33

222 84 12
                                    

"Geuui ileum-eun Park Shin Hye. Park Shin Hye Sajang-nim." tandas gadis itu membuat dada Dong Hae serasa meledak karena bahagia.

"Jeongmal...? Di... dimana dia sekarang? Apa aku bisa bertemu dengannya?" tanyanya terbata.

"Eonni baru saja pergi mengantar bunga, baru nanti akan kembali sekitar tengah hari. Apa Tuan mengenal Eonni?" tanya anak itu seraya menyerahkan vas yang selesai dirangkainya.

"Eoh, kenal. Baiklah, kalau begitu nanti sore saja aku kembali untuk menemuinya. Berapa harga bunganya?" Dong Hae merogoh saku dalam jasnya.

Gadis itu menyebutkan harga bunga, Dong Hae kemudian membayarnya. Setelah itu dia meninggalkan toko bunga Alice dengan gejolak hati yang tidak bisa dilukiskan. Gembira, gugup dan tidak sabar. Berbaur jadi satu. Hatinya menjadi lebih gugup daripada semalam. Ia tidak bisa membayangkan Shin Hye sekarang seperti apa? Selama 3 tahun, benaknya membuang jauh bayangan kekasihnya itu. Hatinya ingin melupakan, benar-benar lupa. Meski yang terjadi sebaliknya.

Tapi sebentar... mungkin saja dia bukan Park Shin Hye yang sangat dirinya rindukan. Melainkan orang lain yang kebetulan namanya sama... Tidak. Dia pasti Park Shin Hye, kekasihnya. Semalam Seo Hyun sangat jelas mengatakan pemilik Alice Florist itu menderita amnesia. Apakah mungkin ada 2 orang Park Shin Hye yang sama-sama menderita Amnesia? Dong Hae mengusap dadanya sambil berulang kali menghembuskan napas, menenangkan hatinya yang terus saja bergolak. Mengantisipasi pertemuannya dengan Shin Hye sore nanti.

Sementara itu, Yong Hwa mendapat ancaman keras dari ibunya. Sejak ibunya mengetahui Yong Hwa memutuskan Seo Hyun dan mendekati gadis penjual bunga, ibunya tidak menyukai lagi bunga yang dibawa putranya itu setiap pulang kantor. Tidak ingin berkonflik, Yong Hwa pun selalu memberikan bunga yang setiap sore dibelinya dari toko bunga Alice kepada Harmeoni penjual roti ikan di pinggir jalan menuju rumahnya.

Tapi pagi itu Yong Hwa dibuat melotot kepada ibunya.

"Apa yang Eomma katakan?" tanyanya menatap ibunya tajam.

"Eomma tidak akan mengampuni bila kau betul-betul jatuh cinta kepada tukang bunga itu." ancam ibunya tidak main-main marah.

"Aku tidak mengerti maksud Eomma."

"Diantara banyak gadis cantik yang pantas kau dapatkan, haruskan kau memilih seorang tukang bunga?" pekik ibunya.

"Sudah kukatakan Eomma harus tahu dulu siapa dia sebelum berkata yang tidak-tidak tentangnya." Yong Hwa balas menyalak kepada ibunya.

"Eomma masih akan mentolerir bila dia gadis yang sehat, tapi selain tukang bunga dia pun menderita amnesia. Apa kau sudah sangat kehilangan gadis hingga harus jatuh cinta pada gadis yang nasib hidupnya semengenaskan itu?" teriak ibunya.

Yong Hwa menganga... dari mana ibunya tahu tentang itu? "Apa selama ini diam-diam Eomma menguntiti aku?" pelotot Yong Hwa kesal tiada tara.

"Seo Hyun mengatakannya kepada Eomma kemarin. Dia habis dari toko bunga itu dan gadis itu tidak mengenalinya, padahal mereka sudah bertemu 2 kali. Lalu dia mengakui jika dirinya menderita amnesia, itu sebabnya dia melutut memohon maaf kepada Seo Hyun."

"Mwo...?" Yong Hwa menyipitkan matanya. Jadi kaleng rombeng~biang masalahnya adalah cewek berbisa itu?

Apa yang terjadi? Apa yang dia mau hingga harus mengganggu ketentraman hidup orang? Yang membuatnya teramat marah mendengar Shin Hye sampai melutut meminta maaf kepada putri ular itu. Dimana kesalahan Shin Hye hingga harus melutut? Apa amnesia itu dosa...?

"Eomma tidak suka kau menyukai gadis menyedihkan itu. Bila kau mau membuang gadis sebaik Seo Hyun, cari penggantinya yang lebih baik dari Seo Hyun!" peringat ibunya keras.

Eternal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang