9. ☔Payung Pelindung Menyakitkan

214 16 0
                                    

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

"Jangan merasa bersalah nduk. Hati tidak bisa di paksa, rasa tidak bisa di matikan saat membara, hanya tameng yang kuat akan mengokohkan jiwa yaitu sebuah 'KEIMANAN'.."

#Mengaguminya Dalam Taat

📥📥📥📥📥📥📥📥📥📥📥📥📥📥


"Jika mengaguminya sesakit ini apakah mungkin ku mempertahankan diri ? Apa memang kini aku sudah salah melangkahkan kaki? Apakah aku sudah terperosok kedalam mengharap hamba-Nya bukan mengharap kepada sang Pemilik Hati?." Ucap seseorang dibalik percakapan yang asik mengejek temannya itu. Ternya ada sesosok yang mendengar percakapan mereka tadi.

"Astagfirullah apa-apaan sih, sadar-sadar astagfirullah." ucapnya bermonolog dengan dirinya sendiri seraya menepuk-nepukkan tangan ke wajahnya.

🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿

"Baik kesimpulan untuk rapat kali ini adalah agenda untuk acara perpisahan sekaligus ucapan terima kasih kita untuk kakak kelas rohis kita adalah :
1. Nobar vidio karya kita
2. Penyerahan kenang-kenangan
3. Pesan dan Kesan
4. Fotbar lah jangan kelupaan. Ok mungkin itu ada tambahan?" tanya seseorang yang memimpin rapat tersebut.

" Wokelah Id. Nanti kalau ada tambahan kita bahas di grup masing-masing aja." jawab temannya.

" Oke.. Ada yang lain?" tanyanya kembali.

"Udah cukupin aja, udah mendung ini. Nanti keburu hujan." jawab temannya yang lain.

"Yasudah... Kita cukupkan rapat hari ini, kalau ada tambahan silakan chat di masing-masing grup. Marilah kita tutup rapat ini dengan hamdallah bersama-sama."

"Alhamdulilahirabbil'alamin...." ucap mereka serempak.

"Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."

🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈

Kini nampak awan beranak sendu. Gerimis pun mulai menitihkan airnya menyapa sang bumi yang haus. Waktu terus berjalan, hari semakin petang, jarum jam menunjuk pada angka jam lima lebih. Di saat yang lain sudah mulai pergi pulang ke peraduan ia dan beberapa orang masih setia berteduh di sebuah halte depan sekolah. Jangan tanya menunggu apa, sudah pasti kendaraan yang selalu dengan senang hati ia tumpangi. Kendaraan umum namanya biasa mereka gunakan untuk mengantar dan menjemputnya saat ini.

"Kak Rahma, afwan aku duluan ya, kakak sudah menjemput soalnya." ucap seorang gadis yang tentunya adik kelasnya itu.

"Eh... Iya hati-hati ya" jawabnya.

"Iya kak, Assalamu'alaikum" setelah berpamitan dan mengucapkan salam, gadis itu lantas menghampiri sang kakak yang sudah berada di atas motor dibalut dengan sebuah jas hujan kelelawar.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." sahutnya.

Hanya berselang beberapa menit saja. Satu-persatu dari mereka sudah di jemput oleh ayah, kakak, atau saudara lainnya. Kini tersisa lah 3 orang yang sedang resah, karena bus yang akan mereka tumpangi tak kunjung datang. Rahma, gadis itu mungkin saja dijemput oleh Bapaknya. Tapi ia selalu berkata.

"Aku cuma nggak mau terlalu merepotkannya. Selama aku masih bisa memberi kabar dan izin serta di perbolehkan. Maka semampuku, aku akan berusaha sendiri dulu."

Mengaguminya Dalam TaatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang