5.💓 Qolbu yang Berguncang

377 24 0
                                    

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Assalamu'alaikum Wr.Wb

"Maafkan saat ini yang menyelipkan namamu dalam doaku meski ku tak tahu. Nama siapa nantinya yang akan tertuliskan di buku nikahku."

☔☔☔☔☔☔☔☔☔☔☔☔☔

"Assalamu'alaikum." Ucap seseorang seraya masuk ke kamar.

"Wa'alaikumsalam. Habis dari beli apa dek?"

"Beli kertas folio mbk, buat ngerjain tugas besok." jawabnya sambil ikut duduk di dekat kakak perempuan nya itu.

"Owalah. Ngomong² sudah kelas 9 mau sekolah di mana kamu nanti jadinya?"

"Ikut njenengan. Mudah-mudahan bisa masuk ke situ."

"Nggak mau mondok atau ke sekolah-sekolah yang basic islamnya kental gitu dek? Nanti kalau dah milih ikut mbk nyesel."

"In syaa Allah nggak mbk. Istikharah saya jawaban nya gitu."

"Ya itu ladang dakwah buatmu nanti malahan."

"Inggih mbk. Kan nati kaya njenengan bisa jadi aktifis dakwah di sekolah, itung-itung nanti ada penerusnya." Ucap sang adik dengan cengiran khasnya.

"Ya semoga itu yang terbaik buat kamu dari Allah. Mbak cuma bisa doain yang terbaik."

"Iya mbak. Maksih mbk ku sayang." Ucapnya sambil memeluk kakak tercintanya.

"Iya sama-sama adek ku yang cantik. Sekarang shalat asar dulu gih."

"Siap mbak." Jawabnya sambil berlalu pergi untuk mengambil air wudhu dan shalat asar.

Mereka berdua tidur di satu kamar, namun di kamar tersebut ada dua kasur yang berbeda tempatnya untuk tidur kakak beradik ini. Setiap malam sebelum mereka berkelana ke alam mimpinya, tradisi yang selalu mereka lakukan adalah bertukar cerita (curhat).

🌃🌃🌃🌃🌃🌃🌃🌃🌃

Saat ini tampak mereka sedang melakukan rutinitasnya sebagai seorang anak perempuan, yaitu membantu ibunya di dapur untuk menyiapkan makanan.

"Buk, besok mbak mau bawa bekal aja." ucap Rahma pada sang ibu.

"Boleh..." Jawab sang ibu dengan dihiasi senyum menyejukkan.

"Wah aku juga mau dong buk" adiknya pun ikut membumbuhi percakapan pagi itu.

Skip... Pagi harinya

"Assalamu'alaikum" ucapnya pada seorang pemuda yang tengah duduk di emperan masjid sambil membaca sebuah buku yang ada pada genggamannya.

"Wa'alaikumsalam pak." Jawab seseorang seraya berdiri dari duduknya kemudian menjabat tangan seseorang itu dengan penuh khidmat.

"Ma syaa Allah rajin sekali kamu Han, pagi-pagi sarapannya sudah buku pelajaran." Ucapnya sambil mendudukkan dirinya di emperan masjid.

"Njenengan niku (Kamu itu) terlalu melebih-lebihkan pak, saya cuma mau persiapan minggu depankan sampun (Sudah) try out. Jadi nggih ibaratnya sedia payung sebelum hujan pak." Ucapnya sambil tersenyum ramah pada sang guru tersebut yang nyatanya memang mereka sudah duduk bersampingan.

"Halah, kamu juga nggak perlu belajar pasti sudah bisa mengerjakan soal to Han.. Han."

"Nggih mboten pak (ya nggak pak) itung-itung ini juga buat persiapan ujian, tinggal menghitung bulan pak. Rasanya kok nggih cepet banget sudah mau meninggalkan sekolah tercinta ini " sahutnya.

Mengaguminya Dalam TaatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang