Pesta

5.1K 818 20
                                    

Hayuluuuuuh sider ya? Bukan? Vote dulu kalau gitu hehehehheheh

••••••••••••••

Benerkan? Kalau kakak gue bisa dibunuh kenapa gue engga? Anehnya kenapa baru sekarang? Padahal kakak gue udah jadi istri mafia selama bertahun-tahun.

Gue pengen hidup biasa aja, tanpa tersentuh barang sedikitpun dengan dunia gelap itu. Gue mau hidup normal aja, lulus kuliah, kerja, dapet uang sendiri, that's it. Gue harus menghindar dari ini semua sebelum terlalu banyak ikut campur, kerja, dapet uang dan pergi jauh.

"Mar?" Panggil Johnny, "ngga usah dipikirin, kan ada saya"

"You said I would die. Gimana ngga kepikiran" kata gue tersenyum paksa, "Gue ngga mau terlibat apapun Johnny, gue mau hidup normal."

Johnny mengangguk sambil tersenyum.

"Selesai makan, gue mau pulang sendiri pake taksi. Gue minta semua dunia permafiaan untuk ngga ikut campur sama hidup gue, gue mohon"

Johnny menggeleng pelan, "Mary, I know what you want but no, you can't--"

"Stop"

"I said you can't Maryanna!" Balas Johnny dengan nada sedikit tinggi.

"Shut up!" Teriak gue kesel, ngerti ngga sih kalau gue bener-bener ngga mau tau urusan mafia barang sedikitpun?!

Brakh!

"Behave Mary!"

Gue terperanjat, Johnny menggebrak meja sampai beberapa alat makan berjatuhan ke lantai, dia natap mata gue seakan-akan dia yang bakalan bikin gue mati, gue mendongkak balas tatapan Johnny.

"Or maybe you are the one who kill me soon?" Kata gue pelan, mencoba berani melawan tatapan mata Johnny yang mengintimidasi.

Gue angkat dress gue dan berjalan keluar, gue berbalik buat mastiin Johnny ngga ngejar gue, syukurlah dia cuma diam sambil buru-buru menempelkan ponselnya di telinga.

•••

Freak stranger!
Ya, Johnny cuma orang asing yang baru aja datang di hidup gue, ngga akan gue biarin dia seenaknya ngatur. Dasar aneh!
Gue bener-bener benci dunia gelap itu, kenapa harus ada sih? Ayolah! Jual beli organ tubuh? human trafficking? Ngga ada yang bisa tenang dengan bayang-bayang itu, mengerikan.

Gue natap mata gue sendiri di cermin ngebayangin gimana rasanya kalau kepala ini ditembak lalu mati seketika, fuck!

Pesta di kelab malam yang dipesan temen gue, bakalan tetep gue datengin. Gue pengen bersenang-senang sedikit. Haechan udah nunggu di ruang tamu, dia jemput gue.

"Mar, lama banget. Anak-anak udah pada ngumpul" teriaknya.

Gue memoles sekali lagi lipstik di bibir gue, "iya bentar, bawel banget sih Chan"

Gue buka pintu kamar dan kita pun buru-buru turun, gue sempet ngelirik unit apartemen di kiri dan depan unit gue, ngga ada pergerakan. Mungkin Johnny juga lagi sibuk. Eh?! Bukan urusan gue, kenapa gue nyariin Johnny.

Gue dan Haechan ada di dalam mobil, kita dalam perjalanan menuju kelab.

"Lo suka warna biru ya? Biru mulu baju lo" kata Haechan.

"Iyakali, ngga sengaja beli warna biru mulu" kata gue, lagi-lagi malam ini gue pake mini dress one shoulder warna biru.

Selangkah gue masuk ke dalam kelab, gue disambut dengan asap shisha dan lagu yang menghentak jantung. Temen-temen gue udah nunggu di satu meja besar, mereka nyambut gue dan Haechan.

JOHNNY'S (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang