17. Ujian Seorang Kakak🥀

147 8 0
                                    

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh

"Rahma..." Panggilnya memastikan bahwa itu memanglah dia. Seketika gadis pemilik nama tersebut mendongakakan kepalanya seiring dengan barang yang telah selesai ia ambil dan tentunya itu namanya. Dengan sama keterkejutannya itu ia menatap sosok di hadapannya.

Setelah kejadian ia bertemu dengan sosok yang sering disebut dalam doanya, kini ia lebih memilih menitipkan sebuah rasa itu pada sang Rabb-Nya.

"Kendalikan dirimu wahai diri, fokus saja dengan mimpi dan masa depanmu. Perihal jodoh jika sudah waktunya pasti tak akan salah untuk menghampirimu. Hamasah Rahma." Ucapnya kini menyemangati dirinya sendiri.

Waktu enggan sekejap saja untuk singgah. Berjalan tanpa mau menoleh kembali kebelakang, meninggalkan yang telah dilaluinya. Ia tidak memperdulikan seberapa banyak orang yang telah memanfaatkan kesempatan atau mengacuhkannya begitu saja, karena baginya untung dan ruginya hasil dari perbuatannya sendiri. Tak terasa sekarang sudah waktunya menghadapi Penilaian Tengah Semester (PTS). Begitu cepat bukan waktu berlalu sekarang? Sosok yang mengejarnya pun enggan untuk mundur bahkan kini muncul sedikit demi sedikit masalah mendatanginya.

🎗️🎗️🎗️🎗️

"Stop Ra. Tunggu-tunggu Ra." Ucap seseorang mengintruksikan sang teman untuk berhenti.

"Apadah Win? Kenapa?" Ia pun memberhentikan langkahnya seraya bertannya kepada sang teman.

"Aku berharap ini bukan kebenaran." Ucap Winda dalam hati.

"Eh, itu bukannya Izah ?" Seraya menatap lekat-lekat sosok yang berlalu dihadapannya. "Tunggu dia diboncengin sama cowok kan ?"

"Jangan sampai Rahma tahu dulu, permasalahan dia sama Dhika belum selesai. Eh adiknya berulah."

"Iya aku setuju." Ucapnya kemudian mereka bergegas pulang dengan segala fikiran yang berkecamuk dan rasa kasihan dengan sang sahabat.

🎑🎑🎑🎑🎑🎑

Waktu bergulir, semakin lama semakin tak terasa untuk menjalani hari-hari. Sepandai apapun seseorang menyimpan sebuah rahasia maka pada ujungnya akan diketahui orang lain juga, belum lagi ia adalah sosok terdekat kita dan selalu berada di sekitar kita. Lain tempat lain pula ceritanya, mantan ketua rohis kini menjelma menjadi sosok yang sangat luar biasa. Memang sejak dahulu kala ia memiliki karisma dan bakat berorganisasi serta dalam bidang akademik yang mumpuni saja anugrah dari lahir.

"Eh, antum besok tilawah di acara rapat KAMMI ya, Han." Ucap sang senior kepadanya di sebuah tempat nan teduh menenangkan jiwa. Rumah Allah, tempat ternyaman dan persinggahan yang sangat menenangkan.

"Kenapa harus saya Mas ? Yang lain lebih baik bahkan ilmunya lebih banyak dari saya banyak." Ujarnya sedikit merasa tak enak.

"Heh, antum juga sering berada di depan banyak orang. Bahkan antum juga bukan cuma tilawah saja, imam oke, khutbah oke. Pokoknya paket komplit antum." Sahut sang senior seraya menepuk pundak sang adik tingkatnya itu. "Harus mau. Generasi penerusnya kan nanti antum. Oke ? Okelah." Tambahnya kemudian menepuk kembali bahu sang junior seraya beranjak dari tempat duduk dan mengucapkan salam untuk bergegas pergi.

Mengaguminya Dalam TaatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang