41

208 76 12
                                    

Seperti biasa bunga mampu meredam kekesalan yang Shin Hye rasa. Saat fokusnya hanya pada bunga ia merasakan kebahagiaan. Ia pun tidak ingat lagi dengan Dong Hae yang terus berusaha menghubunginya.

Dong Hae tidak pernah tahu apa yang terjadi terhadap Shin Hye setelah mengusirnya pergi sore itu. Besoknya ketika ia kembali menemui Shin Hye, toko bunga itu tutup. Ia tidak tahu harus bertanya kepada siapa mengapa toko bunga itu tutup. Ia menekan nomor kontak Shin Hye, berkali-kali tidak disahuti. Dan ketika sekali-kalinya disahuti yang menyahuti adalah ayahnya. Membuat Dong Hae lalu melupakan keinginannya untuk mencari tahu lagi.

"Kau mau apa telepon Shin Hye?" suara yang sangat galak.

"O, Abeonim?" eja Dong Hae gugup kala mendengar suara berat dan tidak bersahabat itu.

"Eoh, jadi lekas tutup teleponmu!" perintahnya jelas tidak bisa dibantah.

"Nde, aguesmidha." lalu klik! Dong Hae tidak bisa berkutik lagi. Dan dia tetap tidak mengetahui apa yang terjadi terhadap Shin Hye.

Hari-hari berikutnya smartphone Shin Hye mati, Dong Hae mulai berpikir bahwa itu adalah perbuatan ayah Shin Hye. Seseorang melaporkannya datang menemui Shin Hye ke toko bunga kepada ayah Shin Hye. Dan itu kemungkinan besar kelakuan Hye Mi. Tapi bisa saja itu juga ulah mantan pacar Seo Hyun. Dong Hae menuduh Yong Hwa sang pelapor karena tidak ada lagi yang patut ia curigai selain bocah itu. Untuk memastikannya Dong Hae harus bertanya langsung kepadanya. Dan untuk bertanya langsung padanya, caranya yakni meminta bantuan Seo Hyun atau Yoo Na. Tapi akhirnya ditapnya nomor kontak Seo Hyun.

"Nde, Oppa. Mau apa?" Seo Hyun menyahuti.

"Aku ingin bicara dengan mantan pacarmu, minta nomor kontaknya!" pintanya to the point.

"Untuk apa? Apa Oppa masih kesal atas kejadian di toko bunga itu?"

"Nde, majj-ayo. Ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan padanya."

"Kalau begitu Oppa datang saja ke kantorku. Dia punya sikap buruk, yaitu tidak suka menjawab telepon dari nomor kontak yang tidak dia kenal."

"Kalau yang telepon itu kau, mungkin saja dia tidak mau jawab. Tapi tidak mungkin kalau dari rekan bisnisnya" Dong Hae tidak percaya.

"Aish..." Seo Hyun berdesis sebal. "Kalau kau tidak percaya silakan Oppa telepon saja."

"Berikan nomor kontaknya!" Dong Hae siap menyudahi pembicaraannya tapi ia terpikir satu hal. "Tapi bila benar yang kau katakan, bagaimana aku bisa menemuinya, Seo Hyun-ah?"

"Berarti Oppa datang saja ke kantorku. Sebab aku tidak akan bisa mengajaknya menemui Oppa di suatu tempat."

"Aigo... Jadi dia sudah benar-benar membuangmu, Seo Hyun-ah." cemooh Dong Hae.

"Jangan mengejekku kalau kau butuh bantuanku."

"Mianh. Jadi bagaimana kau akan pertemukan kami?" Dong Hae penasaran.

"Aku akan ajak Oppa ke ruangannya. Hanya seperti itu yang bisa kulakukan."

"Geurae, terserahmu. Yang penting kami bertemu. Lekas berikan nomornya!" Klik Dong Hae mematikan ponselnya lebih dulu.

Namun benar yang dikatakan Seo Hyun, berkali-kali ia menekan nomor yang diberikannya, tetap tidak ada sahutan. Ia pun padahal mengirim pesan memberitahukan sebagai pemilik nomor itu. Juga diabaikan, membuat Dong Hae membulatkan kepal dan menggeretakan rahang.

"Dasar sombong!" makinya kesal tiada tara.

Akhirnya mengikuti saran Seo Hyun, Dong Hae pergi ke kantor YK. Seo Hyun sudah menunggunya di lobi saat Dong Hae tiba.

Eternal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang