27

200 79 14
                                    

"Dia merawatmu dengan baik kalau begitu."

"Nde, Oppa selalu penuh perhatian padaku tidak seperti aku yang kadang lupa memperhatikannya. Aku sering melupakan moment-moment penting, seperti tanggal kami jadian, bahkan ulang tahun Oppa aku sering lupa. Padahal Oppa selalu ingat bahkan ulang tahun Eomma dan Appa-ku."

"Hadiah apa darinya yang paling membuatmu berkesan hingga kau tidak mau kehilangannya?" tuding Yong Hwa.

"Oppa sudah memberiku banyak hadiah indah selama ini, bukan saja setelah kami jadi pasangan kekasih, tapi jauh sebelum itu. Dan yang paling tidak bisa aku lupa, yang membuatku sadar bahwa Dong Hae Oppa sangat mencintaiku, saat dia memberi aku sebuah tiket."

"Tiket?"

"Eoh, aku sangat ingin melihat pertunjukan matador di Spanyol. Eomma mulai sakit-sakitan kala itu, lalu aku dengan Appa mengantar Eomma berobat ke Jerman. Sementara itu sambil menunggu Eomma melakukan serangkaian pemeriksaan, aku pergi ke Madrid untuk menonton pertunjukan matador. Tapi tidak mudah mendapatkan tiket masuk." sejenak Shin Hye menghela napas.

"Akhirnya dokter menyampaikan hasil pemeriksaan Eomma. Tubuhku lemas, dokter mengatakan Eomma menderita kanker sumsum tulang belakang stadium 3. Saat kami akan pulang ke Korea, Dong Hae Oppa datang membawa tiket yang aku inginkan itu. Appa dan Eomma mengijikan aku untuk melihat pertunjukan matador, maka aku dan Oppa pergi ke Spanyol. Akhirnya aku bisa melihat adu banteng melawan matador, tapi selama pertunjukan itu aku terus menangis. Penyakit Eomma sudah sedemikian parah, aku tidak bisa membendung air mataku." cerita Shin Hye membuat Yong Hwa terdiam beku.

"Dong Hae Oppa ingin menghiburku dengan memberi hadiah itu, tapi aku tetap tidak merasa terhibur. Kondisi Eomma teramat menyakitkan untukku. Tapi hadiah yang diberikannya hadiah terindah yang pernah kudapatkan, hingga saat ini. Karena diberikan saat aku berada dalam kepedihan mendalam." lanjutnya.

Ganti Yong Hwa yang menghela napas dalam. Seperti yang diceritakan Hye Mi, hubungan mereka begitu kuat. Dong Hae seakan satu-satunya bagi Shin Hye, begitu pula sebaliknya. Dan dalam kondisinya sekarang, Shin Hye tidak bisa mencari keberadaan kekasihnya.

"Bagaimana dengan kekasih Tn Jung? Ayo ceritakan juga tentangnya!" pinta Shin Hye melihat Yong Hwa seperti terhanyut dengan cerita pedihnya.

"Aku tidak memilikinya." geleng Yong Hwa.

"Tapi bukan berarti Tuan tidak pernah berpacaran bukan?"

"Aku tidak pernah punya cerita seindah itu dengan pacar-pacarku." Ups! Yong Hwa melotot sendiri, kelepasan bicara.

"Pacar-pacarmu...?" Shin Hye mendengarnya pula dengan jelas. "Nde, pria sekeren Anda pasti akan banyak yang suka." senyumnya.

"Saat belum menemukan yang pas di hati, wajar terus mencari bukan? Dan hingga detik ini yang pas di hati itu tetap belum kutemukan." elaknya.

"Dan aku pasti bukan wanita yang Tuan cari, maka bila Tuan suka padaku, hentikan segera! Sebab hanya akan membuang waktu Anda saja." peringat Shin Hye membuat Yong Hwa tersenyum miring.

Sungguh tidak mudah meyakinkan penderita amnesia ini. Sebab di hatinya hanya ada pria cengeng dan mudah menyerah itu. Sekarang Yong Hwa menjadi sangat penasaran dengan keberadaan pria itu. Bagaimana kabarnya? Apa dia baik-baik saja telah meninggalkan kekasih yang begitu setia terhadapnya dalam ketidaktahuannya?

Akhirnya mereka pulang saat matahari condong ke barat. Hye Mi yang menantinya di rumah dengan raut cemas tersenyum lega melihat raut Shin Hye tampak bahagia.

Eternal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang