Slurp...
Park Sooyoung menikmati mie kuah panasnya dengan tenang.
Setelah berjuang mati – matian untuk menembus hujan, akhirnya Park Sooyoung dapat sampai ke apartemennya dalam waktu yang bisa dikatakan lumayan cepat. Namun meskipun begitu, pakaian yang dikenakan Park Sooyoung tetap basah
Sesampainya di apartemennya, Park Sooyoung langsung mandi. Dia tak ingin sakit, karena sakit disaat tidak ada satupun orang yang memperhatikanmu rasanya sangat menyesakkan. Itulah konsekuensi bagi seseorang yang sedang mengadu nasib di kota yang bukan kota kelahirannya.
Di sini, Seoul, Park Sooyoung tak memiliki keluarga dekat, apalagi keluarga jauh. Yang dimiliki Park Sooyoung disini hanyalah beberapa sahabat yang dikenalnya setelah bekerja di Qimu Company, contohnya, Bae Joohyun, Cha Eunwoo dan Kim Yerim. Juga, Park Sooyoung memiliki beberapa kenalan
Ah... bagaimana yah keadaan keluarganya di Jeju? Apakah ayah dan ibunya masih dapat bekerja sendirian di rumah makan kecil – kecilan mereka? Apakah adiknya, Park Minji, akan meneruskan jalannya untuk menjadi seorang idol? Rasanya... sudah lama Park Sooyoung tidak mengunjungi mereka
Drrttt... Drrtt... Drrrttt...
Suara getaran ponselnya menyentak Park Sooyoung dari lamunanya. Matanya yang sedari tadi menatap laptopnya yang saat ini sedang menampilkan salinan dokumen dari novel yang baru saja diterbitkannya itu langsung bergerak untuk menatap ponselnya yang terletak tak jauh dari laptopnya
Kang Seulgi?
Park Sooyoung langsung mengernyit binggung saat melihat nama itu tertera di ponselnya. Dengan salah satu tangannya yang sedang bebas, Park Sooyoung meraih ponselnya
Pikiran Park Sooyoung langsung tertuju pada novelnya yang baru saja diterbitkan. Apakah Editor Kang memiliki berita bagus tentang novelnya itu? Apakah novelnya itu berhasil dipesan hingga 1000 eksemplar? Astaga, memikirkan itu membuat Park Sooyoung bersemangat
"Halo... ada apa editor Kang? Bagaimana novelku, apakah berhasil dipesan sebanyak 100 eksemplar?" tanya Park Sooyoung menggebu – gebu
Kang Seulgi menghela nafasnya kasar saat menyadari adanya aura semangat dari pertanyaan Park Sooyoung tersebut
"Maaf jika aku mengecewakanmu... novelmu hanya dipesan sebanyak 20 eksemplar" ucap Kang Seulgi dengan perasaan bimbang
Bagaimanapun juga, Kang Seulgi adalah satu – satunya pegawai dari perusahaan penerbitan novel Park Sooyoung yang menyadari betapa besar perjuangan yang dilakukan oleh Park Sooyoung agar novelnya dapat diterbitkan.
Kang Seulgi tau betul bahwa Park Sooyoung sudah berulang – ulang mengirimkan permohonan penerbitan kepada perusahaan penerbit itu, namun, sudah berulang – ulang juga Park Sooyoung ditolak. Karena kegigihan Park Sooyoung tersebut, akhirnya perusahaan penerbitan itu menyerah. Mereka memutuskan untuk mencetak novel Park Sooyoung yang dianggap memiliki sedikit daya saing, meskipun mereka tau bahwa orang – orang yang akan membeli novel Park Sooyoung adalah orang – orang freak
"Ah... tidak apa – apa. Aku senang kok, editor Kang. Bukankah ini permulaan yang bagus untuk seorang penulis yang baru pertama kali menerbitkan bukunya sendiri?" ucap Park Sooyoung yang diakhiri oleh sebuah tawa hambar.
Sebisa mungkin, Park Sooyoung menahan dirinya agar tidak kecewa
"Dengar, Sooyoung, kau tidak ada salah apapun disini. Jangan pernah menyalahkan dirimu karena novelmu hanya dipesan oleh 20 orang, jangan pernah memikirkan untuk meninggalkan dunia ini. Jangan merasa stress atau terbebani"
Park Sooyoung mengernyitkan dahinya binggung. Saat ini, hendak kemana Kang Seulgi membawa arah pembicaraan mereka ini
"Maksud editor Kang apa? Aku tidak mengerti" ucap Park Sooyoung dengan nada yang terdengar polos
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Cream Cake [VJOY] [#RV1] (REPUBLISH)
FanfictionEntah kenapa, setiap kali Park Sooyoung memimpikan seorang anak lelaki yang selalu meminta dipanggil "Oppa" di dalam mimpinya, Park Sooyoung selalu mendapatkan kesialan dalam hidupnya #1 Big Hit Entertainment (2 Desember 2020, dst.) #1 VJoy (31 Dese...