Setelah terapi di rumah sakit yang ke sekian kalinya, perkembangan ingatan Johnny terlihat ngga terlalu signifikan karena setelah beberapa minggu Johnny masih belum ingat sepenuhnya soal Mary, ya tentu Mary sedih apalagi Johnny mulai ingat dengan tim Neo, ia cemburu.
Siang ini sepulang dari rumah sakit, Mary mengajak Johnny ke rumahnya di tepi pantai. Rumah impian mereka berdua dulu sebelum Younghoo lahir. Hembusan angin pantai terasa lebih dingin kali ini. Mary ingat saat Johnny melemparnya ke air atau bermain pasir dan berakhir dengan mandi bersama di bathtub. Sayang, membawanya ke pantai ngga mengubah apapun, ingatan Johnny soal Mary masih hilang, mungkin memang belum saatnya.
Setiap malam Mary selalu minum di bar pribadinya, whiskey, vodka, champagne, wine, semua di coba untuk menutupi perasaan sedihnya. Johnny berdiri dihadapannya sambil melipat tangan di dada.
"Stop it" katanya.
Mary berdecih, "kenapa?"
"Aku bilang berhenti ya artinya kamu harus berhenti, ngga perlu alasan"
Mary tertawa pelan, "apa ini? Ingatan kamu udah normal? Hah?!"
"Kamu mabuk Mary!"
Mary menggeleng lalu berjalan mendekat, "aku ngga mabuk Jo, aku cuma kangen sama kamu. Akan kangen Johnny Suh yang--"
Perkataan Mary terpotong dengan kehadiran penjaga yang tiba-tiba, mukanya terlihat serius dan sedikit panik.
"Permisi tuan dan nyonya, siaga 3 di halaman" katanya lalu membungkuk dan pergi.
"Damn!" Umpat Mary sambil melirik Johnny yang juga meliriknya.
Biasanya cuma Johnny yang harus keluar rumah, tapi kali ini Mary ragu apa Johnny ingat apa itu siaga 3? Masalahnya beberapa hari terakhir saja Mary yang disibukkan dengan penandatanganan bisnis.
Pertama, Mary segera berlari menuju kamar Younghoo dan menguncinya, lalu ia berjalan turun ke ruang bawah tanah tempat senjata disimpan dan mengambil beberapa pistol. Bodyguard berkumpul dengan komando dari Mary. Ya, bertahun-tahun jadi istri mafia sekelas Johnny Suh membuatnya mengerti soal hal ini secara natural.
Setelah mendapat beberapa peritah para bodyguard pun berpencar, Mary memastikan pistolnya terisi penuh untuk berjaga-jaga, ia hanya akan berdiri di dalam rumah dan memastikan bodyguard membabat habis lawan yang datang. Sekon kemudian ia menyadari kalau Johnny ngga ada di batas pandangan matanya.
"Jo! Johnny?!" Panggilnya.
Ngga ada jawaban, Mary pun membuka gorden dan mengintip.
"Shit" umpatnya saat melihat Johnny sedang berbicara dengan pemimpin lawan, ia terlihat tenang sambil memasukan tangannya ke saku celana jeans yang di pakainya. Mereka berbicara cukup lama, mungkin bernegosiasi atau hal lainnya.
Mary masih memperhatikan mereka sampai akhirnya semua orang menodongkan pistol pada Johnny. Mary yang panik segera membuka pintu dan menodongkan pistolnya, beberapa bodyguard berdiri di depan Mary.
Dor!
Dor!
Suara tembakan begitu riuh terdengar.
"Johnny!" Panggil Mary.
"I can handle this!" Jawab Johnny sambil menembakan beberapa peluru ke arah lawan.
Ngga ada satupun peluru yang meleset semuanya tepat di kepala ataupun dada. Johnny is Johnny, sedetik Mary merasa tenang karena Johnny ngga lupa dengan kemampuannya. Tapi karena Mary sudah keluar Mansion itu tandanya Mary dianggap bergabung kedalam genjatan senjata.
KAMU SEDANG MEMBACA
JOHNNY'S (COMPLETE)
FanfictionApa Tuhan emang ngirim dia buat gue? Buat jagain gue atau buat hidup gue tambah ribet? He is a destroyer, killers, gunners or whatever I hate those mafia shit thingy! But I have to learn about it. And suddenly I... 🫶🏻 Disclaimer 🫶🏻 Halo, selamat...