Poppy memposisikan telunjuknya di depan bibir, "ssst!" Katanya lalu membuka salah satu pintu.
"Come on girls, you sold" Kata Poppy.
Beberapa perempuan keluar dari ruangan, Poppy meminta mereka untuk tenang, ia bahkan mengancam mereka. Jujur gue ngga sanggup berkata apa-apa lagi, satu sisi Poppy terlihat keren tapi juga menakutkan.
Poppy berbalik setelah menenangkan beberapa wanita itu, "kalian masuk" katanya.
"Kita?" Tanya Haechan.
"Emangnya siapa lagi? Cepetan!"
"Ngga!" Tolak Haechan mentah-mentah.
Poppy berdecih pelan, "masih untung gue ngga bunuh lo! Sekarang cepet masuk, waktu gue ngga banyak"
Haechan terdiam begitupun dengan gue, tapi kita masih sama-sama menolak untuk masuk.
Poppy mengambil pistol yang ada di pinggangnya lalu menodongkan ke gue dan Haechan secara bergantian.
"Masuk" katanya lagi.
"Lo ngga mungkin bunuh gue kan Pop" tanya gue pelan.
"Of course not" balas Poppy, ia menggeser sasarannya pada Haechan. "Tapi laki-laki ini? Bisa aja gue bunuh kan, jadi mendingan nurut aja, cepet!"
Akhirnya gue dan Haechan masuk perlahan.
"Denger ya, pintu ini ngga akan gue kunci tapi kalau kalian mau aman mendingan nurut dan jangan keluar, apapun yang terjadi" lalu dengan tergesa-gesa Poppy keluar ruangan.
Gue ngelirik Haechan.
"Kita nurut aja dulu sama Poppy, walaupun ketauan Johnny ngga akan mungkin bunuh lo" kata Haechan lalu dia duduk diatas tempat tidur kecil.
Poppy benar. Mungkin Johnny dan yang lainnya ngga akan bunuh gue, tapi gimana kalau mereka bunuh Haechan?
"Chan, kita kabur aja" kata gue pelan, "atau lo yang kabur dan gue akan diem disini"
Haechan cuma diem ngeliatin gue, "lo takut Johnny bunuh gue ya?"
"Kita harus kabur, pokonya kita kabur" gue membuka pintu, "ayo! Maafin gue chan ayo kita pergi, ini cukup. Gue takut lo mati"
"Mar--"
"Haechan, please ayo" kata gue panik.
Akhirnya Haechan berdiri dan kita keluar dari ruangan itu, menyusuri jalan yang sama seperti kita masuk tadi. Gue akan pulang ke mansion dan bertingkah seolah ngga terjadi apa-apa.
Gue kerahkan langkah seribu sambil tetap waspada.
"Sial!" Rutuk Haechan yang berjalan di depan gue, "kayaknya lelangnya baru aja selesai, banyak banget orang lalu lalang" lanjutanya sambil menempelkan punggung ke dinding berusaha untuk sembunyi, begitupun dengan gue.
"Terus kita harus gim-- hmmph!!!"
Seseorang membekap mulut dan hidung gue, sesak!
"Haech--" gue lihat beberapa orang juga membawa Haechan setelah memukulnya sampai pingsan.
Sesak...
Gelap...
•••
"Nghh" hanya itu suara yang keluar saat gue membuka mata, mulut gue ditutup lakban, kaki dan tangan gue terikat dengan keras sampai terasa perih.
Gue ada di dalam mobil yang sama sekali ngga gue kenal, gue lihat jendela, masih di pelabuhan! Gue masih bisa lihat kapal ferry dengan nomor 1271, siapa yang nyekap gue?! Haechan dimana?! Oh my god! Gue takut, takut setengah mati, Haechan harus hidup!
KAMU SEDANG MEMBACA
JOHNNY'S (COMPLETE)
FanficApa Tuhan emang ngirim dia buat gue? Buat jagain gue atau buat hidup gue tambah ribet? He is a destroyer, killers, gunners or whatever I hate those mafia shit thingy! But I have to learn about it. And suddenly I... 🫶🏻 Disclaimer 🫶🏻 Halo, selamat...