
"Sinten bu? (Sipa bu?)" seraya beranjak dari kursi.
"Temen mu katanya. Dia di teras sama bapak." ucap beliau.
Rahma hanya menganggukkan kepala faham. Meski di kepalanya sedang memikirkan teman mana yang sampai-sampai ibunya tidak menyebutkan namanya. Berati ibunya belum pernah mengenal dan dia belum pernah kerumahnya sebelumnya. Tak terasa Rahma pun sudah sampai di ruang tamu.
"Nah ini le orangnya." ucap sang ibu.
Sontak Rahma yang awalnya menunduk dan menerka-nerka siapakah gerangan temannya itu, akhirnya mendongakkan kepalanya. Betapa terkejutnya ia saat melihat siapakah sosok di hadapannya itu.
"Lho Id ada apa kok malam-malam begitu ke rumah aku ?" tanyanya langsung pada Syaid. Ya dialah yang berkunjung ke rumahnya saat ini.
"Oh ini, buku paket dan buku tulis fisika mu tertinggal di ruang rapat tadi. Besok ada ulangan juga kan? Jadi aku anter ke rumah mu." jawabnya.
"Ma syaa Allah... Syukron ya, afwan jadi merepotkan." sahut Rahma dengan tak enak hati akibat kecerobohannya itu.
"Piye to nduk-nduk, buku kok iso nganti ketinggalan, untung koncomu iki apikan gelem gawakne karo ngeterke rene, urung meneh sesuk ulangan."
(Gimana sih nak-nak, buku kok bisa ketinggalan, untung temanmu ini baik mau membawakan dan mau mengantarkan ke sini, belum lagi besuk ulangan." ucap sang bapak menasihati anaknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengaguminya Dalam Taat
Random"Wahai dzat yang maha membolak-balikkan hati, tetapkan hatiku hanya pada-Mu" 💓💓💓💓💓💓💓 "Tanpa sedikitpun ada yang tau kecuali aku dan Rabbku, bahwa sesungguhnya hatiku yang kutitipkan pada Allah, kini Allah jatuh kan benih cinta padamu. Karena...