12. Pemberian Palsu 😑

162 8 0
                                    

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh

"Jika ini memang dirimu jangan lagi kita bersiteru, karena rasanya sulit untuk menerima hal itu."

🎊🎉🎊🎉🎊🎉🎊🎉🎊🎉🎊🎉🎊🎉🎊🎉🎊🎉🎊🎉🎊🎉🎊

Kini hari cepat berlalu, seolah tak ingin lagi singgah walau hanya sejenak. Bergulat dengan buku, berperang dengan soal kini sudah usai mereka lewati. Ujian berhasil mereka lalui. Soal hasil Allah sudah tentukan, tinggal bagaimana usaha kemarin maka itu akan menentukan hasil yang keluar. Pengumuman demi pengumuman hasil seleksi perguruan tinggi muncul. Jalur yang lain untuk masuk pun mulai terbuka, tidak lewat undangan, berjuang pada test pun jadi.

Seorang gadis tertunduk sedih, menatap kosong tanah yang ia pijaki saat ini. Pikirannya entah berkelana kemana, yang jelas kini ia sedang sendiri, duduk di bangku taman yang lenggang nan sepi. Kejadian kemarin terus menggerombol di pikirannya saat ini, kesalahpahaman yang berakibat mengundang sebuah perang dingin.

"Ma, ada yang pengen aku obrolin sama kamu. Boleh nggak ?" Tanya seorang temannya itu.

"Boleh Win, ada apa ?" Jawab Rahma seraya menurunkan bukunya.

"Emmmm.... Aku..." Ucapnya terjeda

"Kenapa Win ? Ngomong aja nggak papa kok." Ucap Rahma meyakinkan.

"Aku mau minta maaf sama kamu, aku tahu kejadian kemarin-kemarin itu sudah sangat kelewatan." Ucapnya seraya tertunduk semakin dalam dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Setiap manusia tiada yang sempurna, tidak pula bisa lolos dari kesalahannya. Jikalau Allah saja Maha Memaafkan. Jauh sebelum kamu minta maaf aku sudah memaafkannya kok. Anggap saja kejadian kemarin sebagai pelajaran untuk menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan." Ucapnya menenangkan, seraya mengusap pelan bahu sang teman.

"Terimakasih Ma, hatimu sungguh luas. Aku jadi malu sendiri dengan sikapku kemarin pada mu." Ucapnya terperangah seraya menatap orang di depannya ini. Apakah memang benar ia manusia atau malaikat. Tapi tiba-tiba ada seseorang yang berteriak dari belakang Rahma seraya berkata : "Heh...lo jangan macem-macem ya sama sahabat gue. Belum cukup apa yang kemarin lo lakuin ke dia."

"Astagfirullah, sudah Ra. Jangan lihat seseorang dari masa lalunya. Semua orang pasti ada masa suramnya. Bukankah kamu dulu juga begitu ?" Jawab Rahma menengahi.

"Lhooo kok kamu jadi gitu sih Ma ? Kamu lebih belain dia yang nota benenya baru aja minta maaf sama kamu. Kemana aja kemarin dia setelah mempermalukan kamu di mata banyak orang." Ucap Tiara dengan wajah keterkejutan dan tidak menyangka bahwa sahabatnya itu akan memilih seorang yang dulunya membenci dirinya.

"Bukan gitu Ra..." tiba-tiba ucapannya terpotong oleh Tiara yang tak mau mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu. "Ok silakan bela dia dan elu-elukan dia." Ucap Tiara seraya menuding orang di dekat sahabatnya itu yang nampak tertunduk dalam.
"Ternyata perjuangan ku buat jaga dan belain kamu kemarin sia-sia ya Ma." ucap Tiara kembali dengan tawa hambarnya kemudian berlalu pergi.

"Maafin aku ya Ma, gara-gara aku mau selesain masalah aku sama kamu, Tiara jadi salah faham sama kamu." Ucap Winda.

"Setiap hubungan pasti ada badainya kok. Kamu tenang aja, ini cuma salah paham in syaa Allah nanti kita bisa balik seperti biasa lagi." Ucap Rahma meyakinkan.

Mengaguminya Dalam TaatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang