21

223 87 8
                                    

Yong Hwa benar-benar tidak enak dengan kejadian pagi itu, kejadian dimana Seo Hyun memarahi Shin Hye. Hingga benaknya tak henti terus memikirkannya. Ia merasa sangat bersalah terhadap Shin Hye, menerima kemarahan atas sesuatu yang pula tak ia pahami. Untuk meredam kegundahannya, senja itu ia meninggalkan kantor menuju toko bunga Alice.

Sore hari toko bunga itu terlihat sepi. Sebelum memasukinya ia mengintip lebih dulu, memastikan bukan Shin Hye yang berjaga di depan. Bagaimana pun Yong Hwa tidak punya keberanian untuk menampakan diri kepadanya setelah kejadian pagi itu. Terlebih dahulu ia ingin mendengar dari asistennya bagaimana suasana hati gadis florist setelah dimarahi Seo Hyun. Jadi yang Yong Hwa cari senja itu tak lain adalah Hye Mi.

"Permisi, Tuan mencari siapa?" tiba-tiba sebuah suara membuatnya hampir lompat karena terkejut, sedang celingukan di luar, tiba-tiba dikejutkan oleh sebuah suara.

Sontak ia membalikan badan kepada gadis yang menegurnya, tapi untungnya gadis itu yang ia cari.

"Ah, kau mengagetkan, Nn Hye Mi!" belalaknya.

"Mohon maaf! Tuan sedang apa di luar? Kenapa tidak masuk saja?" tanya Hye Mi membungkuk tipis.

"Aku sengaja datang untuk mencarimu. Kau punya waktu sebentar? Aku ingin bicara."

"Denganku, Tuan?"

"Iya. Jika tidak keberatan kita bicara di kafe." ajak Yong Hwa.

Hye Mi terdiam sejenak. Lagi, mengajak bicara di kafe? Ada hal penting apa lagi sekarang? "Eonni mungkin bisa menunggu. Baiklah, Tuan. Mari kita pergi!" ia menyetujuinya. Lalu berjalan mendahului menuju kafe yang hanya berjarak 1 blok.

Hye Mi menduga, Yong Hwa ingin membicarakan Shin Hye. Mungkin ingin membicarakan kejadian pagi itu yang membuat Shin Hye seharian murung.

"Silakan pesan minumannya!" perintah Yong Hwa setelah duduk.

"Tidak usah, Tuan. Hari sudah sore, toko akan segera tutup."

"Ya sudah kalau begitu." Yong Hwa pun turut tidak memesan minuman, supaya tidak mengganggu waktu Hye Mi terlalu lama. "Apa Eonni-mu baik-baik?" tanyanya memulai.

"Iya, Eonni baik."

"Dia tidak cerita tentang yang terjadi kemarin pagi di kantor YK?"

"Cerita, Eonni menceritakan semuanya."

"Apa dia sakit hati?" tatapan Yong Hwa tajam kepada Hye Mi.

"Eonni sedih. Tapi Tuan tidak perlu khawatir sebab Eonni sudah melupakannya. Barangkali itu baiknya Eonni menderita amnesia, lekas melupakan apa pun. Dan tidak akan berbekas." senyum Hye Mi.

Yong Hwa memejamkan mata mendengar itu. "Intinya dia tetap sakit hati, Hye Mi." sesalnya.

"Tepatnya Eonni sedih karena jadi mengingat kekasihnya, Tuan."

"Kekasihnya? Dia punya kekasih?" Yong Hwa mengernyit.

"Iya, tapi kekasihnya pergi setelah tahu kondisi Eonni."

"Pergi meninggalkannya, maksudmu?"

"Benar, Oppa tidak bisa menerima Eonni dalam kondisi hilang ingatan seperti itu. Maka ia meninggalkannya."

"Ya Tuhan!" gumam Yong Hwa. Pria jahat. Bagaimana mungkin dia malah pergi karena kekasihnya mengalami amnesia? Seberapa malang gadis florist itu sebenarnya? "Kau mau menceritakan tentang itu padaku, Hye Mi-ya!" pintanya penuh rasa ingin tahu.

"Maaf, Tuan! Aku tidak bisa, itu privasi Eonni." Tapi anak itu menolak dengan halus.

"Iya, benar. Tidak baik menceritakan privasi orang lain." Yong Hwa memahami. "Kau tahu, aku merasa sangat bersalah pada Eonni-mu. Tolong sampaikan permintaan maafku padanya! Aku sungguh tidak bermaksud melukai Eonni-mu." ucapnya sungguh-sungguh.

Eternal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang