28. Keputusan ✈️

115 8 0
                                    

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

"Ikhlas dan sabar, jadikan itu penolongmu, maka Allah akan membantu melapangkan hatimu. Sakit dan berat, tapi yakin ada obat dibalik semua kejadian yang ada."

#Menggaguminya Dalam Taat

"Nduk, sapa dulu!" Instruksi sang ayah kepada kedua putrinya.

Sontak semua tamu itupun mengalihkan atensinya kepada dua gadis kakak beradik ini. Sang pemuda yang ikut menatapnya pun terkejut bukan main, ternyata ia adalah adik dari sosok yang akan dipinangnya. Saat mata mereka sempat bertemu, sang pemuda melihat bahwa mata gadis bergamis maroon itu berair. Sang kakak seperti merasakan gelagat aneh sang adik pun mencoba menafsirkan maknanya. Mulai tangan sang adik yang menggenggamnya terasa dingin, bergetar, dan ketika menatap ke arah matanya, nampak ada air mata yang menggerombol disana.

"Allah, apa ini? Apakah Engkau memberikan jawabannya tepat di hari ini?"

🍃🍃🍃🍃🍃

    Situasi yang tak pernah diduga dan bahkan terlintas pun tidak di benak mereka. Suasana sedikit mendingin meski terkadang masih di selingi dengan obrolan ringan dengan taburan guyonan didalamnya. Seraya menunggu sang putri mempersiapkan atas keputusannya.

"Gimana nduk? Bapak dan ibuk sudah menyerahkan semua keputusan ditangan mu. Karena yang akan menjalaninya juga dirimu." Ucap sang ayah seraya menatap lembut sang putri yang duduk di sebelah kanan sang ibu.

    Rahma yang awalnya menunduk kini sedikit mengangkat kepalanya menatap sejenak sang adik, ternyata tanpa ada orang yang menyadari ia tengah menyeka sedikit sudut matanya. Kemudian ia beralih ke pada sang ayah serta ibunya dan menatap sejenak sosok yang meminangnya, tak lama hanya sebentar.

"Apapun keputusan dan jawabanmu kami akan menerimanya nduk, kami juga tidak bisa memaksakannya kan, Syaid pun sama." Ucap sang wanita paruh baya berjilbab hijau tua itu.

"Bismillahirrahmanirrahim, jujur dari saya belum mendapatkan jawaban dari shalat istiqarah. Namun, sepertinya Allah memberikan jawabannya justru pada hari ini pula. Jika saya menjawab..." Ujarnya menjeda sebentar untuk menarik nafas dalam-dalam. "Ada seseorang yang lebih dan sangat lama menyukai antum, bisakah atau bersediakah antum mengenalnya lebih dekat? Dengan kata lain saya sangat meminta maaf, saya kurang berkenan untuk melanjutkan, tetapi ada yang lebih lama menyimpan sebuah perasaan kepada antum." Jelasnya seraya menunduk yang sontak membuat semua orang disana menatapnya intens tak terkecuali sang adik turut pula terkejut. "Afwan, jika jawaban ini mengecewakan."

"Tidak masalah ukh, tapi maksud dari yang anti katakan apa ya?" Tanya sang ikhwan, sedikit tercekat dan bingung pula.

"Adik saya, dia menyimpan rasa kepada antum sejak duduk di bangku SMA hingga sekarang. Jujur, saya pun terkejut dengan fakta bahwa sosok yang ia ceritakan selama ini adalah antum. Jadi, mungkin ini adalah jawaban dari Allah bahwa Izah yang ternyata menyukai sosok antum." Jelas Rahma dengan tak jarang menyeka air matanya. Sang adik? Jangan ditanya ia sudah menangis semenjak sang kakak memberi jawaban serta penjelasan kepada mereka semua.

    Sesak, sudah pasti, sedih dan kecewa, itulah gambaran yang tengah menyelimuti hati sosok Syaid. Ia bahkan tak menyangka jika sebuah penolakan dengan sisi serumit ini.

Mengaguminya Dalam TaatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang