26

210 84 8
                                    

Perjalanan menuju danau terasa menyenangkan, interaksi keduanya benar-benar seperti 2 orang yang saling jatuh cinta lalu melakukan dating untuk pertama kali. Yong Hwa juga semakin tahu apa yang harus dilakukan pergi dating dengan penderita amnesia. Yaitu mengabadikan setiap moment, supaya dapat diingat Shin Hye.

"Hye Mi tidak memberi kita banyak waktu, kita harus segera kembali sebelum tengah hari. Sebelum lupa ayo kita berfoto!" ajak Yong Hwa sambil mengatur lensa pada pocket camera yang dibawanya.

"Tuan takut pada asistenku itu?" senyum Shin Hye menanggapi sikap Yong Hwa yang mentaati aturan Hye Mi.

Yong Hwa menatapnya. "Apa kita abaikan saja?" tanyanya meminta persetujuan.

"Eoh, abaikan saja. Yang majikan itu aku, dia bekerja untukku. Kenapa kita harus patuh padanya?" tukas Shin Hye nakal.

Yong Hwa mengurai senyum lebar. Tidak menyangka akan mendapat jawaban provokatif serupa itu dari gadis amnesia yang hidupnya sangat bergantung terhadap asistennya tersebut. Nakal dan pemberontak. Apa ini karakter aslinya?

"Joa. Kita abaikan saja! Untuk apa kita harus repot mematuhi dia, bukankah begitu?" Yong Hwa sangat setuju.

Dan semakin lama Yong Hwa melihat tingkah Shin Hye yang cuwek dan jahil. Sangat tidak jaga image. Tidak seperti biasa bersikap terhadapnya bila di toko bunga. Akrab namun tetap formal. Sebagaimana penjual terhadap pelanggan. Tapi lihat sekarang, dia bahkan berani mencandainya dengan pura-pura mendapat ikan.

"Aigo... aigo... Tuan! Sepertinya aku dapat ikan besar, mungkin seekor salmon. Tolong bantu aku!" teriaknya seraya menarik alat pancingnya yang terlihat berat.

Yong Hwa langsung meninggalkan pancingannya sendiri, sambil menyambar jaring kecil untuk mengambil ikan dari kail terburu-buru ia menghampiri Shin Hye. Mengambil alih pancingan dari tangan Shin Hye. Kemudian ia menariknya yang memang terasa berat, seperti benar disangkuti ikan besar.

"Aigo... berat sekali, pasti ikannya besar." ucapnya.

Sedangkan Shin Hye menahan tawa melihatnya sangat fokus menarik pancingan. Begitu sulit tapi dia tidak menyerah, menarik dan mengulurnya lantas menariknya lagi sekaligus, tapi masih tidak mau naik. Ikannya masih bandel.

"Ikan apa ini, kenapa berat sekali?" tolehnya pada Shin Hye, seketika Shin Hye merapatkan bibirnya pura-pura tidak tersenyum.

"Makanya aku pun tidak tahu." geleng Shin Hye.

"Baru aku menarik kail seberat ini." gumamnya seraya kembali berusaha, terus berusaha dengan mengerahkan seluruh tenaga, hingga akhirnya kail itu tak urung terangkat... dan tawa Shin Hye meledak sebab bukan ikan yang tersangkut di ujung kail tapi sampah keranjang bekal yang pastinya sudah lama terendam di dalam sana.

Yong Hwa yang semula berteriak girang, berubah lemas ternyata sampah yang telah menghabiskan tenaganya itu. Dan melihat Shin Hye yang terbahak-bahak nikmat mentertawainya, ia hanya bisa diam speechless. Merasa kesal tentu saja karena sukses dikerjai, tapi akhirnya ia pun menguakan senyum.

"Kau senang?" tanyanya.

"Eoh, sangat senang." balas Shin Hye jahil. Lalu tertawa-tawa lagi puas.

Yong Hwa akhirnya hanya menatapnya, terus menatap raut cerianya. Bila tidak sakit, dia pasti pribadi yang menyenangkan. Ceria, sedikit pembangkang dan jahil. Dia juga tentunya anak yang baik, kekasih yang setia dan wanita yang tangguh. Bagi sebagian orang mendapat cobaan sakit seperti ini pasti sudah membuatnya frustasi, tapi dia tetap tegar menjalani semuanya. Yong Hwa semakin iri dengan kekasihnya yang sekarang entah berada dimana?

Eternal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang