Bab 19.2 Missed Call

561 126 7
                                    

Aura mencekam sangat mencekik Park Sooyoung saat ini tengah menunduk takut pada sup ayam yang ada di hadapan wanita itu. Sungguh, wanita itu tak berani untuk mengangkat kepalanya dan menatap sosok pria paruh baya yang tengah menatapnya dengan tatapan datar

Glek.

Park Sooyoung menegak ludahnya dengan kasar. Niat hati kembali ke Pulau Jeju untuk menghindar dari masalahnya yang ada di Seoul, namun, di Jeju, Park Sooyoung malah mempunyai masalah baru.

Sungguh... Park Sooyoung tak menyangka jika ayahnya itu masih menyimpan amarah pada Park Sooyoung. Padahal jika diingat – ingat, kejadian dimana Park Sooyoung menentang nasihat ayahnya untuk tidak pergi ke Seoul terjadi dua tahun yang lalu. Seharusnya, ayahnya itu kini sudah bisa melupakan tindakan keras kepala Park Sooyoung itu kan?

"Kak, kenapa kau hanya menatap supnya? Apa aku perlu memanaskan supnya lagi?" tanya Park Minji heran ketika ia menyadari bahwa kakak sulungnya sedari tadi hanya menatap dan mengaduk – aduk sup ayam yang ada di hadapannya tanpa berniat untuk mencicipi sup yang terasa sangat lezat di lidah Park Minji itu.

Ucapan Park Minji itu lantas membuat Park Sooyoung mendongakkan kepalanya. Untuk seperkian detik, kedua netra hitam Park Sooyoung beradu dengan kedua netra hitam milik ayahnya, namun dengan cepat, Park Sooyoung memalingkan tatapannya menuju Park Minji yang sedang duduk tepat di samping ayahnya.

"Ah, kau tak perlu repot – repot, Minji. Mungkin... karena perjalanan yang melelahkan, aku kehilangan selera makanku" ucap Park Sooyoung sembari mencoba untuk bersikap senormal mungkin.

Park Sooyoung memberikan tatapan hangatnya pada Park Minji. Namun siapa yang akan sadar bahwa sebenarnya jantung wanita muda itu tengah berdegub takut saat ia merasakan tatapan ayahnya tak terlepas dari wajahnya sedetikpun.

Andaikan saja tatapan itu adalah tatapan hangat, mungkin Park Sooyoung tak akan segugup dan setakut ini.

"Benarkah? Bukankah kakak tadi mengatakan kalau kakak sangat lapar?" tanya Park Minji binggung sembari memiringkan sedikit kepalanya dan melemparkan tatapan herannya kepada Park Sooyoung

Park Sooyoung meringis kecil ketika ia mendengar pertanyaan Park Minji itu.

"Minji, jangan mengganggu kakakmu. Dia pasti lelah" sela Ibu Park yang membuat Park Sooyoung dapat sedikit bernafas dengan lega

"Aku kan hanya bertanya saja" ucap Park Minji kesal sembari mengerucutkan bibirnya dan kembali memfokuskan perhatiannya pada makanan yang ada di atas piringnya

"Sooyoung, jika kau ingin berganti pakaian dan beristirahat, kau bisa langsung ke kamarmu. Kebetulan, ibu dan Minji selalu membersihkannya setiap minggu, jadi kau bisa langsung menempatinya" ucap Ibu Park sembari tersenyum manis kepada Park Sooyoung

Senyuman manis itu seolah – olah mengangkat semua rasa takut dan gugup yang sedang dipikul oleh Park Sooyoung. Bibir wanita itu juga bergerak untuk menarik senyuman yang tak kalah manisnya untuk ibunya.

"Terimakasih ibu"

Ucapan Park Sooyoung itu dibalas dengan sebuah anggukkan dari Ibu Park.

"Kalau begitu, aku akan kembali ke kamar" ucap Park Sooyoung pamit dengan senyum bahagia yang menghiasi wajahnya.

Akhirnya, ia memiliki kesempatan untuk menghindari tatapan menyeramkan dari ayahnya.

Dengan perasaan bahagia yang sangat membuncah, Park Sooyoung mendorong pelan kursi kayu yang didudukinya sehingga kini tercipta jarak antara bangku itu dan meja kayu yang ada di hadapan Park Sooyoung.

"Sebelum kau beristirahat, temui ayah di halaman belakang"

Deg.

Satu kalimat yang baru saja meluncur dengan begitu tegasnya dari mulut ayah Park membuat tubuh Park Sooyoung menegang takut. Park Sooyoung lantas tak bisa menyembunyikan tatapan horornya ketika kedua matanya tanpa sengaja menatap ayahnya

Ice Cream Cake [VJOY] [#RV1] (REPUBLISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang