47

226 82 12
                                    

Perjalanan menuju Incheon kali itu terasa berbeda Shin Hye rasakan, tentu saja. Sebab biasanya dirinya yang harus memegang kemudi, kali ini tidak. Yang duduk di sampingnya biasanya asistennya, kali ini pria yang berjuang sedang menaklukannya. Dan biasanya dia akan berbicara tentang apa saja, kali ini tidak bisa lagi asal bicara. Sebab yang di sampingnya itu Jung Yong Hwa bukan Kim Hye Mi. Dirinya juga sedang menyembunyikan kesembuhannya, jadi sekali lagi harus berakting sebagai penderita amnesia anterograde.

Benak Shin Hye mengingat perjalanan serupa itu saat kembali dari Incheon beberapa waktu lalu. Suasana yang tercipta tak berapa jauh beda. Setidaknya dirinya tetap merasa kaku. Tapi Yong Hwa sangat tahu apa yang harus dilakukan menempuh perjalanan dengan seorang penderita amnesia

Contohnya saat berhenti di kedai untuk sarapan, dia mengabadikan itu dengan ponsel Shin Hye seperti yang pernah dilakukan Shin Hye kala mereka makan siang sepulang dari Incheon. Begitu pun ketika tiba di tempat tujuan, Yong Hwa melakukan beberapa hal yang biasa Hye Mi lakukan. Selalu mengabadikan moment apa pun baik dengan ponselnya atau dengan ponsel Shin Hye. Selalu mengingatkan untuk beberapa hal, seperti membuka daftar pesanan bunga yang sudah Shin Hye catat untuk tokonya. Atau juga melihat langsung tanaman bunga yang masih tumbuh itu di rumah kaca, yang nantinya bunga-bunga itu akan dipanen dan dikirim ke tokonya.

Nampaknya Yong Hwa mengamati apa yang dirinya lakukan ketika datang ke tempat itu sambil mengantarnya beberapa waktu lalu. Seperti itu cara Shin Hye belanja bunga. Dia juga memberi Shin Hye kesempatan untuk menikmati bunga-bunga itu.

"Aku akan memotretmu dengan ponselmu supaya kau bisa melihat apa yang kau lakukan hari ini di rumah nanti. Berikan ponselnya!" pinta Yong Hwa saat Shin Hye akan melangkah ke rumah kaca.

"Apa urusan Tuan dengan Tn Yoo selesai?" tanya Shin Hye.

"Nde, sudah selesai."

"Baik kalau begitu. Ini ponselku." Shin Hye menyerahkan smartphone-nya.

Dan Yong Hwa sedang asyik menjepret ketika benda itu berbunyi. Nama "Urri Sarang" muncul di layar dan foto tampan Dong Hae sebagai background-nya.

"Ah..." Yong Hwa bergumam pelan, seraya ingin saja tangannya mentap tolak. Nama urri sarang itu sangat mengganggu, tapi akhirnya ia memberikan benda itu kepada siempunya.

Raut Shin Hye tampak tidak suka mendapat panggilan tersebut. Dia bahkan menghindar dari Yong Hwa kala menyahutinya.

"Aku berada di toko bunga sekarang, tapi Hye Mi bilang kau sedang pergi ke Incheon." di ujung telepon Dong Hae setengah protes.

"Nde, aku pergi dengan Tn Jung. Wheo?"

"Mworagu-yo? Kau pergi dengan siapa?"

"Tn Jung membutuhkan beberapa tanaman hias untuk ditanam di rumahnya, jadi kami berangkat bersama."

"Neo michyeoss-eo?"

"Wheo?"

"Kalian hanya berdua pergi ke Inchoen?"

"Nde, jadi Oppa pulang saja sekarang, jangan menungguku di toko! Sebab mungkin aku pulangnya sore. Geuno!" tanpa memberi kesempatan Dong Hae bicara lagi Shin Hye memutuskan sambungannya. Lantas memasukan benda itu ke dalam saku coat. Wajahnya tampak kesal.

"Kenapa?" tanya Yong Hwa penuh perhatian.

"Oppa menyebalkan." sungutnya.

"Pasti marah mendengar kau pergi denganku." terka Yong Hwa.

"Eoh, aku benci mendengar suaranya meneriakiku. Ah, laki-laki memang menyebalkan!" rengutnya kesal.

"Aku harus minta maaf bila bertemu dengannya nanti."

Eternal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang