On Purpose

6.7K 866 45
                                    

VOTE DOLOOOO KALI HIHI
•••••

Haechan duduk gemeteran di sofa sambil ngusap-ngusap pipinya yang masih ngilu, sesekali dia ngelirik kearah lelaki asing setengah gila yang baru aja bikin ribut.

"Who are you?"

"Johnny, Johnny Suh" katanya dengan wajah datar tanpa rasa bersalah padahal udah bikin temen gue bonyok h-1 wisudanya.

Gue masih diem nunggu Johnny ngejelasin tanpa diminta tapi dia malah diem aja sambil lirik-lirik suasana apartemen gue.

"Hei! Lo udah nonjok temen gue, would you say something?"

"What should I say?"

"Sorry maybe?"

Johnny ngelirik gue, ngeliatin gue dari ujung kaki sampe ujung kepala dan entah kenapa gue merasa terlecehkan dengan tatapannya.

"What are you doing"

"Ngga mempersilahkan saya duduk dulu? Let me sit first?" Balas Johnny.

Gue ketawa garing, wah firasat gue pasti bener, diliat dari gerak geriknya dia berkaitan sama Jaehyun.

"Have a shit! please" balas gue sambil menekan kata shit.

"Language baby" Kata Johnny dengan suara yang lebih rendah lalu duduk di sebelah Haechan.

Damn!

Haechan bergerak untuk mengantisipasi, takutnya dia kena pukul lagi. Haechan emang nakal dan tukang bikin onar tapi ditinju sama orang kaya Johnny pasti bikin dia down.

"So" buka Johnny, "what you have done to Maryanna Kim? Are you guys dating?" Katanya sambil natap Haechan, keliatan kaya bapak introgasi anak.

"What?!" Kata gue kaget dan Haechan cuma celingak celinguk kebingungan.

"Harusnya lo jelasin dulu lo siapa? Kenapa lo tau nama gue dan apa maksud lo nonjok temen gue, bukannya tiba-tiba nanya hal kayak gitu"

"Saya penghuni unit sebelah apartemen ini juga" jawab Johnny.

Gue natap matanya, jelas dia bohong.

"Terus?"

"Saya denger ada suara desahan, saya kira kamu di perkosa"

"Ngga! Siapa yang merkosa?" Tukas Haechan memberanikan diri.

"Hah?! Gila kali, ngga ada yang merkosa, desahan atau apalah itu. Yang jelas lo salah udah nonjok temen gue, dan Haechan cuma bantuin pasang resleting dress gue"

Johnny menghela nafasnya, sadar ia salah tapi gue masih ngga denger kata maaf bibirnya.

"Ok, that's good tho"

"Minta maaf sama Haechan!" Paksa gue.

"Sorry" tutup Johnny seraya berdiri dan buru-buru menuju pintu keluar.

Gue dan Haechan mengikutin pergerakannya, sampai Johnny berbalik dan nyuruh gue mendekat dan gue nurut, gue pikir dia mau ngasih uang buat benerin pintu.

Setelah gue mendekat, dia nangkup kedua pundak gue dan ngebalik badan gue, gue terdiam saking kagetnya --dia juga nyingkap rambut gue kedepan dan

Sreet!

Dia nutup resleting di belakang dress gue dalam sekali tarikan, padahal Haechan susah banget tadi.

Gue langsung berbalik menghadap Johnny.

"See you tonight" katanya dan langsung pergi gitu aja.

"Hah? Hei benerin pintu gue!"

•••

Setelah gue kompres memar di pipi Haechan, gue langsung minta maaf atas kelakukan tetangga gue yang aneh tapi Haechan juga ngerti.

"Gue ngga apa-apa. Bagus lo punya tetangga kayak gitu setidaknya ada yang bantu buat lindungin lo kan?" Kata Haechan

Gue berdeham seolah setuju, perasaan gue bilang kalau Johnny bukan sekedar tetangga dan logika gue menganggap itu sebagai ancaman. Aura Johnny sangat kuat bahkan dia cuma duduk diam pun gue merasa terintimidasi, gue pernah ngerasain hal kayak gini dulu --dulu di pernikahan mendiang kakak gue.

"Kasian banget sahabat gue bonyok, padahal besok wisuda dan pasti naik ke panggung buat pidato karena nilai lo sempurna"

"Apaan sih" kata Haechan sambil berdiri, "gue balik ya, gue baik-baik aja. Justru lo yang harus jaga diri"

Tiba-tiba Haechan narik gue buat meluk, Haechan ngga pernah kaya gini sebelumnya, ah mungkin dia mau menunjukan kalau dia turut berduka.

Ngga lama gue bales pelukannya, nyaman.

•••

Gara-gara Johnny, apartemen gue jadi berisik. Suara bor menggema seisi ruangan, benerin pintu. Ngga mungkin gue biarin pintu apartemen gue gitu aja kan?

See you tonight, gue hampir lupa kalau itu adalah kata-kata terakhir Johnny. Otomatis gue lirik jam, ini udah malem dan gue sama sekali ngga ngeliat dia.

"Terima kasih ya" kata tukang pintu saat gue ngasih beberapa lembar uang.

"Sama-sama pak, justru saya yang makasih" balas gue sambil sesekali membungkukkan badan.

Setelah tukang-tukang pergi, gue segera nutup pintu tapi

Tap!

Ada kaki yang nahan pintu gue, sepatunya keliatan mahal dan berkelas.

Johnny.

Entah kenapa karena ngga ada Haechan dan gue sendiri, gue jadi ngerasa agak takut. Mungkin ini sugesti karena gue berfikir kalau Johnny teman Jaehyun. Yang gue tau Jaehyun adalah mafia yang terlibat perdagangan manusia sekala besar, narkotika, organ tubuh, senjata illegal dan lain-lain. Wajar kan kalau gue takut?

Wajahnya datar dan ngga banyak ekspresi, gue sampe bingung harus gimana, gue sapa atau gue cuekin?

"Would you let me in?"

"No" balas gue ketus.

"Why?"

Gue diem, benar-benar bingung. Tatapan Johnny seolah menghentikan gue berfikir dan malah bergerak buat ngebuka pintu lebih lebar.

"Thanks sweety" katanya.

Pervert!

"So, you are Jaehyun's friend right?"

Johnny mengangkat alisnya, kaget dengan pertanyaan gue lalu dia tersenyum.

"Nope" katanya, "Im Jae's enemy?"

"Hah?!"

Kalau Johnny musuh Jaehyun berarti yang ngebunuh kakak gue?

Bersambung
Mohon terus beri dukungan tayangkuuw
Vote comment jangan lupa biar berkah hahaha

JOHNNY'S (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang