46

220 80 14
                                    

Hye Mi membangunkan Shin Hye saat langit masih gelap dan suhu sangat rendah pagi itu. Membuat Shin Hye menarik lagi selimutnya.

"Tn Jung akan tiba di toko tepat pukul 8. Jadi Eonni tidak boleh keduluan. Cepat bangun!"

"Jam berapa ini?"

"6.30 menit."

"Sebentar lagi."

"30 menit lagi!"

"Eoh."

Benar saja tepat pukul 8 Yong Hwa sudah ada di toko, Shin Hye tersenyum malu menghampirinya.

"Ah, maaf aku terlambat." bungkuknya seraya turun dari mobil.

"Tidak, sekarang tepat jam 8. Aku yang datang terlalu awal." tukas Yong Hwa menuding pergelangan tangannya.

"Geurae..?" Shin Hye pun menuding pergelangan tangannya sendiri. Benar, pria ini yang datang terlalu pagi. Ah, dasar.

"Aku terlalu bersemangat untuk pergi ke Incheon menggantikan Hye Mi." tambahnya membuat wajah Shin Hye memerah dadu lantaran kesal sudah merasa malu.

Hal kedua yang membuatnya kesal, harusnya dirinya pura-pura tidak tahu bila hari itu Hye Mi akan digantikan Yong Hwa. Ia baru tahu sesaat sebelum berangkat lantas berlagak kaget. Artinya dirinya seharusnya sudah berada di toko sebelum Yong Hwa datang, lalu ia pura-pura menunggu Hye Mi, lama menunggu Hye Mi yang datang malah Yong Hwa. Pria itu berkata akan menggantikan Hye Mi menemaninya ke perkebunan bunga.

Dan nanti akan ada adegan dirinya menelepon Hye Mi untuk konfirmasi sekaligus mengomelinya di depan Yong Hwa. Lalu dalam konteks terpaksa dirinya akhirnya pergi dengan Yong Hwa. Tapi skenario-nya itu gagal sudah sekarang, gara-gara pria ini yang mengacaukannya. Datang terlalu awal. Astaga! Seberapa menyenangkan memang pergi dengannya? Shin Hye dongkol sekali. Harusnya saat Hye Mi membangunkannya tadi ia langsung bangun, pasti dirinya tidak akan semalu dan sedongkol ini.

Kalau faktanya begini, dirinya sendirian yang datang ke toko dan terlambat, lalu pula meminta maaf karena datang terlambat kepada Yong Hwa yang sudah menunggu di sana. Siapa yang akan berpikir, Hye Mi digantikan Yong Hwa adalah tanpa sepengetahuannya? Justru pergantian Hye Mi itu kentara sebagai idenya. Memalukan sekali!

Shin Hye berdiri membuka kunci pintu serasa ditelanjangi oleh mata Yong Hwa yang memperhatikannya. Di toko itu tidak ada orang, tapi ia perlu membuka garasi untuk menyimpan mobilnya. Dan seharusnya, adegan memasukan mobil ke garasi itu pun tidak boleh diketahui Yong Hwa. Harusnya mobil itu sudah aman di dalam garasi toko sebelum Yong Hwa datang, sehingga nanti Yong Hwa akan menawarkan mobilnya.

Di ruang tengah rumah itu ia berdiri sambil menelekan kedua tangannya ke atas meja. Tubuhnya tidak bertenaga dengan seluruh kejadian itu. Lantas siapa yang bilang mereka akan pergi ke Incheon sepagi itu? Kenapa pria itu rajin sekali? Shin Hye merasa malu hingga seperti tidak bertenaga.

Saat membangunkannya tadi padahal Hye Mi sudah memberitahu bahwa Yong Hwa akan siap di toko pukul 8 tepat. Ia jadi kesal dengan kebiasaan on time-nya kala amnesia. Dan sebenarnya bagaimana cara Hye Mi memberitahu pria itu supaya menggantikannya pergi ke Incheon? Shin Hye sungguh merasa dalam krisis besar.

Padahal tanpa harus berakting Yong Hwa sudah tahu Shin Hye berubah pikiran menjadi ingin mengajaknya ke Incheon. Hye Mi mengatakan itu dengan polos kemarin.

"Eonni berubah pikiran, Tn Jung. Entah apa yang terjadi dengan perjalanannya bersama Dong Hae Oppa kemarin sore, karena saat pulang Eonni mengatakan ingin mengajak Tn Jung ke Incheon. Tapi Eonni sudah terlanjur menolak saat Tuan meminta ikut." lapornya.

"Jadi kau bilang apa padanya?" tanya Yong Hwa.

"Aku akan pura-pura tidak bisa ikut dan hanya Tn Jung yang bisa menggantikanku. Awalnya Eonni tidak setuju kalian hanya pergi berdua, tapi aku meyakinkannya, Tn Jung pasti akan menjaga Eonni dengan baik seperti ketika kalian kembali dari Incheon beberapa waktu yang lalu. Akhirnya Eonni setuju."

"Good job, Hye Mi-ya!" Yong Hwa tersenyum.

"Jadi datanglah Tuan besok pagi-pagi ke toko. Kami tidak tinggal di toko lagi, tapi Eonni akan menunggu Tuan di sana. Eonni pasti akan pura-pura menungguku karena ceritanya semalam aku menginap di rumah nenekku. Saat Eonni telepon aku, aku akan berkata tidak bisa ikut. Dan hanya Tuan yang bisa mengantarnya. Apa Tuan paham?" Hye Mi sendiri justru membeberkan skenario mereka.

Yong Hwa semakin lebar tersenyum. "Apa dia sebetulnya juga menaruh hati padaku, Hye Mi-ya?" Yong Hwa jadi gede rasa.

"Aku melihat Eonni agak kecewa dengan Dong Hae Oppa, dan sekarang mulai membandingkannya dengan Tn Jung. Bila Tuan bisa berusaha sedikit, sepertinya Eonni akan goyah. Bagaimana pun Dong Hae Oppa pernah sangat mengecewakannya. Daebyo-nim sudah tidak menyukainya lagi. Menurutku peluang Oppa dengan Tn Jung sekarang jadi seimbang. Kalau memang Tn Jung serius menghendaki Eonni, sekarang saatnya berjuang. Dalam kondisinya sekarang, hanya yang paling tulus yang bisa memenangkan hati Eonni." jelas Hye Mi.

"Geurae... aku akan memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin, Hye Mi-ya!"

"Dan yang harus Tuan ketahui, Eonni trauma oleh mantan kekasih Tuan. Walau Eonni tidak mengingatnya, tapi 2 kali mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari Nona itu, hati yang terdalam Eonni merasakannya. Dan Eonni bilang itu menakutkan."

"Benarkah?"

"Eoh, Eonni pernah katakan itu. Yang Eonni takutkan berkonflik dengan mantan kekasih Tuan. Bukan oleh gertakan dan ancamannya. Tingkah Eonni sendiri sebetulnya serupa gangster kalau tidak dalam kondisi sakit seperti sekarang, Tuan." Hye Mi berbisik mengatakan kalimat terakhirnya membuat Yong Hwa tertawa.

Maka melihat wajahnya yang gugup dan merona malu seperti itu membuat Yong Hwa tak henti mengurai senyum kecil. Menggemaskan. Tapi untuk tidak membuatnya semakin tak berdaya, segera Yong Hwa ambil tindakan untuk mengatasi rasa malu Shin Hye.

"Aku sudah katakan kepada Hye Mi, kita akan pergi dengan mobilku. Jadi mobilmu bisa disimpan di sini." ucapnya mengagetkan Shin Hye yang sedang berdiri bingung di meja kerjanya.

"Eoh, kamsahamnidha."

"Berikan kuncinya, biar aku masukan mobilmu ke garasi." pinta Yong Hwa mengulurkan tangan meminta kunci.

"Ah, iya. Ini dia." segera ia menyerahkan kunci mobil, ia sendiri lantas menyalakan smartpone-nya, mentap nomor kontak Hye Mi. Terlanjur sudah tertangkap basah, tidak ada artinya melanjutkan akting. Tapi supaya hatinya plong ia harus mengomeli dulu asistennya itu.

Akhirnya mereka berangkat menuju perkebunan bunga saat matahari mulai merangkak naik. Suhu musim gugur terasa menggigit. Shin Hye mengenakan coat dan syal rajut warna senada. Juga sarung tangan wol. Rambut sebahunya dibiarkan tergerai. Begitu pula Yong Hwa mengenakan coat berbahan Polar Fleece berwarna lembut. Duduk di belakang kemudi dengan raut tampak tenang.

Shin Hye tidak bisa menerka apa yang ada di benaknya, sebab di mata Shin Hye dia tampak begitu elegant menghadapi tingkahnya yang pasti membuat hatinya geli. Yong Hwa bersikap keren dengan berpura-pura tidak tahu. Sangat beretika.

"Dingin sekali. Apa kau sudah sarapan? Aku tidak sempat sarapan." Yong Hwa memecah keheningan. Sengaja tidak menyinggung apa yang membuat Shin Hye berubah pikiran.

"Ajhumma membuatkanku bubur tadi, kalau tahu Tn Jung belum sarapan aku akan bawakan bubur." tukas Shin Hye.

"Betul, makan bubur pasti enak saat suhu rendah begini. Boleh kita cari kedai dulu?" tolehnya.

"Nde, perjalanannya jauh. Sebaiknya memang sarapan dulu." angguk Shin Hye.

"Sebenarnya aku tidak suka sarapan. Sarapanku pukul 10 pagi di kantor."

"Tapi untuk perjalanan jauh sebaiknya biasakan sarapan, supaya tidak masuk angin."

"Nde, akan aku lakukan sekarang." senyum Yong Hwa, suka dengan perhatian kecil itu.

Awalnya memang dari hal-hal kecil, lalu beranjak ke hal yang lebih besar.

TBC

Eternal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang