Extra Part 1

711 111 5
                                    

"Berikan bonekaku!!!"

Seorang anak perempuan dengan rambutnya yang dikuncir kuda berteriak dengan keras kepada seorang anak laki – laki yang sedang berada di hadapannya.

"Tidak! Panggil dulu aku dengan sebutan 'Oppa', baru aku mau mengembalikannya!"

Anak lelaki itu menggangkat tinggi – tinggi boneka beruang berwarna coklat muda – putih itu dengan tangannya.

Anak perempuan itu mendengus kesal. Tingginya yang hanya sebatas bahu anak lelaki itu membuat anak perempuan itu tak bisa menggapai boneka kesayangannya itu. Meloncat – loncat sembari mengulurkan tangannya pun tak membuat anak perempuan itu berhasil meraih boneka itu

"Berikan padaku!"

"Panggil aku 'Oppa'!"

Anak perempuan itu memberikan tatapan anehnya kepada anak lelaki yang sedang berada di hadapannya itu. Mengapa anak lelaki itu ingin sekali disebut 'Oppa'? Meskipun anak lelaki itu memiliki tinggi tubuh yang keterlaluan untuk ukuran anak – anak, namun wajah baby facenya tak akan bisa membohongi usia anak lelaki itu

"Tidak!"

Bugh!

Boneka yang dipegang oleh anak lelaki itu terjatuh dari tangan anak lelaki itu. Boneka itu jatuh tepat di hadapan tiang ayunan yang baru saja dicat di taman bermain itu.

"Bonekaku!"

Baik, anak perempuan itu dan anak lelaki itu sama sama menatap terkejut ke arah boneka beruang yang beberapa detik lalu masih terlihat bersih, namun kini, tubuh beruang itu sudah dinodai oleh cat berwarna biru terang yang terlihat begitu kontras dengan boneka beruang itu

Tes.

Air mata anak perempuan itu meluruh jatuh ketika ia melihat boneka beruang yang baru saja dibelikan oleh ayahnya beberapa hari yang lalu kini terlihat sangat mengerikan. Dengan punggung yang sudah bergetar hebat, anak perempuan itu melangkahkan kakinya mendekati boneka beruangnya yang sudah tergeletak dengan begitu mengenaskan di atas pasir taman itu

Anak perempuan itu merengkuh boneka beruangnya di dalam pelukannya dan kembali menangis hebat. Suara isakannya terdengar begitu jelas, hingga beberapa anak yang sedang bermain di taman itu menatap dirinya serta anak laki – laki yang berada di dekatnya dengan tatapan penasaran, bahkan, ada beberapa dari anak – anak itu yang kini sudah melangkahkan kakinya mendekati anak perempuan itu

Deg. Deg. Deg.

Jantung anak lelaki itu berdebar takut ketika ia melihat anak perempuan manis yang berhasil mencuri perhatiannya itu kini tengah menangis hebat dengan posisi duduk di atas pasir, kepalanya menunduk dan isakan terus keluar dari mulut mungilnya

"Hei! Jangan menangis! Aku bisa meminta papaku untuk membelikanmu boneka baru yang lebih bagus dan mahal dari itu. Boneka jelek itu memang sudah tak layak untuk disimpan lagi" ucap anak lelaki itu dengan wajah angkuhnya, meskipun ia takut, nampaknya, ego masih menguasai dirinya

Anak perempuan itu sepertinya tak mendengarkan rentetan kalimat yang baru saja dilontarkan oleh anak lelaki yang ada di dekatnya. Anak perempuan itu terus menangis dan tangisannya itu membuat anak lelaki yang berada di dekatnya panik

Tanpa pikir panjang, anak lelaki itu ikut menjongkokkan dirinya disamping anak perempuan yang masih setia menangis itu. Jujur, anak lelaki itu sangat ingin menenangkan anak perempuan yang sedang menangis itu, namun sayang, ia tak tau bagaimana caranya untuk menenangkan tangisan anak perempuan itu. Bagi anak lelaki itu, ia lebih suka membuat anak perempuan menangis daripada menenangkan anak perempuan yang sedang menangis

Ice Cream Cake [VJOY] [#RV1] (REPUBLISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang