20. Amplop Coklat ✉️

128 6 0
                                    

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

"Disinilah rasa akan muncul jika memang ia dikehendaki ada. Namun tinggal yang merasa menyikapinya dengan apa dan menawarnya dengan bagaimana."

#Mengaguminya Dalam Taat

"Mas awas..." Mereka berdua pun terkejut mendengar teriakan itu sontak mendongakkan kepalanya, hingga teman satunya berkata "Antum...awas" namun terlambat belum sempat menghindar, terdengar suara. Brukkkk....mengenai tepat di hidungnya, di iringi ucapan "Astaghfirullah..." Seraya memegang hidungnya.

Sontak perempuan tadi kemudian berlari menghampiri kedua pemuda tersebut, dengan raut wajah khawatir ditambah merasa bersalah ia mencoba bertanya kepada mereka.

"Afwan, mas nggak papakan?" Tannya.

"Subhanallah, hidungnya jadi tambah mancung kok mbk, alhamdulillah tidak apa-apa." Jawabnya seraya senyuman tipis menghiasi wajah tegasnya.

"Aduh, afwan jiddan mas, anak-anak suka bercandanya berlebihan!"

"Namanya juga anak-anak mbk, mereka baru jahil-jahilnya." Sahut teman satunya. "Lagian saya juga tidak apa-apa hanya merah saja..." Tambah sang korban. Wah korban kaya apan aja dah..

"Astaghfirullah, itu hidungnya mimisan mas, sebentar biar saya carikan tissue dan air dingin dulu." Kemudian sang akhwat tersebut langsung bergegas pergi dari hadapan mereka dan mencari apa yang dibutuhkannya.

🧀🧀🧀🧀🧀🧀🧀🧀🧀🧀🧀🧀🧀🧀

Sebuah ruangan dengan nuansa padupadan cat berwarna putih dan abu ini sedang duduk melingkar para ikhwan pejuang dakwah dijalan lillah. Setiap insan perlu pembaruan, perlu asupan, perlu perundingan, dan perlu jawaban. Dengan adanya kegiatan ini menjadikan mereka sebagai ajang memperkaya diri dan membentengi diri. Banyak perbincangan yang terjadi bukan hanya masa sekarang, kemarin, bahkan masa depan turut menjadi bahan dalam kegiatan itu.

"Alhamdulillah, barakallah Man, jadi antum ternyata sama dia. Jalannya sudah diatur, jika niatnya karena Allah." Ucap sang ustadz memberikan selamat kepada salah satu dari ber-6 Ikhwan di hadapannya.

"Wah, ente lanjut dari ta'aruf kemarin ?" Timpal sosok yang mengenakan kacamata yang duduk di sebelahnya itu.

"Alhamdulillah, mohon doa'nya semoga nanti dilancarkan sampai halal." Ucapnya sedikit menahan malu.

"Ma syaa Allah, asik antum wisuda nanti sudah ada gandengan." Timpal Farhan.

"Makanya buruan antum. Sudah skripsi ini bolehlah! 3 setengah tahun kuliahnya dikebut, belum mau?" Kali ini sang ustadz yang menimpali.

"Aduh, ustadz ini." Jawabnya.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Di dalam masjid nampak mulai kondusif, karena ini memang waktu mengaji telah usai. Tinggal para pengajar saja yang masih tinggal disana. Mereka membersihkan dan merapikan tempat yang berserakan. Saat mereka sedang asik merapikannya, tiba-tiba seseorang masuk dengan salam dan gusar. Kemudian ia meraih tas ransel berwarna biru miliknya.

Mengaguminya Dalam TaatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang