40

224 82 12
                                    

Hye Mi menoleh pada Shin Hye lalu menatap wajahnya lekat. Melihat juga tangannya yang berada di atas setir, caranya memutar setir kali ini tampak berbeda dari biasa. Kebiasaannya nyetir setelah amnesia sangat hati-hati, tidak serampangan seperti ini. Tapi kali ini ia sudah menancap gas sejak meninggalkan rumah. Lalu menginjak pedal rem dengan seketika dan mendalam kala berhenti di lampu merah hingga tubuh mereka terpantul ke depan. Setelah itu bibirnya bersiul menunggu lampu berubah warna. Hye Mi mengernyitkan dahi.

"Eonni, gwenchana?" tanyanya khawatir.

"Wheo?" malah tolehnya tidak paham.

"Eonni tidak sedang marah bukan?"

"Ani, aku sedang bahagia." senyumnya. Bibirnya lantas bersenandung mengikuti lagu menghentak yang diperdengarkan perangkat audio mobil mewahnya.

Hye Mi makin mengernyit, kelakuannya ini adalah kelakuan Shin Hye sebelum terjadi kecelakaan. Sehingga dulu Hye Mi selalu tidak mau berkendara bersamanya, karena menakutkan. Cara nyetirnya kasar dan tidak mau mengalah.

Sepulang dari RS beberapa hari lalu sikap Shin Hye, Hye Mi rasakan agak berbeda. Bahkan jauh berbeda dengan saat kembali dari RS setelah kecelakaan. Sinar matanya yang biasanya tampak bingung pun kali ini terlihat percaya diri seperti Shin Hye sebelum terjadi kecelakaan.

Smartphone Hye Mi terdengar berdenyit, segera Hye Mi merogoh saku coat-nya. Mungkin itu Hee Jin, akan bertanya kapan mereka akan tiba di toko. Kemarin ia sudah mengatakan bahwa hari ini toko akan buka. Dan anak itu disuruh mempersiapkan segala sesuatunya setelah beberapa hari dia libur sejak Shin Hye masuk RS. Tapi kening Hye Mi mengernyit dalam saat melihat layar smartphone-nya.

"Mm..." gumamnya.

"Whe?" toleh Shin Hye. "Nugu?" tanyanya. Hye Mi tanpa suara memperlihatkan layar smartphone-nya kepada Shin Hye. "Tuan Jung!" seru Shin Hye, lalu entah kenapa dadanya berdebar kencang. "Cepat jawab!" perintahnya. "Loud, Hye Mi! Supaya aku mendengar apa yang kalian bicarakan di belakangku." tambahnya seraya mengecilkan volume musik.

Hye Mi segera men-tap "jawab" dan mode loud speaker seperti yang diperintahkan Shin Hye.

"Yobseyo. Tuan Jung." gadis itu menyahuti.

"Kau berada dimana sekarang?" suara Yong Hwa terdengar begitu jelas membuat jantung Shin Hye makin cepat berdenyut.

"Di jalan, Tuan. Aku sedang bersama Eonni menuju toko bunga." jawab Hye Mi.

"Toko kalian akan buka lagi?"

"Benar, mulai hari ini."

"Syukurlah." sahutan dari ujung telepon terdengar lega. "Kalau begitu Eonni-mu sudah sehat, Hye Mi?"

"Iya, Tuan. Eonni sudah sehat kembali. Terima kasih atas kunjungan Tuan ke RS." ucap Hye Mi membuat Shin Hye sontak menolehnya. Yong Hwa datang ke RS?

"Bukan apa-apa, Hye Mi. Karena aku sangat mencemaskannya." jawaban itu membuat wajah Shin Hye memerah.

"Nde, terima kasih karena Tuan mencemaskan Eonni." Hye Mi menatap wajah majikannya yang berubah serupa tomat.

"Lalu kondisinya sekarang bagaimana?"

"Syukurnya kondisi Eonni tidak lebih parah dari sebelumnya, Tn Jung. Tapi masih tetap begitu. Amnesia Anterograde." jawab Hye Mi sedih membuat Shin Hye melotot dan berdesis kesal. Aish...

"Geurae? Tetap masih bagus, Hye Mi. Daripada amnesia-nya bertambah parah seperti yang dikhawatirkan dokter."

"Iya, Tuan. Masih sangat bagus. O ya, apa nanti sore Tuan akan mampir ke toko?"

Eternal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang