Asya berangkat ke sekolah pagi-pagi sekali hari ini, sedangkan yang lainnya masih dirumah, kecuali Rafa yang sudah pergi ke kediaman Alister untuk mengantarkan Keano.
Karena mereka semua akan sekolah, kecuali Vio yang akan ke asrama untuk melihat calon bibit bibit TQWOD yang akan menjadi anggota resmi TQWOD.
"Nyonya, apakah anda tidak membeli tambahan alat dapur, buat apa anda memiliki pembantu?" Tanya Lisa yang datang dari dapur dengan sebuah apel yang dia gigit.
"Berhenti lah memanggil saya nyonya, anda dan teman-teman anda banyak membantu saya dan melindungi saya dan keluarga, jadi panggil saja saya ibu, mama, atau sesuka anda."
"Kalau sesuka saya? Ya sudah nyonya saja, lagian sulit rasanya untuk merubah nya." Sambil tersenyum miring.
"Terserah anda saja nyonya Lisa, oh tadi anda bertanya kenapa pembantu tidak belanja?"
Lisa mengangguk kan kepalanya.
"Semua yang ada di rumah ini adalah target musuh keluarga saya,dan saya tidak mau mereka jadi korban hanya karena masalah keluarga saya."
"Oww,, baik lah, saya belanja nanti anda catatkan saja apa yang perlu saya beli."
"Dika,"
"Iya, ada apa Lisa?"
"Apakah kau kesekolah pagi ini?"
"Tidak, saya mungkin nanti jam 11."
"Bisa kah kau menemani ku belanja? Disini persiapan makanan sudah tinggal sedikit."
"Baiklah, jam berapa?"
"Setengah 8 kau sudah harus di supermarket, sekalian kau bawa 2 anak buah, seperti nya kita akan berbelanja banyak."
"Baik lah, apakah kau perlu di jemput?"
"Tidak usah, nanti aku akan pakai mobil sendiri."
"Baik lah."
Lisa pergi ke kamarnya, ah bukan kamarnya tapi kamar dia yang disediakan oleh keluarga Alister.
Saat berada di tangga tengah dia bertemu dengan tuan Alister atau suami dari Zahia Alister yang bernama Alaric.
"Mau kemana kau Lisa?" Tanya tuan Alister.
"Mau belanja bahan makanan."
"Tapi bagaimana jika nanti anda kenapa-napa di jalan?"
"Tenang saja, saya akan aman."
Alaric cuma bisa mengangguk kan kepalanya sedikit ragu, karena mereka belum mengetahui bagaimana status Lisa dan Asya ddk.
//
Sedangkan di EHS Asya dan Iqbaal sedang mengendap ngendap masuk ke ruang guru dan entah apa yang dia cari disana.
Awalnya Asya memang sendirian, tapi disaat Asya masuk ke gedung IPS karena itu adalah jalan alternatif untuk masuk lewat pintu belakang ruang guru ternyata sudah ada Iqbal di sana.
Dan terjadilah mereka untuk melakukan nya secara bersama-sama.
Dan beruntung nya bayangan hitam itu sudah beberapa waktu belakangan ini tidak ada datang, dan hal itu membuat Euna dan yang lainnya cukup lega, walaupun ada yang ber opini bayangan itu baik tapi tetap saja mereka masih merasa sedikit takut, apalagi mengingat bagaimana mimpi mereka.
Tapi mereka juga masih tetap waspada, mengingat apa yang dikatakan oleh bayangan itu pada Asya.
"Ketemu." Gumam Asya sambil tersenyum licik.
"Ini akan sangat membantu memperlancar membongkar kedok kalian semua." Sambil memainkan benda kecil tersebut, tidak terlalu jelas karena Asya memain-mainkan nya.
"Iqbal, ayo keluar, sudah ketemu."
"Kita tidak bisa lewat pintu belakang, ada beberapa siswa."
Asya berjalan ke arah pintu depan atau utama, tapi yang ada adalah guru yang mendekat dan juga murid IPA yang berkeliaran.
"Sial!" Umpat Asya.
Iqbal berlari dan menarik Asya naik ke atas meja paling pojok, dan Asya paham jalan pikiran Iqbal.
Mereka memanjat pinggir jendela dan naik keatas lemari tinggi hati-hati, dan sampai lah mereka di loteng kantor guru.
Sebenarnya pojokan itu tidak bolong loteng nya, melainkan sebuah pintu yang bisa terbuka apabila orang dihadapan nya itu Asya, Euna, Vio, Bela dan Steva.
Iqbal bisa mengetahui disitu ada pintu, karena gelang Asya hidup lampu merah kecil dan kelap-kelip dan pojokan loteng juga sama.
Jadi Iqbal merasa itu ada hubungannya, makanya menarik Asya kesitu.
Mereka berjalan hati-hati melewati loteng, karena mereka sudah mendengar beberapa guru dibawah.
"Queen, apakah kau sudah menghapus hasil rekaman CCTV tadi?"
"Tenang saja, kamera sudah aku matikan dan juga sudah aku aktifkan kembali."
"Baik lah."
Karena loteng tersebut tidak pas dengan tinggi mereka, jadi mereka sedikit menunduk untuk berjalan dengan cahaya dari senter handphone mereka yang menerangi.
"Bagaimana kita turun nya Queen? Apakah nanti setelah sekolah pulang?" Tanya Iqbal karena memang belum mengetahui betul semua sudut EHS.
"Kau tenang saja, kita akan sampai di Refftop nanti."
"Bagaimana mungkin? Refftop di lantai 4 sedangkan ini dilantai 2."
"Kau ikuti saja, ada tangga tersembunyi tapi sedikit sempit."
"Baik lah."
//
"Bagaimana ini? Mereka belum juga kembali, jangan-jangan Asya ketahuan." Cemas Steva.
"Tidak mungkin, mereka pasti aman."
"Mereka siapa?" Tanya Rafa yang baru datang dan duduk di atas meja menghadap Steva dan Euna.
"Queen dan Iqbal."
"Bukannya dia sendirian?"
"Nggak, tadi Iqbal memberi tahu bahwa dia akan ikut bersamanya."
•
•
•
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑪𝑶𝑶𝑳 𝑮𝑰𝑹𝑳𝑺 (𝑻𝒉𝒆 𝒄𝒉𝒊𝒍𝒍 𝒐𝒇 𝒇𝒊𝒗𝒆 𝒘𝒐𝒎𝒆𝒏)
Teen Fiction>>>Ø₦ ₲Øł₦₲<<< •••••••••• ₥ł₦ł₥₳Ⱡ 5 ₱₳Ɽ₮ ₴Ɇ₥ł₦₲₲Ʉ! •••••••••• 𝑲𝒆𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒅𝒖𝒏𝒊𝒂 𝒎𝒂𝒇𝒊𝒂 𝒅𝒆𝒎𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒖𝒏𝒈𝒌𝒂𝒑𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒋𝒂𝒅𝒊𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒔𝒂𝒍𝒂𝒍𝒖. 𝑻𝒂𝒑𝒊 𝒅𝒊𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒖𝒏𝒈𝒌𝒂𝒑𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒋𝒂𝒅�...