Aroma

4.2K 545 31
                                    

Entah hari ke berapa Johnny tidur di sofa, dia cuma bisa ngeliatin ibu yang mengandung anaknya dari jauh. Awalnya sulit dipercaya waktu dokter bilang kalau kondisi janin di perut Mary baik-baik aja setelah beberapa penganiayaan terjadi, hal itu bikin Johnny sadar kalau Mary itu kuat bahkan lebih kuat darinya. Tapi jelas itu berkat kerjasama yang baik, mungkin kalau sedikit saja penyelamatan terlambat Mary dan janinnya ngga akan selamat.

"Mary sayang, aku boleh tidur disitu?" Kata Johnny yang duduk diujung sofa.

"Ngga"

Mary sendiri sebenarnya bingung, setiap mencium aroma tubuh Johnny ia akan mual sampai muntah-muntah, meskipun Johnny menyemprotkan parfum sebotol pun Mary akan tetap mual. Dilihatnya Johnny yang merajuk kecewa diujung sana, Mary ingin memeluknya tapi mungkin monster kecil dinperutnya sedang marah karena melihat kejadian menjijikan tempo hari, iya kejadian saat Johnny sengaja mencium Katrina.

"Jo..." Panggil Mary.

"Ya? Aku boleh tidur disitu?"

Mary menggeleng pelan, Johnny hanya bisa mendengus kasar dan kesal.

"Kan aku udah minta maaf soal ciuman itu, itu kan bagian dari skenario yang Poppy bikin. Please"

Mary hanya diam dan menarik selimutnya lalu tertidur. Johnny pun merebahkan badannya, ia berpikir keras, apa itu bawaan Bayi? Atau benar-benar Mary yang marah? Dia berdecih lalu mengeluarkan kotak kecil dari sakunya, mendekat saja susah apalagi melamar?

Pagi ini cuaca sangat bagus, ngga terlalu dingin dan matahari ngga tertutup awan. Beberapa tim neo berkumpul, berbeda dari hari-hari sebelumnya, mereka terlihat lebih tenang dan banyak tertawa.

"Jadinya lo mau liburan kemana?" Tanya Poppy pada Lucas yang sedang menyesap kopi hitamnya.

"Ke kampung halaman Jasmine" jawabnya.

"Dan lo Jungwoo?" Tanya Poppy lagi.

"Gue cuma pengen rebahan sama Mark terus dengerin dia mainin gitar aaah cute!" Katanya sambil nyolek perut Mark.

"Ngga!" Sergah Mark buru-buru menolak keinginan Jungwoo.

Mereka tertawa, sekon kemudian Mary datang diikutin maid dibelakanganya, dia membawakan beberapa potong waffle dengan maple sirup dan butter.

"Ini sarapan" kata Mary.

Mary ngga tau harus dengan cara apa mengungkapkan rasa terima kasihnya ke Tim Neo, ia bersyukur dikelilingin orang-orang hebat dan baik. Mary bahkan menangis saat mengucapkan terimaksih tempo hari.

Lucas segera mengambil waffle dan melahapnya.

Tap...

Tap...

Tap...

Seseorang datang dan berdiri tepat di belakang Mary.

"Hoeeeeekkk!"

Itu Johnny, Mary berbalik dan segera pergi.

"Hei!" Panggil Johnny, merasa ngga ada respon yang baik Johnny hanya menarik kursi dan mendaratkan bokongnya dengan kasar.

"Hahahahhahaha" tawa Lucas.

"Very funny huh?"

Mereka berbincang soal alasan kenapa Mary jadi seperti itu, mereka yakin kalau itu bawaan bayi. Mereka setuju kalau Mary dan Bayinya sama-sama ngga suka dengan adegan Johnny dan Katrina.

"Kan saya udah bilang, skenario yang poppy bikin terlalu menjijikan"

"Tapi itu 100% berhasil Kak Jo" balas Poppy.

"Iya kamu hebat"

Ngga lama kemudian Jaehyun datang dengan Hyunoo dan seorang babysitter yang cantik.

"Wow wow istri baru!" Pekik Lucas, saat melihat babysitter itu.

"Jangan asal kalau ngomong, move on dari Ela aja belum bisa, gimana mau cari istri baru?" Balas Jaehyun kemudian dia berbalik, "kamu main dulu aja sama Hyunoo, biasanya dia suka main di taman" lanjut Jaehyun pada babysitternya.

Hyunoo berlari kesana kemari diikuti babysitter dan Mary yang segera turun dari kamar saat tau keponakannya datang.

"Gimana udah ngelamar Mary-nya?" Tanya Jaehyun.

Tanpa menjawab pertanyaan itu, Johnny hanya memutar matanya.

"Jangankan ngelamar, tidur aja jauh-jauhan" jawab Jungwoo.

Johnny melirik Jungwoo dengan wajah kesalnya.

"Ditolak mentah-mentah sama ibu dari anaknya" sambung Mark.

Lirikkan Johnny berpindah ke Mark.

"Ngeliat muka Johnny dari jauh aja kayaknya Mary mual" tambah Lucas sambil mengunyah waffle.

"Gue jadi ngerasa bersalah bikin skenario itu"

Johnny kemabali melirik Jaehyun, "udah jelaskan? Ngga perlu di jelasin lagi."

•••

Malam hari saat Johnny terlelap di sofanya, seseorang mengelus pipinya lembut, menyusuri sampai ke leher dan dada.

"Jo" bisiknya pelan, tapi itu ngga bikin Johnny terbangun.

Cup!

Sebuah kecupan mendarat di pipi Johnny, ia pun mengerjapkan matanya.

"Mary?" Ucap Johnny kaget.

Tanpa berkata apa-apa, Mary langsung meringkuk memeluk Johnny diatas sofa yang sempit, ia menenggelamkan kepalanya di leher Johnny, mendekap tubuh johnny erat-erat layaknya guling.

Johnny ngga menyia-nyiakan kesempatan ini, dia pun membalas pelukan Mary erat-erat, menciumi kepalanya lalu mengusap punggungnya lembut.

"Kiss me" kata Mary pelan, ia mendongkak menatap Johnny.

Johnny terdiam sejenak melihat kelakuan wanitanya yang selalu diluar dugaan.

"Kiss me" kata Mary lagi.

Johnny tersenyum lalu mengecup bibir Mary.

"More" pinta Mary.

"What kind of 'more' do you want princess?" Ditatapnya kedua mata Mary bergantian dibawah sinar lampu yang temaram.

Mary mencium bibir Johnny perlahan dengan lembut dan penuh rasa, nafas mereka perlahan semakin memburu, ciuman manis itu berubah jadi ciuman yang panas, keduanya saling melumat.

"Baby, is it okay if we--"

"Dokter bilang itu bagus"

"I know but you? I mean, how if--"

"I want it" potong Mary lalu kembali mencium Johnny dengan penuh hasrat.

Dark room, gazing and slow sex.

Bersambung
Vote and comment

JOHNNY'S (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang