Bab 22.1 Janji

484 117 10
                                    

Park Minji mengamit lengan Park Sooyoung erat – erat. Jika dihitung – hitung, kedua kakak beradik tersebut sudah memutari pusat perbelanjaan terbesal di Seoul itu selama 1 jam non stop dan mereka belum mendapatkan barang yang mereka inginkan, pakaian baru untuk Park Minji

Sebenarnya, Park Minji tak ingin membeli pakaian baru, meskipun gadis muda itu tau bahwa besok dirinya akan mengikuti audisi di perusahaan hiburan terkemuka di Seoul yang mewajibkan dirinya berpenampilan menarik. Namun, saat Park Minji melihat kakaknya selalu termenung menatap ponselnya sendiri, Park Minji menjadi resah

Jika mereka berdua tetap tinggal di apartemen, bisa saja kan kakaknya itu akan mengalami depresi? Mengingat kakaknya itu selalu menangis tanpa sebab sembari menatap layar ponselnya. Sungguh, Park Minji tak tau permasalahan apa yang saat ini sedang dialami oleh kakaknya itu. Park Minji sangat penasaran namun gadis muda itu tak berani menyuarakan pertanyaannya kepada kakaknya itu, ia tak ingin membuat kakaknya semakin sedih

"Ck. Julukannya saja mall terlengkap tapi sedari tadi, aku tak bisa menemukan pakaian aesthetic disini" ucap Park Minji pura – pura kesal sembari mengerucutkan bibirnya

"Kakak, bagaimana kalau kita pulang saja? Sekarang aku sudah tak mood lagi untuk berkeliling dan mencari pakaian baru" lanjut Park Minji sembari menggoyang – goyangkan lengan Park Sooyoung

"Baiklah"

Park Minji menghela nafasnya dengan kasar dalam hati. Setelah berkeliling mencuci mata di pusat perbelanjaanpun, kakaknya itu tetap tampak lesu dan tak bersemangat. Astaga! Lama – kelamaan, Park Minji bisa bila karena penasaran dengan masalah yang sedang dihadapi oleh kakaknya itu

Park Minji kemudian menggiring Park Sooyoung untuk keluar dari pusat perbelanjaan itu, namun, Park Sooyoung yang tetap berdiri di tempatnya membuat Park Minji tak berhasil membawa kakaknya itu keluar.

Park Minji mengernyit saat ia melihat wajah kakaknya menegang kaku, seperti orang terkejut. Secara natural, Park Minji menggerakkan kepalanya mengikuti arah pandang kakaknya itu.

Seorang gadis kecil.

"Sebentar, aku memiliki urusan kecil" gumam Park Sooyoung tak jelas seraya melepaskan lengannya dari Park Minji

Belum sempat Park Minji menyerukan suaranya, namun kakaknya itu berjalan dengan terburu – buru mendekati gadis kecil itu. Tidak, tidak, kakaknya itu bahkan kini sudah berlari mengikuti gadis kecil itu yang nampaknya hendak meninggalkan pusat perbelanjaan itu

Park Minji tak bisa melakukan apa – apa. Ia hanya berdiri mematung dan menatap kepergian Park Sooyoung dengan sebuah tanda tanya yang besar. Apakah gadis kecil itu termasuk dalam salah satu masalah kakaknya?

Hah.

Park Minji menghela nafasnya dengan kasar, semoga saja permasalahan kakaknya cepat selesai.

...

Park Sooyoung berlari kecil mengikuti jejak Kim Daisy yang sialnya sudah berada jauh dari hadapannya. Hah! Ini semua karena seorang wanita tua yang tadi meminta tolong kepada Park Sooyoung untuk mencari toko pakaian balita. Sungguh, Park Sooyoung ingin menolak member bantuan dan terus berlari mengejar Kim Daisy, namun melihat wanita tua itu yang nampaknya baru pertama kali mengunjungi pusat perbelanjaan besar seperti pusat perbelanjaan ini, mau tak mau, Park Sooyoung pun membantu wanita tua itu.

Park Sooyoung terus berlari kecil hingga kedua mata hitam milik wanita muda itu menangkap Kim Daisy yang hendak masuk ke dalam sebuah mobil mewah. Gadis kecil itu nampak dikelilingi oleh beberapa bodyguard berjas kaku yang memiliki tubuh tegap

"Daisy!"

Park Sooyoung berteriak keras tanpa memperdulikan fakta bahwa saat ini dirinya sedang berada di ruang public. Teriakan Park Sooyoung itu mungkin akan mengganggu kenyamanan orang – orang yang sedang berada di pusat perbelanjaan itu, tapi Park Sooyoung tak peduli.

"Daisy!"

Park Sooyoung kembali berteriak sembari berlari saat ia tak menerima respon dari gadis kecil itu.

"DAISY!"

Kali ini, Park Sooyoung berteriak dengan sangat kuat dan akhirnya, gadis kecil yang hendak masuk ke dalam mobil mewah itu menghentikan gerakannya. Gadis kecil itu memutar tubuhnya dan menatap Park Sooyoung dengan tatapan terkejutnya.

"Daisy!" panggil Park Sooyoung lagi sembari tersenyum lega

"Mommy?" ucap Kim Daisy tak percaya saat ia melihat Park Sooyoung yang sudah sangat dirindukannya selama ini akhirnya menemui dirinya

Tanpa pikir panjang, Kim Daisy langsung berlari kencang menuju Park Sooyoung. Gadis kecil itu berlari sangat kencang, bahkan para bodyguard yang ada disana tak sempat menghalangi langkah lincah gadis kecil itu

Bugh!

Gadis kecil itu menubrukkan tubuhnya ke dalam pelukan Park Sooyoung. Gadis kecil itu memeluk tubuh Park Sooyoung dengan sangat erat. Tanpa diduga – duga, gadis kecil itu sudah mulai terisak – isak kecil.

"Mommy, aku merindukanmu. Kenapa kau tidak mengunjungiku lagi selama ini?" tanya Kim Daisy sembari mendongakkan kepalanya agar dirinya bisa menatap wajah Park Sooyoung yang sangat dirindukannya itu.

Park Sooyoung menggigit bibir bawahnya dalam – dalam agar wanita muda itu tak larut dalam kesedihan dan ikut menangis. Park Sooyoung kemudian berjongkok agar tinggi wanita itu setara dengan tinggi Kim Daisy.

"Aku juga merindukanmu. Maaf aku tak memberitahumu, aku pergi untuk menemui keluargaku" jelas Park Sooyoung lembut sembari mengusap kristal – kristal bening yang tak henti – hentinya menghiasi wajah Kim Daisy

"Tapi.... Hiks... Daddy mengatakan kalau kau sudah tidak menyanyangiku lagi. Kau meninggalkan kami. Apa karena aku terlalu manja?" tanya Kim Daisy di tengah – tengah tangisannya

Tes.

Park Sooyoung sudah tidak bisa lagi menahan air matanya. Sungguh, kini Park Sooyoung menyesali tindakan bodohnya. Seharusnya, ia tak meninggalkan Kim Daisy, gadis kecil itu tak tau apa – apa soal permasalahan Park Sooyoung dengan Kim Taehyung

"Aku menyanyangimu, sangat sangat menyanyangimu"

"Lalu kenapa mommy meninggalkan kami? Aku tak mau kehilangan mommy lagi" ucap Kim Daisy sembari memeluk erat leher jenjang Park Sooyoung dan menyembunyikan kepala kecilnya di ceruk leher itu

"Aku tak akan meninggalkanmu lagi, aku akan selalu bersamamu" ucap Park Sooyoung dengan suara paraunya sembari mengusap – usap lembut punggung kecil Kim Daisy yang bergetar hebat

"Mommy tak akan bisa bersamaku lagi. Sebentar lagi, daddy akan menikah. Aku tak menyukai calon mommy, tapi ibu daddy memaksa daddy untuk menikahinya" jelas Kim Daisy ditengah – tengah tangisannya

Deg.

Punggung Park Sooyoung menegak kaku ketika ia mendengar sederetan kalimat yang baru saja keluar dari mulut gadi kecil yang saat ini sedang merengkuh lehernya dengan erat.

Jadi, Kim Taehyung dipaksa untuk menikah? Tapi kenapa?

"Mommy, mommy tak akan meninggalkanku kan?" tanya Kim Daisy sembari menarik wajahnya dari ceruk leher Park Sooyoung

Wajah sembab milik gadis kecil itu membuat hati Park Sooyoung seperti dicubit. Rasanya sakit. Tangan Park Sooyoung kemudian bergerak untuk menghapus jejak – jejak air mata yang masih tersisa di wajah menggemaskan itu dengan gerakan lembut.

"Aku tak akan meninggalkanmu" ucap Park Sooyoung sembari tersenyum lembut

"Apa mommy bisa berjanji?" tanya Kim Daisy dengan suaranya yang terdengar sangat parau

"Tentu saja. Mommy berjanji"

Ice Cream Cake [VJOY] [#RV1] (REPUBLISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang