48

236 82 22
                                    

"Melaporkan kepada ibu mantan kekasihmu? Wheo?" Dong Hae lagi-lagi mengernyitkan kening.

"Ibunya Yong Oppa itu sangat menyayangiku, Oppa. Dia sangat merestuiku. Dia tidak menyukai anaknya terpikat oleh kekasihmu, karena kekasihmu amnesia. Jadi kalau aku katakan hari ini Oppa pergi ke Incheon dengan kekasihmu, Eommoni pasti akan sangat marah pada Yong Hwa Oppa. Dan melarang anaknya untuk mendekati lagi kekasihmu, atau Yong Hwa Oppa akan kehilangan haknya sebagai pewaris YK." beber Seo Hyun.

Dong Hae menyeringai kecut. "Orangtuaku dengan orangtua mantan kekasihmu itu rupanya sama. Mereka menolak Shin Hye karena amnesia." ejeknya.

"Begitu pula kau, Oppa. Kau pun meninggalkannya selama 3 tahun karena kekasihmu amnesia." cemooh Seo Hyun pula.

"Aku tidak akan pergi bila ayahku tidak menyuruhku meninggalkannya." tepis Dong Hae.

"Tapi aku sangat memahami mereka. Siapa yang sudi punya menantu seorang penderita amnesia? Yang tak kupahami Yong Hwa Oppa. Dia malah mendekati gadis yang semua orang menghindarinya."

"Karena mantan pacarmu itu playboy, yang selalu tertantang menaklukan gadis tidak peduli bagaimana kondisinya. Dia sendiri mengaku awalnya hanya mengikuti hasrat playboy-nya, untuk sekedar main-main. Namun entah sekarang, sebab dia semakin berani bahkan di hadapanku." geram Dong Hae.

"Tapi Oppa tidak perlu khawatir bila tidak bisa mengatasinya sendiri. Oppa tepat menyampaikannya kepadaku, sebab hanya aku yang bisa membantumu."

"Keuroum, kalau begitu tunjukan bahwa kau berguna, Seo Hyun-ah! Paling tidak tunjukan padaku, bahwa ibu mantan kekasihmu benar menyayangimu, itu bukan bualan belaka. Eoh?" desak Dong Hae.

"Kau ini kadang mengesalkan, Oppa. Kau buktikan sendiri bila itu benar-benar bukan bualan." sungut Seo Hyun kesal.

Sementara itu Shin Hye dan Yong Hwa sudah dalam perjalanan kembali ke Seoul. Tidak seperti saat berangkat tadi, pada perjalanan pulang itu keduanya sangat cair. Shin Hye bahkan tanpa canggung mempertanyakan kepada Yong Hwa pendapatnya tentang penderita amnesia.

"Aku tahu, Dong Hae Oppa pasti merasa lelah tetap bersama denganku. Sebab aku terus saja melupakan semua kejadian yang kami alami setiap hari." ocehnya. Yong Hwa tidak bersuara. "Tn Jung sendiri bagaimana bila memiliki kekasih seorang penderita amnesia?" tolehnya kepada Yong Hwa tidak terduga.

"Aku?" Yong Hwa agak kaget mendapat pertanyaan itu.

"Nde, apa yang akan Tuan lakukan?"

"Mm..." Yong Hwa tidak segera menjawab. Ia tahu Shin Hye sedang menyelami isi hatinya. "Pertama, tentu saja aku akan menerima dia apa adanya. Aku akan terus temani dia, dan jika mungkin membantunya untuk sembuh." tukasnya dari dasar hatinya yang terdalam.

"Apa Tn Jung yakin akan bisa menghadapinya? Bagaimana bila suatu saat merasa bosan?" pertanyaan Shin Hye semakin dalam.

"Jika berlandaskan perasaan cinta, pasti sanggup bertahan. Bahkan untuk hal yang lebih buruk dari amnesia."

"Geurae...?"

"Menurutmu apa yang membuat orangtua berkorban banyak untuk anak mereka? Karena perasaan cinta. Bila bukan itu, mungkin anak-anak sudah mati sebab sangat merepotkan orangtua."

"Iya, Tuan benar." Shin Hye setuju. "Jadi menurut Tn Jung, seorang penderita amnesia pun masih memiliki peluang untuk memiliki pasangan?"

"Jodoh itu yang menentukan Tuhan, jangankan hanya menderita amnesia, kita sering melihat orang yang Tuhan uji dengan cacat fisik, Tuhan masih perkenankan mereka memiliki pasangan hidup. Tidak punya kaki, tidak punya tangan, tuna netra, tuna rungu... bahkan kelainan jiwa..."

Eternal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang