Nampak seorang lelaki yang memakai jas hitam, celana bahan hitam, sepatu hitam, kaca mata hitam bahkan kalung dengan bandul permata yang berwarna hitam sedang menatap sebuah gedung tak lumayan besar dihadapannya
Joyie. Penulis novel dewasa dari Revets Publisher.
Lelaki itu menghembuskan nafasnya dengan kasar dan menatap secarik kertas yang diberikan oleh sahabat pemaksanya, Kim Taehyung. Jika saja lelaki itu tidak ingat bahwa Kim Taehyung lah yang sudah memberikannya sejumlah uang dengan nominal yang tak terkira agar lelaki itu bisa melanjutkan sekolah intelejennya, mungkin lelaki itu tak mau membantu Kim Taehyung
Bayangkan saja, lelaki itu adalah anggota badan intelijenKorea Selatan yang sangat disegani oleh teman seperkerjanya, lelaki itu selalu berhasil memecahkan kasus – kasus misterius yang sangat sulit dipecahkan oleh para polisi setempat, namun, di hadapan Kim Taehyung, semua itu nampaknya tidak berarti apa – apa
Disinilah ia sekarang. Didepan sebuah gedung percetakan yang tidak terlalu besar. Ia dipaksa oleh Kim Taehyung untuk mencari info mengenai Joyie, seorang penulis novel dewasa
"Jimin, nampaknya waktu 10 tahun yang sudah kau lalui di camp pelatihan tidak berarti apa apa bagi Taehyung brengsek itu" dumel lelaki itu, Park Jimin, sembari kembali melipat kertas yang ada di tangannya dengan rapi dan memasukkan kembali kertas itu ke dalam saku celananya
Tak ingin membuang – buang banyak waktu lagi, Park Jimin langsung memasuki gedung penerbitan itu. Gedung penerbitan itu hanya terdiri dari 3 lantai, jika diperhatikan, gedung itu adalah gedung terendah yang terdapat di daerah itu
"Halo, ada yang bisa saya bantu?"
Saat Park Jimin memasuki gedung percetakan itu, dirinya langsung disambut dengan seorang pria berpakaian cupu, cupu bagi Park Jimin adalah kemeja kotak – kotak kabus, rambut yang diberikan pomade sampai kulit kepala terlihat dan jangan lupakan kaca mata kuno yang membingkai matanya.
"Apa saya bisa bertemu dengan pemilik penerbitan ini?" tanya Park Jimin dengan cepat
Pria cupu itu terlihat mengedipkan matanya berulang – ulang karena dirinya tak mampu menangkap apa maksud ucapan Park Jimin itu.
"Maaf? Bisa anda ulangi sekali lagi?" tanya pria cupu itu sembari tersenyum dan memamerkan behel kawat berwarna merahnya yang terlihat sangat kontras dengan wajah putihnya. Yakinlah... siapapun yang melihat pria cupu itu tersenyum, pasti perhatian mereka akan langsung tertuju pada behel merah terang itu
"Apa... saya... bisa... bertemu... dengan... pemilik... penerbitan... ini...?...." tanya Park Jimin dengan lamat – lamat dan penuh penekanan di setiap kata yang dijedanya. Dan yah... jangan lupakan senyum kesal milik pria itu
"Oh itu....maafkan saya, saya tadi tidak mendengarnya dengan baik" ucap pria cupu itu sembari tertawa terpingkal – pingkal, seolah – olah dirinya baru saja menonton sebuah acara stand up comedy. Hell! Apakah wajah datar Park Jimin seaneh para comedian itu?
"Bisakah saya bertemu dengannya?"
"Ah... maaf saya tertawa terlalu kenc---
"BISAKAH... SAYA... BERTEMU... DENGANNYA?!?" geram Park Jimin dengan kesal
Apa pria cupu itu tidak memiliki teman, sehingga ia sangat berniat untuk menahan Park Jimin untuk tetap berbicara dengannya?
Melihat tingkah Park Jimin tersebut, pria cupu itu langsung membelalakan matanya. Ia meneguk ludahnya dengan kasar saat melihat aura mencekam dari dalam diri Park Jimin.
"Maaf, tapi Ketua Jong sedang tidak ada disini"
"Bagaimana dengan wakilnya? Apa saya bisa bertemu dengan wakilnya?" tanya Park Jimin
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Cream Cake [VJOY] [#RV1] (REPUBLISH)
Fiksi PenggemarEntah kenapa, setiap kali Park Sooyoung memimpikan seorang anak lelaki yang selalu meminta dipanggil "Oppa" di dalam mimpinya, Park Sooyoung selalu mendapatkan kesialan dalam hidupnya #1 Big Hit Entertainment (2 Desember 2020, dst.) #1 VJoy (31 Dese...