25. Pertanyaan Horor 🍂

137 5 0
                                    

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

"....bagaimanapun yang terpenting bukanlah mengejar cinta umat-Nya tapi pencipta-Nya. Dengan memperbaiki diri dan mendekatkan diri maka Allah akan mengurus dan mempermudah segala yang menimpa kita."

#Mengaguminya Dalam Taat

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂


"Eh dek, mbak duluan ya. Kapan-kapan main bareng, biar bisa ngobrol banyak nanti." Ucap Fida, yang telah menyelesaikan pesanannya.

"Eh.. in syaa Allah mbak." Jawab Rahma dan di balas senyuman serta ia terus menatap kepergian Fida itu. Kembali sudah momen itu terulang, ia melihat seorang Ikhwan tengah membantunya membawa minuman yang dibawa Fida.

"Huh...Udah sah sepertinya.  Jika fakta itu nantinya memang benar adanya, maka harus segera meyakinkan dan mengusir agar tidak terus meletakan harapan yang akan berujung menyakitkan mengetahuinya." Helanya di iringi ucapannya dalam hati."

🌁🌁🌁🌁🌁🌁🌁🌁🌁🌁🌁🌁🌁🌁

    Saat yang di nanti seluruh umat Islam telah tiba, sedih campur bahagia melebur menjadi satu di dalamnya. Sedih ketika ramadhan telah berpulang kepangkuan-Nya dan senang karena telah sampai pada kemenangan serta momen berkumpul dengan keluarga. Mereka semua tampak berseri-seri berjalan berdampingan dan saling menyapa. Suasana di sebuah lapangan itu sangatlah ramai, takbir tak henti-hentinya di serukan. Semua mengenakan busana terbaik miliknya.

"Alhamdulillah, akhirnya bisa shalat ID bareng lagi ya buk, mbak!?" Ucap seorang perempuan bergamis coklat susu kepada sang kakak perempuan dengan berpakaian sama dan sewarna.

"Alhamdulillah, di tambah anak ibuk sudah pada siap berumah tangga gini!" Timpal sang ibu.

"Hehehehe, mbak dulu itu Bu. Kan habis lebaran calon ke rumah katanya. Ah curang masa dari kemarin-kemarin nggak di kasih tahu calonnya namanya siapa!" Ucap sang adik dengan wajah sebalnya.

"Sabar, kan bentar lagi tahu orangnya." Jawab sang kakak kali ini.

    Sungguh suasana ini sangatlah hangat dan bercampur kegembiraan yang tertabur. Semua berjajar rapi di lapangan itu, suara khatib membacakan ceramah menjadi basuh an masing-masing jiwa yang haus dan gersang akan asupan iman. Ratusan orang tengah menikmati sajian di momen spesial itu. Doa bersama telah tergelar dan terselesaikan, lagu pengiring kembali ke persinggahan turut adil dalam perjalanan. Ramai, itulah yang dapat digambarkan, semua manusia seolah tertumpah ruah disana.

🌃🌃🌃🌃🌃🌃🌃🌃🌃🌃🌃🌃🌃🌃

"Gimana kabarnya? Wah Syaid sudah semakin dewasa." Ucap seorang perempuan paruh baya yang kini tengah singgah di rumahnya.

"Tiap hari dikasih makan, masak nggak besar-besar ya Id?" Sahut sang ayah dan hanya di balas dengan senyuman saja oleh sang empunya.

"Gimana ini sudah ada calon belum?" Tanya sang om. Dan hanya di jawab senyuman malu-malu seraya sedikit menundukkan kepalanya.

"Hahahaha, malu dia Om. Alhamdulillah sudah, baru proses ta'aruf, in syaa Allah setelah lebaran nanti mau kerumahnya gimana kelanjutan selanjutnya." Jelas sang ayah.

"Wah, aduh siap isi amplop yang tebal kalau begini." Goda sang Tante.

"Nggak usah tebal-tebal Tante, doa'nya aja yang di tebelin." Kali ini Syaid mau membuka suaranya.

Mengaguminya Dalam TaatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang