20

232 84 9
                                    

"Tapi Eonni tidak mengingat kejadian setelah kecelakaan. Coba Eonni ceritakan apa yang terjadi selama di RS. Berapa kali Eonni mendapat kunjungan dokter setiap hari? Apa Eonni juga ingat siapa saja yang datang menengok Eonni ke RS?" balas Hye Mi, hatinya berharap banyak Shin Hye bisa menjawab pertanyaannya. Artinya diagnosa yang menyebutkan Shin Hye menderita amnesia itu salah.

Tapi Shin Hye terdiam bisu. Dan ketika otaknya bekerja keras berusaha mengingat, Shin Hye merasa dadanya sesak. Kepalanya sakit. Ia sampai roboh ke lantai dan merintih kesakitan. Hye Mi sigap membawanya ke tempat tidur. Shin Hye memang tidak bisa mengingat apa pun kejadian di RS. Ia bahkan lupa bagaimana perihnya jarum ditusukan ke kulitnya, atau seberapa pahit obat-obatan yang harus ia telan. Semua itu sedikit pun tidak berbekas di benaknya.

Kesadaran akan hal itulah yang pelahan membuat Shin Hye menyadari kondisinya, bahwa dirinya memang menderita apa yang dinamakan kehilangan ingatan. Namun disaat dirinya ingin berdamai dengan kondisinya tersebut, lingkungan tidak mendukungnya. Hingga untuk tidak membuatnya semakin menderita, ayahnya mengambil tindakan ekstreem. Diantaranya, melarangnya datang lagi ke perusahaan melakukan tugasnya sebagai salah satu petinggi. Atau Shin Hye diberhentikan dari perusahaan. Hal lain, ayahnya pun menempatkan Shin Hye di rumah lain yang dipenuhi banyak bunga. Sebab Shin Hye yang sangat mencintai bunga. Bunga-bunga itu semoga menjadi therapy baginya.

Untuk membuatnya tetap beraktivitas, ayahnya membuka toko bunga itu. Sambil tetap mengharuskan Shin Hye melakukan therapy. Ayahnya memang terkesan membuang putri kesayangan satu-satunya itu, tapi langkah itu diambil justru untuk menyelamatkannya. Shin Hye lebih baik hidup dengan kehidupan baru yang dapat menerima dirinya apa adanya, ketimbang tetap menjadi bagian masa lalu namun menyiksanya.

Fakta Dong Hae menghadap kepadanya, memohon ijin meninggalkan putrinya, adalah gambaran bagaimana masa lalu tidak lagi bersahabat bagi Shin Hye yang telah kehilangan masa depan. Maka jalan satu-satunya dirinya harus membuat putrinya tangguh oleh kekuatannya sendiri. Bukan karena dukungannya. Ayahnya mengamati dan melindunginya dari jauh untuk mencegah hal yang tidak diharapkan terjadi. Itulah fakta yang ada sekarang.

Shin Hye sendiri tidak pernah paham dengan langkah yang diambil ayahnya, sama tidak mengertinya dengan kepergian Dong Hae yang tanpa kata dari sisinya. Namun sebesar apa pun hatinya merindukan pria itu kini, hanya sakit hati yang ia dapat. Sebab Dong Hae hilang seperti ditelan bumi.

Shin Hye akhirnya tertidur dengan mata membasah, laptopnya masih menyala menampilkan gambar pria yang sangat dirinduinya itu selama 3 tahun. Hye Mi yang menghampiri ke dalam kamarnya mengambil laptop, mematikan dan memindahkannya dari atas kasur, meletakan di atas meja kerja. Memindahkan buku kecil berisi catatan memori Shin Hye dan pocket camera yang juga berantakan di atas kasur, ke atas meja kecil samping tempat tidur. Terakhir Hye Mi menarik selimut menutupkan ke tubuh Shin Hye, sejenak ia terdiam menatap wajah Shin Hye yang terpejam. Jemarinya mengusap air di sudut-sudut mata itu seraya bergumam :

"Eonni pasti sudah sangat lelah, tapi bertahanlah, eoh? Bukankah Eonni ingin tahu alasan sebenarnya mengapa Eonni selalu menolak ajakan Dong Hae Oppa untuk menikah? Padahal Eonni merasa ingin mati bila kehilangannya. Jawabannya pasti akan segera terkuak. Tak kan lama lagi..." bisik Hye Mi. Kemudian ia mematikan lampu menggantinya dengan lampu tidur. Setelah itu ia merapatkan pintu kamar dari luar.
💐

Setiap hari Shin Hye selalu merindukan Dong Hae, itu Hye Mi ketahui sebab seakan tiada hari tanpa Shin Hye menyebut nama kekasihnya itu. Dan kemarin wajahnya berbunga karena bertemu dengan kekasih Tuan yang selalu dikiriminya bunga di kantor YK.

"Rupanya Tuan itu sudah memiliki kekasih, Hye Mi-ya. Dan kekasihnya wanita yang sangat cantik. Aaah, kalau melihat pasangan yang bahagia aku jadi ikut bahagia sekaligus iri. Aku pun pasti sebahagia mereka bila bersama Dong Hae Oppa. Iya kan?" kicaunya seraya memutar setir meninggalkan kantor YK. "Jangan lupa tulis di buku kecilku, Hye Mi. Hari ini aku bertemu kekasih Tuan YK. Khawatir aku lupa besok." pesannya.

Sedang Hye Mi yang mendengar cerita itu dan harus menulisnya, mencibir. Dasar lelaki. Sudah punya kekasih masih tertarik pada wanita lain. Tingkah Yong Hwa itu betul-betul menunjukan ketertarikannya terhadap majikannya, padahal di kantornya sendiri dia sudah punya kekasih. Dasar playboy! Pria itu tidak tahu kalau di hati Shin Hye hanya ada satu nama yang tidak akan pernah tergantikan.

Andai saja Shin Hye tidak menceritakan wanita yang adalah kekasih pria YK itu, Hye Mi padahal akan mendukung pria itu mendekati majikannya. Supaya Shin Hye dapat melupakan Dong Hae. Namun hari ini cerita Shin Hye berbeda lagi. Wanita itu memarahinya membuat wajah Shin Hye pucat kala kembali ke mobil.

"Wheo, Eonni? Apa yang terjadi?" Hye Mi khawatir.

"Kekasih Tuan itu marah sebab aku tidak mengenalinya, Hye Mi-ya."

"Aku sudah menuliskan di buku kecil tentang dia, Eonni."

"Eoh, tapi nama pria yang dia sebutkan aku tidak tahu siapa? Jadi aku pun tidak mengenalinya." Shin Hye sangat ketakutan.

"Kita bertukar tempat, biar aku yang nyetir." pinta Hye Mi. "Eonni duduk istirahat saja, hari ini biar aku yang mengantar bunga." putus Hye Mi mengambil tindakan. Ia tidak tega melihat Shin Hye gemetar dan wajahnya pucat.

Syukur mulai besok tidak ada lagi jadwal mengantar bunga ke YK, nampaknya pria itu ketakutan oleh kekasihnya sehingga memutuskan berhenti berlangganan bunga. Tapi atas kejadian itu Shin Hye jadi sangat merindukan Lee Dong Hae. Mungkin Shin Hye membutuhkannya untuk bercerita, sebab Dong Hae memang pria-nya yang terbaik.

Shin Hye selalu mengatakan akan mati tanpa kekasihnya itu, namun pada saat yang sama Shin Hye pun selalu menolak pinangannya.

"Aku tidak mengerti, kenapa Oppa selalu mengajakku menikah, Hye Mi-ya?" keluhnya setiap kali Dong Hae menyampaikan isi hatinya.

"Aku juga tidak paham, mengapa Eonni selalu menolak ajakan Oppa itu? Orang bilang, bila pria sudah mengajak wanita menikah, artinya dia sudah sangat nyaman dengan hubungan itu dan takut kehilangan. Oppa takut kehilangan Eonni, makanya Oppa ingin segera terikat pernikahan dengan Eonni." tukas Hye Mi sok dewasa.  

"Dan aku pun akan gila bila kehilangannya, Hye Mi-ya. Tapi... kau pikir pernikahan segampang itu? Banyak hal yang harus dipikirkan setelah kita menikah. Dan aku belum ingin repot oleh semua itu diusiaku sekarang. Aku ingin menikmati dulu kebebasanku. Hidup ini singkat untuk kita lewati hanya oleh permasalahan pernikahan." sanggahnya.

"Atau barangkali kehidupan pernikahan lebih membahagiakan, Eonni. Itu sebabnya para orang tua begitu khawatir bila anak-anak mereka belum kunjung menikah."

"Bila demikian lantas mengapa harus ada perceraian, Hye Mi-ya? Mengapa mereka yang telah dengan berani berjanji suci di depan Tuhan, memilih berpisah? Bukankah hal itu membuktikan tidak ada jaminan kebahagiaan utuh di dalam pernikahan?"

Baru Hye Mi diam.

"Sebab aku tidak ingin ada penyesalan setelah menikah dengan Dong Hae Oppa. Sepertinya aku harus meyakinkan dulu hatiku untuk tidak mengecewakan Oppa, Hye Mi-ya." tutup Shin Hye dengan sebuah ketidakpastian di hatinya terhadap kekasihnya.

Saat itu Hye Mi bertanya dalam hati, apalagi yang harus Shin Hye yakinkan dari kekasihnya itu yang bahkan ia cintai setengah mati. Namun sekarang Hye Mi tahu jawabannya. Ya, cinta Dong Hae terhadap Shin Hye nampaknya tidak sekokoh yang terlihat. Terbukti Dong Hae langsung goyah dengan cobaan Shin Hye kehilangan ingatan. Tampak kokoh di luar, namun rapuh di dalam.
💐

TBC

Eternal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang