16

229 85 9
                                    

Besoknya Shin Hye tidak menemukan Yong Hwa di kantornya kala mengantarkan bunga. Yang membukakan pintu ruangan seorang staf. Hari itu Yong Hwa kembali bangun siang. Dan saat akhirnya berangkat, ternyata juga bukan pergi ke kantor. Ia malah pergi ke kafe. Ia berencana menunggu Shin Hye di sana. Di kafe yang juga setiap hari Shin Hye kunjungi untuk mengantar bunga. Sekali lagi ingin memastikan reaksi Shin Hye. Dapatkah Shin Hye mengenalinya?

Dan otak Shin Hye seperti habis di-setting. Dia selalu datang tepat waktu untuk mengantar bunga. Tidak ke kantornya, atau pun ke kafe itu. Selalu tepat pada jam yang sama dia datang, setiap hari.

Yong Hwa sengaja menunggunya di ambang pintu saat dia hendak keluar selesai mengantar bunga dari dalam. Shin Hye hampir menabraknya, tapi setelah melihat wajah Yong Hwa pun dia hanya membungkuk sambil memohon maaf.

"Mianhamidha!" ucapnya, berekspresi kaget karena matanya tidak melihat dengan baik bukan kaget karena yang hampir ditabraknya orang yang ia kenal. Sama sekali tidak ada emosi seperti bila seseorang bertemu tidak sengaja dengan orang yang sudah dikenalnya.

"Jeogi, Park Shin Hye-ssi. Majj-i?" tegur Yong Hwa.

"Nde, masmidha. Apa Tuan kenal aku?" tanyanya menatap mata Yong Hwa lekat.

"Jadi kau tidak mengenaliku?" sesal Yong Hwa tidak dapat menyembunyikan rasa kecewanya.

"Apa kita pernah bertemu, Tuan? Mohon maaf! Ingatanku tidak terlalu bagus, jadi mungkin aku lupa. Dimana kita pernah bertemu?" senyumnya tampak rikuh.

"Apa tadi pagi kau pergi ke kantor YK?" Yong Hwa abai dengan pertanyaannya, dia balas bertanya sambil menatap lekat mata itu.

"Nde, tentu saja."

Yong Hwa menunduk seraya memejamkan mata. Iya, gadis ini memang tidak mengenalinya. Sedikit pun dia tidak mengingatnya. Bukan lupa, tapi tidak ingat. Tidak diragukan dia menderita amnesia.

"Apa kita pernah bertemu di kantor YK, Tuan?" terkanya berusaha tidak membuat kecewa. "Mohon maaf aku melupakan Anda!" ekspresinya begitu natural orang menyesal.

Yong Hwa tersenyum sedih. "Aniyo, gwenchana! Kebetulan kita bertemu di sini. Apa kau ingin minum denganku?" tawarnya.

"Terima kasih banyak atas tawarannya yang menggiurkan, tapi karena masih banyak yang harus kuselesaikan, jadi mohon maaf aku harus menolaknya, Tuan." tepisnya membungkuk dalam, menyatakan penyesalan.

"Geurae..." angguk Yong Hwa pula.

"Kalau begitu, aku mohon diri. Selamat siang, Tuan. Selamat menikmati makanannya!" sekali lagi dia membungkuk sebelum berlalu.

"Nde, terima kasih."

Shin Hye lantas berlalu, Yong Hwa melangkah ke dalam dengan tubuh lunglai. Rupanya apa yang diduganya tentang gadis itu, 90% mendekati kenyataan. Untuk buru-buru memvonis bahwa Shin Hye penderita amnesia, harus melihat hasil pemeriksaan medis. Dan catatan seperti itu tidak ada di hadapannya.
💐

Belum ditemukannya kepastian tentang dugaan amnesia menimpa Shin Hye, Yong Hwa tak henti mencari tahu. Kali ini dari sumber yang paling dekat. Siapa lagi bila bukan asisten pribadinya.

Sore itu ia sengaja datang ke toko bunga. Toko tampak sepi. Yang menunggu hanya seorang gadis memakai topi dan apron senada, menyambutnya ramah.

"Aku ingin bertemu dengan Nn Hye Mi. Apa dia ada?"

"Ada. Sebentar, Tuan." Gadis itu berlalu, tak lama gadis yang dicarinya keluar dari dalam.

"Tn Jung..." Hye Mi langsung mengenalinya.

"Apa kau punya waktu sebentar? Aku ingin bicara denganmu." ujar Yong Hwa.

Eternal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang